Kamis, 15 Juni 2017

SUKU MINANGKABAU DI SUMATRA BARAT

40 HARI MENGASIHI BANGSA DALAM DOA -- SELASA, 13 JUNI 2017

SUKU MINANGKABAU DI SUMATRA BARAT

"Ya Tuhan, biarlah kiranya anak ini lahir sebagai seorang gadis!" Setelah memiliki empat anak laki-laki, Dedi dan Putri berdoa dengan sungguh-sungguh, memohon agar anak kelima mereka adalah seorang gadis.

Meskipun merupakan kelompok masyarakat Muslim yang kuat, orang Minangkabau di Sumatra Barat lebih menginginkan anak perempuan daripada anak laki-laki -- dalam kebudayaan Islam di tempat lain, umumnya anak laki-lakilah yang lebih diinginkan. Hal ini dikarenakan Islam di Sumatra Barat telah terikat dengan budaya matrilineal yang kuat, dengan warisan diteruskan kepada putri tertua. Saat anak laki-laki bertumbuh dewasa dan pergi jauh untuk menemukan keberuntungan mereka, anak-anak perempuan tetap tinggal bersama orang tua mereka, dan ketika mereka menikah, suami mereka pindah ke rumah keluarga. Sering kali, kerabat yang ada hubungan darah dianggap lebih penting daripada suami baru, yang sering dipandang sebagai tamu di rumah keluarga.

Meskipun ikatan keluarga di kota-kota besar melemah, namun setiap anggota dalam keseluruhan rumpun-suku masih diperlukan persetujuannya jika akan menjual sebidang tanah milik keluarga. Ikatan keluarga ini bisa menjadi jalan masuk untuk Kabar Baik dapat diberitakan secara luas, tetapi itu sekaligus juga dapat menjadi satu hambatan terbesar bagi umat Islam untuk percaya Injil. Takut berbeda pemikiran dan takut dikucilkan menghambat banyak orang untuk menjelajah/meneliti keyakinan mereka.

Ketika orang Minangkabau menjadi pengikut Kristus, biasanya mereka segera ditolak oleh keluarga mereka. Jika suami bertobat, bisa jadi istrinya akan menceraikan dia. Jika seorang wanita menjadi percaya, dia akan kehilangan warisannya.

Di antara lebih dari 8 juta orang Minangkabau, terdapat orang Kristen yang jumlahnya tidak lebih dari 1.000 jiwa. Banyak di antara orang Kristen itu adalah wanita Minangkabau yang menikah dengan pria Kristen dari kelompok masyarakat lainnya, dan dengan demikian, ia menjadi Kristen.

Mari kita berdoa:

- Perempuan menikmati peran penting dalam masyarakat Minangkabau. Berdoa agar para wanita yang memiliki pengaruh ini akan menjadi panutan yang baik.

- Untuk inti kebudayaan Minangkabau yang ditarik ke berbagai arah yang berlainan: ke arah tradisi masa lalu, ke arah tradisi Islam Arab yang lebih ortodoks, dan ke arah yang menuju globalisasi dan budaya Barat.

- Untuk seluruh anggota keluarga, bukan hanya satu-dua yang terpisah, agar mereka mengalami hidup baru di dalam Yesus.

Tidak ada komentar: