Sabtu, 27 Mei 2017

Shelter of the Most High

Shelter of the Most High
Introduction

(En EspaƱol)
The Bible warns of the time before Christ's return when Satan shall be cast to the earth. The devil, in ever-increasing rage, will come, "having great wrath, knowing that he has only a short time" (Rev. 12:12). While many search to know the specific timing of this event, one thing is obvious: in today's world, evil has become more aggressive than ever.
Thus it is imperative that we who have set our hearts on Christ learn how to abide in the living presence of God. For it is only in Him that we find the place of safety from the increasing darkness.
When I speak of protection, however, I do not mean that while on Earth we will escape suffering. Many will face persecution and even death for Jesus's sake, as the Scriptures warn: "All who . . . live godly in Christ Jesus will be persecuted" (2 Tim. 3:12). Nor should we expect to find a spiritual reality where we are so "spiritual" that the world finally loves us. If the enemies of God hated Jesus, they will hate us as well (John 15:18-19). Yet there is a place of immunity. It is here, in the shelter of the Most High, that the Lord bids us to abide.
Let me also emphasize that we do not need unusual, personal conflict to desire to abide in the presence of God. Vision compelled by hunger can also take us there. Worship and a pure heart can lift us Godward. Yet whether we are driven toward the stronghold of God because of problems or passion, there is a holy place where the divine presence becomes our shelter.
Once we have found this secret place in God, nothing we encounter in life can truly defeat us; God Himself preserves us in all things. In every distress or devilish plot aligned against us, we emerge as "more than conquerors" (Rom. 8:37, KJV). In God's shelter, the redemptive power of Christ reverses the plans of Satan, annulling both the assault of the enemy and its aftereffects.
Beloved, even now you may be in a place of isolation, fear, or defeat. Yet your current condition is not a limitation to the Almighty. From where you are, you can reach the place of spiritual immunity: the shelter of the Most High.
~  ~  ~  ~  ~  ~  ~  ~  ~  ~  ~  ~
Adapted from Francis Frangipane's book, The Shelter of the Most High, available at www.arrowbookstore.com.
~  ~  ~  ~  ~  ~  ~  ~  ~  ~  ~  ~
Save up to 45% this week
Limited time offer
The Shelter of the Most High
Is there a spiritual place, a shelter, where God actually keeps us, "and the evil one does not touch" us (1 John 5:18)? Yes, there is a place in the heart of God where we can find immunity and protection, where we are literally surrounded by the Lord's presence. Once we enter this place, nothing can defeat us. Twenty-one profound chapters, each highlighting a different dimension of our Father's love and protection, each well able to escort you into the warmth and safety of the shelter of the Most High.

Book $8.45 (Retail $13.00)
Ebook $7.15 (Retail $13.00)
~  ~  ~  ~  ~  ~  ~  ~  ~  ~  ~  ~
The Shelter of the Most High
Audio Companion Teaching
As trouble escalates in the world, we are all looking for a place of immunity and protection. In The Shelter of the Most High, Francis gives trustworthy, biblical evidence in the midst of all our uncertainties and fears there is an available shelter from God to shield us. Once you've found this place, nothing you encounter can defeat you. From wherever you are, you can reach - and remain in - the shelter of God.
These companion messages expand upon the material covered in the book, The Shelter of the Most High.
Message titles:
Healing in Horeb  |  Opportunity in the Secret Place  |  The Lord Indeed is Good  Perpetual Rescue |  Significant to God |  Abiding in God's Love
Check Your Attitude  |  Immunized from Assault  |  New Every Morning
Greater Immunity  |  A Thought Concerning Criticism  |  Christ in You
Identified with Heaven
CD Series - $22.75 (Retail $35.00)
Audio Series MP3 Download - $11.38 (Retail $17.50)
~  ~  ~  ~  ~  ~  ~  ~  ~  ~  ~  ~
The Power of Covenant Prayer

Gain the victory over the effect of curses. The section on persevering prayer is a must for anyone serious about attaining Christlikeness. The second part is the conclusion of a teaching on spiritual protection. Powerful insights on the nature of curses and how to walk in spiritual victory and freedom.
Book - $6.50 (Retail $10.00)
Ebook - $5.50 (Retail $10.00)
~  ~  ~  ~  ~  ~  ~  ~  ~  ~  ~  ~


Two Book Package
The Shelter of the Most High
and
The Power of Covenant Prayer
Both books $14.26 (Retail $23.00)
 

APLIKASI CERITA INJIL AUDIO, KOMIK KITAB SUCI, DAN KOMIK YESUS HIDUP

40 HARI MENGASIHI BANGSA DALAM DOA -- SABTU, 20 MEI 2017

APLIKASI CERITA INJIL AUDIO, KOMIK KITAB SUCI, DAN KOMIK YESUS HIDUP
Ditulis oleh: Liza

Teknologi terus berkembang dari waktu ke waktu. Alkitab, pada saat ini, tidak lagi hanya dapat dibaca, tetapi juga didengar. Yayasan Lembaga SABDA mengembangkan tiga aplikasi agar Alkitab dapat dibaca dan dipelajari dengan cara berbeda, serta dipakai sebagai bahan untuk menyebarkan Kabar Baik. Tiga aplikasi tersebut, di antaranya adalah Cerita Injil Audio, Komik Kitab Suci, dan Komik Yesus Hidup.

1. Cerita Injil Audio

Aplikasi ini menyediakan cerita-cerita Alkitab bergambar yang dilengkapi dengan ratusan audio dan ilustrasi sehingga memudahkan kita mengenal Firman Allah dan siapakah Tuhan Yesus Kristus.

2. Komik Kitab Suci

Aplikasi Komik Kitab Suci sangat cocok untuk anak-anak remaja karena cara penyajiannya yang lucu dan segar dengan penggunaan bahasa yang sederhana dan "gaul". Aplikasi ini menyajikan seri cerita Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dengan gaya gambar yang disukai anak-anak. Melalui cerita-cerita Alkitab ini, kita akan dituntun untuk mengenal kebenaran Alkitab dengan cara yang sederhana dan menyenangkan, sesuai perkembangan zaman.

3. Komik Yesus Hidup

Komik "Dia Hidup di Antara Kita" menampilkan ilustrasi menakjubkan yang disertai dengan dialog. Ilustrasi ini akan menjamah hati, mengubah hidup, dan mengubah kehidupan pembacanya pada masa depan. Buku ini sudah dicetak sebanyak lebih dari 18 juta eksemplar dalam 27 bahasa. Sekarang, telah tersedia aplikasinya, yaitu aplikasi Komik Yesus Hidup. Komik ini berisi Kabar Baik yang dapat diterima oleh segenap lapisan masyarakat Kristen, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Cerita-cerita Alkitab ini telah diurutkan secara sistematis, mulai dari kisah kelahiran Yesus sampai kenaikan Yesus ke surga (127 halaman).

Gunakan, baca, dan bagikan informasi ini kepada rekan, keluarga, teman, anak-anak, terutama mereka yang yang ingin mengenal Tuhan dengan cara belajar masa kini.

Untuk mengenal lebih jauh cara penggunaan aplikasi ini, silakan mengunjungi halaman-halaman berikut ini:
- Halaman utama situs Android: http://android.sabda.org

Pokok Doa

1. Berdoalah agar aplikasi ini boleh menjadi alat untuk menjangkau jiwa, terutama generasi digital/Generasi Z.

2. Berdoalah agar para pengguna aplikasi ini tergerak hatinya untuk membagikannya kepada anak-anak Tuhan lainnya sehingga iman mereka dapat bertumbuh.

2. Berdoalah untuk para pelayan Tuhan di bidang teknologi agar Kabar Baik boleh semakin tersebar melalui pelayanan mereka.


PANDANGAN YANG LEBIH DEKAT

40 HARI MENGASIHI BANGSA DALAM DOA -- SABTU, 20 MEI 2017

DOA DAN MISI ALLAH: PANDANGAN YANG LEBIH DEKAT

Doa digunakan oleh Allah untuk membawa umat-Nya sejajar dengan misi-Nya. Penting untuk kita ingat bahwa doa bukanlah kuasa yang melaluinya kita memaksa Allah untuk bertindak sesuai dengan keinginan kita. Sebaliknya, dengan berkomunikasi bersama Allah, semangat-Nya menjadi semangat kita. Orang-orang percaya mendapatkan kesempatan untuk mendengarkan dan berbicara kepada Tuhan semesta alam dalam doa untuk mendapatkan tuntunan Roh Kudus. Ini bukanlah aktivitas iman kita, tetapi bagian dari relasi yang kita miliki bersama Kristus.

Doa adalah suatu kegiatan yang sering kali dianggap sebagai sesuatu yang mengarahkan hanya pada sisi kehidupan pribadi orang percaya. Jika kita memandang doa hanya sebagai disiplin internal, kita bisa kehilangan pandangan tentang bagaimana Allah dapat menggunakan doa sebagai sarana untuk mengaitkan kita dalam misi-Nya dengan cara yang membentang melampaui pertumbuhan rohani kita sendiri. Ketika kedewasaan kita dalam Kristus berkembang melalui kegiatan doa bersama, hal tersebut pasti membuat kita melihat dunia dan manusia sebagaimana Kristus melihatnya.

Misi yang ditugaskan kepada gereja memiliki permulaannya dalam pemikiran Allah, dan karena itu harus diarahkan oleh-Nya. Dalam doa, sering kali orang-orang Kristen ingin datang ke tempat yang benar-benar bebas kepada Roh Allah. Dalam Efesus 6:18, orang-orang percaya dipimpin untuk "berdoalah setiap waktu di dalam Roh". Dengan berdoa sesuai dengan semangat dan dalam kekuatan Roh Kudus, kita menyerahkan keinginan kita kepada rencana dan tujuan-Nya.

Kita juga harus ingat bahwa melalui doa, Allah mengaitkan kita dengan hati-Nya untuk gereja juga. Dalam Kisah Para Rasul 6:18, Paulus juga menuliskan bahwa kita harus bersyafaat "untuk semua orang kudus". Bagian penting misi Allah adalah gedung gereja-Nya. Dalam konteks yang lebih luas dari Efesus 6:10-20, pengajaran yang disampaikan adalah tentang peperangan rohani yang dialami orang-orang percaya dan gereja. Dalam pengajaran Paulus kepada jemaat Efesus, doa memainkan peranan penting dalam pembelaan terhadap saudara seiman kita.

Terkait dengan kegiatan misi, Paulus menaikkan doa sehingga ia akan mengaitkan pembicaraan tentang Injil dengan baik dan dengan keberanian (Efesus 6:19-20). Tidak diragukan, gereja harus belajar memahami budaya dan pelayanannya dengan kebaikan kepada orang-orang di sekitar kita. Namun, ujung tombak pengajaran yang umum bagi kita adalah menyampaikan tentang kebesaran karya Kristus atas nama kita. Kita adalah duta-duta yang berbicara atas nama Raja kita dan dengan otoritas-Nya. Untuk melakukannya dengan baik seperti yang diminta Paulus, kita harus mendapatkan manfaat dari doa syafaat yang dilakukan oleh jemaat. Umat percaya harus berdoa untuk satu dengan yang lain dan meminta doa dari satu dengan yang lain untuk ikut serta dengan efektif dalam misi Allah.

Tindakan dan hasil doa adalah sebuah peristiwa yang misterius. Allah telah memilih media ini, yang melaluinya, Ia akan memberikan semangat kepada orang-orang percaya bagi misi-Nya dan mendewasakan mereka dalam iman. Apakah Anda sudah disemangati melalui doa?

Diambil dari:
Nama situs: Doa
Judul asli artikel: Prayer and the Mission of God: A Closer Look
Penulis artikel: Ed Stetzer
Tanggal akses: 27 April 2017


Sindhi in United States

Sindhi in United States
In a way, all Indians are Sindhis, because territorially they derive their identity from the river Sindhu or Indus. However, there is one community known as the Sindhi. Social division exists on the basis of occupation. The prevailing religion of the Sindhi is a blend of two faiths. They worship Shiva, the river god Jhulelal, and Mother goddess.
Ministry Obstacles
Sindis in the United States may encounter only nominal Christians, presenting a partially false picture of who Christ is and what He accomplished on the cross.
Outreach Ideas
There are many zealous Christian believers in the United States. Pray that some be given a heart to carry the Gospel message to the Sindhi.
Pray for the followers of Christ
Pray for the few Christian believers among the Sindhi in the U.S., that they will be properly instructed in the faith and will grow into mature believers, honoring Christ with the quality of their lives. Pray they will know Christ's love that surpasses knowledge.
Pray for the entire people group
Pray that each individual of the Sindhi community will increasingly realize his or her opportunity to know forgiveness of sin and new life found in Jesus Christ.
Scripture Focus
"Truly I say to you, to the extent that you did it to one of these brothers of Mine, even the least of them, you did it to Me." Matthew 25:40

 

People Name: Sindhi
Country: United States
10/40 Window: No
Population: 5,900
World Population: 97,000
Language: Sindhi
Primary Religion: Hinduism
Bible: Complete
Audio NT (FCBH): Yes
Jesus Film: Yes
Audio Recordings: Yes
Christ Followers: Few, less than 2%
Status: Unreached
Progress Level:

SUKU YALI

40 HARI MENGASIHI BANGSA DALAM DOA -- MINGGU, 21 MEI 2017

SUKU YALI
Dirangkum oleh: Ariel

Pendahuluan/Sejarah

Yali atau Yalimo berasal dari kata "Yali" yang berarti 'tempat matahari terbit' (timur) dan suku kata "mo" dari morfem "mu" yang menunjukkan tempat. Jadi, secara harfiah, Yalimu adalah nama salah satu kelompok masyarakat atau suku yang mendiami daerah yang dianggap paling timur di Pulau Papua. Nama Yali juga diambil dari bahasa yang digunakan oleh orang Yali sebagai alat komunikasi mereka. Nama Yali atau Yalimu tidak diberikan setelah masyarakat Yali mengenal Injil, tetapi sudah ada sejak nenek moyang orang Yali memilih dan menempati daerah Yali sebagai daerah mereka.

Kehidupan

Suku Yali membentuk kampung-kampung kecil yang tersebar di daerah pegunungan tengah di sekitar lembah raksasa Baliem. Namun, orang Yali juga terbagi-bagi menurut bahasa, dialek, dan budayanya, antara lain, Yali Mek dan Yali Moo. Masyarakat Anggruk sendiri memilih disebut Yali saja.

Seni dan Budaya

1. Pernikahan

Dalam pernikahan, masyarakat suku Yali menggunakan "wam" (babi) sebagai mas kawin. Namun, sangat disayangkan, budaya ini lambat laun mengalami pergeseran.

2. Kesenian

Kesenian masyarakat Yali adalah Yunggul (dansa) yang dilakukan dengan berlari kecil sambil berkeliling. Senjata masyarakat suku Yali adalah busur dan panah. Masyarakat Yali mempelajari obat–obatan tradisional, seperti Yabi, yaitu sejenis daun gatal yang digunakan untuk obat sakit badan dan penyakit lainnya.

Kepercayaan

Sebelum Injil masuk, masyarakat suku Yali menganut kepercayaan animisme seperti masyarakat Papua pada umumnya. Mereka sangat percaya kepada benda atau makhluk hidup lain yang disebut sebagai "Kembu", yang dipercaya sebagai Tuhan mereka. Jika mereka sakit, mereka memberikan korban persembahan kepada Kembu tersebut, yaitu berupa babi (wam) yang langsung disembelih dan diserahkan kepada kepala suku (Yuwa Enap). Babi tersebut tidak boleh disentuh oleh kaum wanita (homi, hweap). Yuwa adalah rumah adat laki-laki, dikhususkan untuk kaum laki-laki dan Kembu mereka. Kembu adalah penyembahan yang sangat nyata. Jika berperang, mereka akan memakai kekuatan dari Kembu, dan Kembu dipercaya selalu menyatakan dirinya sesuai dengan kepercayaan mereka. Namun, setelah Injil masuk, 99% masyarakat suku Yali memeluk agama Kristen Protestan.

Berikut ini adalah beberapa referensi yang bisa Anda gunakan untuk mengetahui lebih jauh tentang suku Yali serta beberapa media untuk melakukan penginjilan kepada suku ini:
- Audio kisah-kisah Alkitab dan pelajarannya: https://globalrecordings.net/en/language/4239

Pokok Doa
1. Berdoalah kepada Tuhan Yesus supaya suku Yali dapat terus menumbuhkan iman mereka dalam Kristus.

2. Berdoalah kepada Tuhan Yesus supaya suku Yali, yang masih terikat pada kepercayaan animisme, mendapat kesempatan untuk beroleh terang Injil, bertobat, dan percaya kepada Kristus.

3. Mari kita berdoa agar Tuhan menyediakan sarana, prasarana, dan keterampilan hidup yang dibutuhkan suku Yali guna meningkatkan mutu kehidupan serta kesejahteraan sosial mereka.

Dirangkum dari:

Shixing in China

Shixing in China
The area inhabited by the Shixing has a long and rich history. Their villages are "guarded by watchtowers erected by powerful Naxi kings several hundred years ago." The Naxi's interest in the region may have been due to the abundance of gold once found in the Shou Chu River. There has never been a known believer or Christian fellowship among the Shixing people.
Ministry Obstacles
The Shixing have no background in monotheism - there is much to correct in their worldview.
Outreach Ideas
Han Chinese believers may be able to carry the message of salvation to their Shixing neighbors.
Pray for the followers of Christ
Pray for the believers that will one day emerge among the Shixing, that pastors and teachers are even now being prepared for them.
Pray for the entire people group
Pray the Shixing will awaken to their need for life as found in the one who is "the Way, the Truth, and the Life."
Scripture Focus
"Ask of Me, and I will surely give the nations as Your inheritance, and the very ends of the earth as Your possession." Psalm 2:8

 

People Name: Shixing
Country: China
10/40 Window: Yes
Population: 3,500
World Population: 3,500
Language: Shixing
Primary Religion: Buddhism
Bible: Questionable Need
Audio NT (FCBH): No
Jesus Film: No
Audio Recordings: No
Christ Followers: Few, less than 2%
Status: Unreached
Progress Level:

The Gift of Christ

The Gift of Christ
by Chip Brogden
I am afraid that we do not truly appreciate the fact that God has never given us things, but has summed up everything into Christ, having poured Himself into His Son.

Having the Son, possessing the Son, being one with the Son, we have and possess everything God is. It never has been a question of seeking ten, one hundred, or one thousand different things from God. If we do not know from our experience, we should at least know from the Scriptures, that Christ is the Gift of God. Then our experience will come into line with God’s Thought.

If you are used to seeking spiritual “things” (love, joy, peace, anointing, power, blessing, etc.) then this message is particularly for you, but we all stand to benefit from being reminded constantly that Christ is God’s One Gift.

CLICK BELOW TO READ MORE:


​​​​​​​I am your brother,
Image
Chip Brogden 

Why Does God want us to Pray for Others?

Why Does God want us to Pray for Others? (Writer's Opinion)

By Carol Round, Special to ASSIST News Service
GROVE, OK (ANS – May 21, 2017) -- “Pray much for others; plead for God’s mercy upon them; give thanks for all he is going to do for them” -- 1 Timothy 2:1 (TLB).
Prayer Carol RoundI listened as a friend prayed with me over the phone about a family situation. Melita is a true prayer warrior, and I treasure our bond as sisters-in-Christ.
I had called, leaving a voice message when she didn’t answer. I didn’t expect to hear back until the next day. It was late. However, my friend returned the call before she retired for the night. I was humbled by this beautiful friend’s willingness to return my call so late, even though she has to rise early each morning for work.
Having friends who will stand with you during trials is important. Even more important are those who will drop what they are doing to pray with you when asked.
I’ve learned to pray immediately when someone texts, emails or calls asking for prayer. If I don’t pray at the time of the request, I forget. I also add the person’s name and request to my list so I can continue to pray for God’s intervention or direction for an individual.
God instructs us to pray for others in several places in the Bible. In James 5:16, the apostle writes: “Admit your faults to one another and pray for each other so that you may be healed. The earnest prayer of a righteous man has great power and wonderful results.”
When asked to pray for someone I’ve never met—usually through email or a private message on Facebook—I not only pray for that person’s need, but I also ask them to let me know the outcome. Sometimes, I hear back the same day. Other times, it’s months or even years before I know the results.
In an article by Mike Bennett, he writes, “...intercessory prayer reflects God’s own character of outgoing love and mercy. God wants us to think like He does, and praying for others helps us to think beyond ourselves and to grow in compassion for others.”
Bennett offers these biblical principles for effective intercessory prayer. We should pray:• From the heart.
• Regularly. In the Lord’s Prayer, Jesus told us to pray, “Give us this day our daily bread.” We should pray for our needs and the needs of others every day.
• In detail. God wants us to come to Him with all our specific requests because He likes to hear from us and to know what is important to us.
• With faith. We must believe our all-powerful God loves the people in our prayers.
• With love. Godly love is totally unselfish—the essence of God’s character.
• Fervently. James 5:16 tells us “the effective, fervent prayer of a righteous man avails much.”
• With a desire to help where we can. Although this might include physical help and encouragement, it’s not wrong to tell someone you’re praying for him or her.
• Occasionally, with fasting. I’ve fasted when a situation is serious to draw closer to God and present my supplication to Him.
Are you praying for others today?
Photo captions: 1) God calls us to pray for others. (https://lifehopeandtruth.com). 2) Carol Round.
Carol Round very smallNote: I always love hearing from my readers. Please feel free to email me at carol@carolaround.com with your thoughts, or visit my blog for more inspiration at www.carolaround.com.
** You may republish this and any of our ANS stories with attribution to the ASSIST News Service (www.assistnews.net). Please also tell your friends and colleagues that they can receive a complimentary subscription to our news service by going to the ANS website (see above) and signing up there.

MISIONARIS ASING DI INDONESIA

40 HARI MENGASIHI BANGSA DALAM DOA -- SENIN, 22 MEI 2017

MISIONARIS ASING DI INDONESIA
Ditulis oleh: N. Risanti

Indonesia telah menjadi ladang pekerjaan misi semenjak abad ke-16. Hal itu terjadi seiring dengan kedatangan pedagang-pedagang Portugis ke wilayah nusantara untuk mencari rempah-rempah. Maluku menjadi wilayah pertama yang menghasilkan petobat baru, dengan dibaptisnya orang Katolik pertama, Kolano Mamuya (seorang kepala kampung), beserta seisi kampungnya setelah menerima pemberitaan Injil dari Gonzalo Veloso pada tahun 1534. Lalu, terjadilah gelombang kedatangan biarawan-biarawan Fransiskan dan Fransiskus Xaverius untuk menginjili Kepulauan Ambon, Saparua, dan Ternate. Indonesia Timur, dengan demikian, menjadi wilayah Indonesia yang pertama-tama mengenal terang keselamatan dari Tuhan. Sebagai dampak dari hal tersebut, Indonesia Timur saat ini menjadi wilayah yang memiliki jumlah populasi dengan angka kekristenan tertinggi di Indonesia. Kemudian, setelah VOC, yang dikuasai oleh golongan Protestan, memukul mundur kekuasan Portugis di Indonesia, gereja Katolik dilarang berkarya di berbagai wilayah, kecuali di wilayah Flores dan Timor, yang tidak termasuk dalam wilayah VOC. Seiring berjalannya waktu, pendeta-pendeta Protestan dari Belanda serta Jerman mulai menjalankan misi pekabaran Injil di seluruh wilayah Indonesia. Era misi Zending kemudian mewarnai pekerjaan misi di berbagai wilayah di Indonesia dengan melakukan berbagai karya, termasuk pendidikan untuk anak-anak. Pekabaran Injil di Indonesia pun mencapai puncaknya pada abad ke-19. Meski pada awalnya pekerjaan misi sangat kental dengan nuansa politik, ekonomi, etnologis, dan militer, tetapi Tuhan tetap bekerja bagi bangsa Indonesia melalui berbagai situasi yang ada.

Banyak orang menjadi percaya sehingga gereja-gereja, sekolah, rumah sakit, serta yayasan Kristen berdiri untuk ikut mendukung misi pekabaran Injil. Misionaris-misionaris, seperti: Joseph Kam, Ingwer Ludwig Nommensen, Robert A. Jaffray, Don Richardson, dan masih banyak nama lain yang tidak kita ketahui, adalah orang-orang yang menjadi alat Allah untuk memperkenalkan Injil dan kerajaan-Nya kepada masyarakat Indonesia di berbagai wilayah. Mereka adalah orang-orang yang dipanggil secara khusus oleh Allah untuk datang ke Indonesia, meninggalkan kenyamanan hidup di negaranya, dan tinggal bersama suku-suku yang belum mengenal Kristus. Cuaca panas, ancaman penyakit-penyakit tropis, bahkan ancaman terhadap keselamatan nyawa menjadi bagian yang sering kali harus mereka terima sebagai misionaris, terutama di daerah pedalaman yang tertinggal dari segi sarana prasarana. Selain itu, mereka juga harus tinggal selama bertahun-tahun bersama masyarakat setempat, mempelajari budaya dan bahasa mereka. Mereka juga menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa setempat serta mengerjakan karya-karya sosial di bidang kesehatan, pendidikan, dan keterampilan. Meski ada banyak wilayah di Indonesia yang belum menerima Injil karena alasan kultural, sistem religi, dan persoalan politik, tetapi Injil sudah dibagikan oleh para misionaris ini kepada masyarakat Indonesia di berbagai wilayah. Mari terus doakan supaya pekerjaan Injil dapat terus dilakukan di Indonesia.

Sebagai negara kepulauan yang memiliki banyak suku, bahasa, budaya, adat, serta pola pikir yang sangat beragam, Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki tantangan misi tersendiri bagi para misionaris. Sebagai contoh, dengan 719 bahasa daerah yang dimiliki, ada banyak penutur asli di Indonesia yang memiliki kebutuhan untuk memiliki Alkitab dalam bahasa suku mereka sendiri, yang belum terpenuhi sampai saat ini. Dari 719 bahasa tersebut, hanya sekitar 133 bahasa yang memiliki sebagian terjemahan Alkitab, dan baru 17 daerah yang memiliki terjemahan Alkitab lengkap. Sebagai dasar bagi penyebaran Injil, tentu para misionaris asing ini juga membutuhkan Alkitab dalam bahasa suku yang akan mempermudah pekerjaan mereka untuk memperkenalkan kebenaran sejati kepada para penutur asli. Menarik untuk diketahui dari berbagai fakta sejarah dan statistik, ada banyak suku di banyak daerah pedalaman di Indonesia yang justru pertama-tama mengenal Kristus melalui karya para misionaris ini. Sungguh, kita patut bersyukur kepada Tuhan untuk karya dan pekerjaan-Nya yang dilakukan melalui para misionaris di Indonesia.

Pokok Doa

1. Berdoalah bagi para misionaris dan keluarganya. Kiranya Tuhan senantiasa memelihara kehidupan dan sukacita mereka di tengah-tengah berbagai kendala dan pergumulan yang harus mereka hadapi.

2, Mari berdoa bagi yayasan-yayasan misi yang menjadi badan pengutus/pengirim para misionaris. Kiranya Tuhan terus memelihara karya dan pekerjaan mereka di Indonesia dan berbagai bangsa.

3. Berdoalah bagi para misionaris yang harus menghadapi berbagai ancaman serta penolakan dari berbagai pihak yang menentang keberadaan mereka. Kiranya Tuhan Yesus terus melindungi, menjaga, dan memberi kekuatan kepada mereka untuk terus memberitakan Injil.

Azerbaijani in Azerbaijan

Azerbaijani in Azerbaijan
The homeland of the Azeris was first conquered by the Persians in the sixth century BC. Islam was introduced into the area during the seventh century, AD. Azerbaijani settlements were traditionally divided into villages made up of extended families. In an attempt to protect their culture, marriage within the family was encouraged, often between cousins. Religious practices are less restrictive of women's activities than in some Muslim countries. Many women have jobs outside the home.
Ministry Obstacles
The Azeris have centuries of historical commitment to Islam, not easily changed.
Outreach Ideas
Georgian Christians may be able to carry the Gospel message to the Azeris. Gospel radio may also be helpful.
Pray for the followers of Christ
Pray for the followers of Jesus among the Azeri, that they will faithfully fellowship together, be well-taught in the Scriptures, and grow to become mature in the Lord. Pray they will be made new in the attitude of their minds.
Pray for the entire people group
Pray that the Azeris will increasingly be drawn to Isa (Jesus) as they study the Koran, that they will desire to know more about this Man.
Scripture Focus
"Give thanks to the Lord, call on His Name; make known among the nations what He has done." Psalm 105:1

 

People Name: Azerbaijani
Country: Azerbaijan
10/40 Window: Yes
Population: 8,661,000
World Population: 9,820,000
Language: Azerbaijani, North
Primary Religion: Islam
Bible: Complete
Audio NT (FCBH): Yes
Jesus Film: Yes
Audio Recordings: Yes
Christ Followers: Few, less than 2%
Status: Unreached
Progress Level:

Indian Church Building, Pastor's Home Burned Down

Indian Church Building, Pastor's Home Burned Down

Young hardline Hindu men threatened Christian leader, he says.
By Michael Ireland, Chief Correspondent for the ASSIST News Service (www.assistnews.net)
HYDERABAD, INDIA (ANS - May 22, 2017) -- Hardline Hindus in southern India, upset that members of their caste-based group have become Christians, burned down a church building and the pastor’s home this month.
mi Pastor John Muller and his wife 05 22 2017Morning Star News (www.morningstarnews.org) says that after pastor John Muller and his pregnant wife left for a store on May 3, the assailants in Tamil Nadu state’s Attipattu village, Cuddalore District, set fire to their church building and adjoining home, according to Pastor Muller.
He told Morning Star News that three days prior, five hardline Hindus in their mid-20s had threatened him.
“They said, ‘Don’t stay here – get out of this area, or we will see your end,’” Pastor Muller said. “Recently, some villagers belonging to Vanniyar, a caste-based Hindu sect, came to Christ. The same caste group opposes conversions in the village because they treat Christianity as a religion of lower castes. They don’t want anyone from Vanniyar to convert to Christianity.”
About 40 families attend his worship services, including the Vanniyar, he said.
“The church and my house got destroyed in fire,” Pastor Muller said. “We lost everything. My wife is 26 weeks pregnant. We are expecting our first child. We are homeless. A kind believer is letting us rest in his house during nights for now.”
Morning Star News reports that Shibin Thomas, founder of Persecution Relief, which assists persecuted Christians, confirmed that hardline Hindus set the structures ablaze.
The young men who allegedly set the fire were identified only as Madhivannan, Manimaaran, Radha Krishnan, Sarangamani and Naveen, a local official told Pastor Muller. All five of the alleged assailants were said to be influenced by Hindu extremist groups.
The pastor said the official told him that he, the village council head, had prior knowledge that the young men were planning to set the fire and tried to deter them, but that he did not notify police due to caste and family loyalties. For the same reason, the village head did not tell media and remained unavailable for comment.
Morning Star News reported that on the day of the attack the pastor received a call from a shopkeeper in nearby Chidambaram saying that Vacation Bible School materials he had ordered were ready. When he and his wife went to collect them, he said, the young men set fire to his church building and home.
mi The pastor and his wife lost everything 05 22 2017On his way back to Attipattu, Pastor Muller received a call from a neighbor that the church building and his house had been on fire for more than two hours. Upon arrival, he called the fire station in Chidambaram, 17 kilometers (10 miles) away, and firefighters put out the fire.
A First Information Report (FIR) has been filed in Kumaratchi Police Station dated May 3, but there has been no progress in the investigation, Pastor Muller said
“The police took money from the attackers and went on leave,” he said.
Morning Star News attempted to call the police officer who took the complaint, but she was unavailable for comment on the case and the accusation.
Eight years ago, when the worship center was under construction, 50 people attacked the pastor and told him to stop building in the village, pastor Arun Kumar of a nearby village, told Morning Star News.
“They also cut off electricity wiring and created many problems,” Pastor Kumar said.
Pastor Muller said he did not file a complaint at the time.
“I always thought I shouldn’t complain against them to the officials,” he said. “Instead, I wanted to let things go peacefully and do the Lord’s work, but now they’ve destroyed everything.”
Since Prime Minister Narendra Modi took power in May 2014, the hostile tone of his National Democratic Alliance government, led by the Hindu nationalist Bharatiya Janata Party (BJP), against non-Hindus has emboldened Hindu extremists in several parts of the country to attack Christians, religious rights advocates say, according to the Morning Star News report.
The news agency said India ranked 15th on Christian support organization Open Doors’ 2017 World Watch List of the countries where Christians experience the most persecution.
Photo captions: 1) Pastor John Muller and his wife. (Morning Star News photo). 2) The couple lost everything in the fire. (Morning Star News Photo). 3) Michael Ireland
Ireland Michael FEB.2009 320x276About the Writer: Michael Ireland is a volunteer internet journalist serving as Chief Correspondent for the ASSIST News Service, as well as an Ordained Minister who has served with ASSIST Ministries and written for ANS since its beginning in 1989. He has reported for ANS from Jamaica, Mexico, Nicaragua, Israel, Jordan, China, and Russia. Please consider helping Michael cover his expenses in bringing news of the Persecuted Church, by logging-on to: https://actintl.givingfuel.com/ireland-michael
** You may republish this or any of our ANS stories with attribution to the ASSIST News Service (www.assistnews.net). Please also tell your friends and colleagues that they can get a complimentary subscription to ANS by going to the website and signing up there.

SUKU BATAK MANDAILING

40 HARI MENGASIHI BANGSA DALAM DOA -- SELASA, 23 MEI 2017   

SUKU BATAK MANDAILING
Dirangkum oleh: Odysius

Suku Batak Mandailing merupakan bagian dari Rumpun Batak yang berdiam di Provinsi Sumatera Utara. Suku ini merupakan suku mayoritas di Tapanuli Selatan dan Mandailing Natal, dan di beberapa kawasan Kabupaten Labuhan Batu. Mereka juga tinggal di wilayah-wilayah di sekitar Rokan Hulu, Riau, dan Pasaman, Sumatera Barat. Suku Batak Mandailing sering kali juga disebut Suku Tapanuli Selatan, sesuai dengan kawasan tempat tinggal utama mereka. Nama ini (Tapanuli Selatan) terkadang disingkat menjadi Tapsel. Bahasa yang mereka gunakan adalah bahasa Batak Mandailing, yang berbeda dengan bahasa-bahasa yang digunakan oleh kelompok-kelompok suku di sekitarnya dalam kelompok Rumpun Batak, seperti Angkola, Dairi, Toba, Simalungun, Karo, dst..

Seperti Apa Kehidupan Mereka?

Orang Batak Mandailing lebih banyak bercocok tanam di sawah. Bila berada di perantauan, mereka cenderung untuk memiliki tanah dan rumah tinggal, seperti tercermin dalam pepatah "halului anak halului tana" (carilah anak dan carilah tanah). Anak dan tanah dipandang sebagai bagian dari sahala hasangapon (harga diri) yang dapat membuat seseorang menempati kedudukan terhormat dalam masyarakat. Jika seseorang berhasil dalam perantauannya, ia akan dipersanggap atau dimuliakan.

Suku Angkola-Mandailing hidup dalam satu kumpulan desa yang disebut "huta". Secara tradisional, huta memegang kekuasaan atas tanah, dan hanya mengizinkan anggota huta untuk bercocok tanam. Para anggota dapat memakai/menggarap tanah sebagai milik, tetapi tidak diperkenankan menjualnya tanpa seizin huta. Izin ini didapat dalam suatu kebiasaan, yaitu upacara perundingan. Sebuah kampung orang Batak Mandailing dihuni oleh kelompok kerabat keturunan pendiri kampung, yang memerintah, kelompok kerabat pemberi wanita (mora), dan kelompok kerabat yang menerima wanita (anak boru). Ketiganya membentuk bagan struktur sosial orang Mandailing, sebagaimana orang Batak pada umumnya, yaitu Dalihan na Tolu.

Apa Kepercayaan Mereka?

Agama Suku Mandailing pada zaman dahulu merupakan campuran kepercayaan Hindu dan agama tradisional lokal yang disebut Parmalin. Namun, hampir seluruh suku Batak Mandailing telah menjadi penganut agama Islam sejak orang-orang Muslim Minangkabau memperkenalkan Islam secara paksa pada masa Perang Padri.

Secara umum, orang-orang Batak punya tiga konsep tentang tubuh dan jiwa--tondi, sahala, dan begu. Pertama, tondi adalah roh seseorang. Tondi bisa dipisahkan secara sementara dari tubuh jika makhluk yang lebih kuat dan lebih besar (sombaon) mengambilnya. Jika hal ini terjadi, suatu upacara khusus dilakukan untuk mengembalikan tondi kepada tubuh pemiliknya. Kedua, sahala adalah kualitas dan jumlah kuasa kerohanian yang dimiliki seseorang. Ketiga, begu adalah roh orang mati. Mereka tinggal di dunia yang terbalik: Apa yang dilakukan orang pada waktu siang, begu melakukannya pada waktu malam.

Suku Mandailing sangat mengidentifikasi diri mereka sendiri dengan agama Islam. Inilah yang membedakan mereka dari kelompok-kelompok Suku Batak lainnya yang sebagian besar adalah Kristen. Suku Mandailing harus menjelaskan fakta bahwa mereka adalah orang Muslim secara terus-menerus karena kebanyakan orang Indonesia meyakini bahwa semua orang Batak adalah orang Kristen.

Apa Saja Kebutuhan Mereka?

Suku Mandailing perlu mengembangkan pertanian dan pendidikan. Banyak dari mereka meninggalkan kampung halaman mereka untuk melanjutkan studi, atau untuk mendapatkan hidup yang lebih baik. Wilayah kampung halaman mereka kaya akan sumber daya alam, seperti seng, sulfur, batu kapur, granit, emas, tembaga, timah, petroleum, dan kaolin. Ada banyak potensi yang seharusnya bisa dikembangkan secara profesional, tetapi diperlukan penanaman modal supaya hal ini dapat terwujud. Bisnis dan perdagangan yang lebih baik perlu dikembangkan.

Untuk mengenal lebih jauh tentang Suku Mandailing dan menjangkau mereka bagi Tuhan, referensi berikut ini semoga dapat menolong Anda:

- Profil lengkap Suku Batak Mandailing: https://joshuaproject.net/people_groups/10721/ID
- Audio Kabar Na Denggan (Kabar Baik) dalam Bahasa Batak Mandailing: http://globalrecordings.net/en/language/7859

POKOK DOA

1. Mari berdoa kepada Tuhan Yesus Kristus supaya menyertai setiap upaya penginjilan yang dilakukan bagi Suku Batak Mandailing. Kiranya setiap utusan Allah yang pergi ke sana untuk memenangkan jiwa bisa berhasil, dan Tuhan senantiasa dimuliakan serta Kerajaan Allah semakin diperlebar di muka bumi.

2. Mari berdoa kepada Tuhan Yesus Kristus agar orang-orang Kristen yang berasal dari Suku Batak Mandailing semakin bertumbuh dalam iman mereka dan mau bersaksi bagi saudara-saudara sesuku mereka. Kiranya Roh Kudus menolong mereka semakin berani mengabarkan Kabar Baik tentang Yesus Kristus kepada teman-teman dan kerabat mereka yang belum percaya.

3. Mari berdoa kepada Tuhan Yesus Kristus bagi pengembangan potensi wilayah kampung halaman suku Batak Mandailing. Kiranya segala sumber daya yang tersedia bisa dikelola dan dimanfaatkan secara maksimal dan bertanggung jawab untuk meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat di sana.