40 HARI MENGASIHI BANGSA DALAM DOA -- SELASA, 2 JULI 2013
SUKU MAKASSAR
Suku
Makassar adalah suku terbesar dan terkuat di antara Suku Bugis, Suku
Mandar, dan Suku Toraja yang tinggal di Sulawesi Selatan. Orang-orang
dari Suku Makassar biasa dipanggil "daeng". Keberadaan orang Makassar
dapat ditemukan di Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Takalar, Je'neponto,
Bantaeng, Bulukumba, Selayar, Maros, Pangkep, Sulawesi Selatan, Sulawesi
Barat, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara. Dialek Suku Makassar
berbeda-beda, tetapi masih dalam rumpun Bahasa Makassar. Jumlah populasi
Suku Makassar lebih kurang dua juta jiwa.
Ciri khas orang
Makassar adalah berani, ulet, pantang menyerah, terbuka, spontan, suka
merantau, setia kawan, demokratis dalam memerintah, dan jaya di laut.
Sebagian besar orang Makassar bekerja sebagai pelaut. Namun, setelah
mengalami perkembangan masyarakat dan budaya. Beberapa orang di Makassar
banyak yang bekerja sebagai petani, nelayan, pengusaha, pedagang, guru,
dan berbagai bidang di sektor pemerintahan dan sektor swasta. Sistem
kekerabatan dalam Suku Makassar adalah bilateral, yaitu garis keturunan
ditarik dari ayah dan ibu. Dalam kebudayaan Suku Makassar, dikenal
adanya sistem strata sosial, yaitu bangsawan (karaeng), rakyat jelata
(tumaradeka), dan abdi (ata). Wanita Makassar tidak boleh menikah dengan
pria dari kasta yang lebih rendah, khususnya wanita keturunan
bangsawan. Perkawinan terbaik adalah perkawinan antara laki-laki dan
perempuan dengan derajat yang sama. Namun saat ini, prinsip kesepadanan
ini sudah mulai bergeser.
Dari segi bahasa, Bahasa Makassar sudah
banyak berubah karena terpengaruh bahasa-bahasa lain, seperti Bahasa
Bugis dan Bahasa Melayu. Penutur Bahasa Makassar yang asli dapat
ditemukan di daerah Gowa bagian Selatan, tepatnya di kaki Gunung
Lompobattang. Di desa Lompobattang ini, keaslian Bahasa Makassar masih
terjamin karena belum terkontaminasi perkembangan Bahasa modern maupun
bahasa-bahasa suku yang lain. Selain itu, penutur Bahasa Makassar murni
juga bisa ditemukan di daerah Gowa (Sungguminasa, Lembang Bu’ne, Malino
dan Malakaji), Takalar, Jeneponto (Bontosunggu, Tolo' dan Rumbia),
Bantaeng (Dammpang), dan Bulukumba (Tanete).
Dalam hal
kepercayaan, masyarakat Suku Makassar pada zaman dahulu menganut
kepercayaan animisme, yaitu Turei A’rana (kehendak yang tinggi). Orang
Makassar percaya kepada dewa yang disebut Dewata Seuwae (dewa yang
tunggal) atau Turei A'rana (kehendak yang tinggi). Orang Makassar purba
percaya adanya dewa yang bertakhta di tempat-tempat tertentu, seperti
kepercayaan mereka tentang dewa yang berdiam di Gunung Latimojong. Dewa
tersebut mereka sebut dengan nama Dewata Mattanrue. Dihikayatkan bahwa
dewa tersebut kawin dengan Enyi’li’timo’, kemudian melahirkan Patotoe.
Kemudian, Dewa Patotoe kawin dengan Palingo dan melahirkan Batara Guru.
Batara Guru dipercaya oleh sebagian masyarakat Sulawesi Selatan sebagai
Dewa Penjelajah, yang telah menjelajahi seluruh kawasan Asia dan
bermarkas di puncak Himalaya. Kira-kira satu abad sM, Batara Guru menuju
ke Cerekang Malili dan membawa empat kasta. Keempat kasta tersebut
adalah kasta Puang, kasta Pampawa Opu, kasta Attana Lang, dan kasta
orang kebanyakan.
Setelah itu, masuklah agama Islam ke dalam
komunitas masyarakat Makassar. Karena itu, mayoritas orang Makassar
memeluk agama Islam. Sejak mereka memeluk Islam, segala bentuk
kepercayaan agama purba mereka pun ditinggalkan. Agama Islam telah hadir
di kalangan masyarakat orang Makassar sejak berabad-abad yang lalu.
Mereka adalah penganut Islam yang kuat. Agama Islam menjadi agama rakyat
bagi Suku Makassar sehingga beberapa tradisi adat, budaya, dan
kehidupan sehari-hari Suku Makassar banyak dipengaruhi oleh tradisi dan
budaya yang mengandung unsur islami.
Fakta membuktikan bahwa
banyak orang Makassar belum dijangkau Injil. Untuk itu, kita perlu
meningkatkan penginjilan kepada orang-orang Makassar. Untuk menjangkau
mereka, kita dapat menggunakan beberapa sarana seperti Alkitab audio,
teks Alkitab Suku Makassar, dan modul Alkitab Suku Makassar, atau
sumber-sumber yang lain. Berikut ini referensi bahan yang dapat kita
gunakan.
a. Alkitab Audio Suku Makassar < http://audio.sabda.org/download_audio_alkitab_bahasa_makasar_full >.
b. Alkitab Mobile Suku Makassar < http://alkitab.mobi/makasar/ >.
c. Modul Alkitab Suku Makassar < http://www.sabda.net/modul/s_MAKASAR >.
POKOK DOA
1.
Mari kita berdoa kepada Tuhan Yesus agar pintu-pintu penginjilan
terbuka bagi para misionaris untuk menyampaikan kabar keselamatan bagi
Suku Makassar.
2. Berdoalah kepada Tuhan Yesus agar Suku Makassar
yang masih terikat dengan kepercayaan kuno dibebaskan, dan menerima
Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat mereka.
3. Berdoalah
kepada Tuhan Yesus supaya gereja-gereja Tuhan di Makassar terus
bertumbuh secara kualitas dan kuantitas sehingga mereka bisa menjadi
saksi Kristus bagi keluarga dan lingkungan tempat tinggal mereka.
4.
Berdoalah kepada Tuhan Yesus agar ada penambahan pekerja yang bijaksana
dalam memanfaatkan berbagai traktat dan media-media penginjilan untuk
menjangkau Suku Makassar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar