Menyambut Para Pendatang Baru: Hati yang Terbuka dan Ramah Tamah
Jack
melarikan diri. Seorang saudara telah memberitahunya bahwa ia akan
diracun. Ayah Jack, seorang Ulama Muslim, mengetahui bahwa anaknya yang
berusia 17 tahun itu telah menjadi pengikut Kristus. Beberapa tahun
kemudian, Jack tiba di Kanada untuk belajar teologi. Kesendirian dan
penderitaan sebagai pendatang baru tanpa ada sanak saudara di negeri
asing sungguh terasa mencekam dirinya.
Perang, pertikaian etnis,
penganiayaan atas nama agama, bencana alam, dan dambaan akan kemerdekaan
serta kesempatan hanya merupakan sebagian alasan mengapa orang
melarikan diri dan pergi ke Amerika Utara. Bagaimana cara para pendatang
baru yang tidak siap ini bisa menyambung hidup di negeri asing, daerah
yang di dalamnya mereka sering kali tidak benar-benar diterima?
Pada
tahun 2008, dibuka sebuah "Pusat Pendatang Baru" di Kanada (Jack turut
membantu di sana). Gagasannya semata-mata untuk menyambut orang-orang
Muslim dan memberikan bantuan secara praktis di negeri mereka yang baru.
Persahabatan akan terjalin saat para pendatang baru mendapat bantuan
pembangunan rumah, perawatan anak, dan pembimbing untuk belajar Bahasa
Inggris. Saat ini, sudah tersedia tempat pemandian bayi untuk ibu-ibu
baru, lapangan olahraga untuk anak laki-laki dan perempuan, dan festival
rakyat untuk seluruh keluarga. Semua itu merupakan sebagian kecil dan
banyak hal yang dilakukan lembaga itu untuk menyambut para pendatang
baru. Hubungan dari hati ke hati terjalin ketika saudara-saudara Muslim
menjalin hubungan dengan teman-teman Kristen mereka.
San pernah
mengikuti pelatihan menjadi seorang ulama Muslim. Pada usia 22 tahun, ia
menjadi pengikut Kristus. Ibunya menganggap dia sudah meninggal. Ia
telah 'menguburkannya'. Sekarang, San sudah menjadi anggota tim
internasional yang bekerja untuk para pendatang baru. San menjumpai
banyak orang yang berasal dari negeri kelahirannya di pusat pendatang
baru. Ibunya, yang masih hidup di Afrika, kini merasa bangga bahwa anak
laki-lakinya sekarang menolong orang-orang yang satu negara dengannya
untuk bisa bertahan hidup di negara asing.
POKOK DOA
1.
Orang Muslim yang telah lepas dari negerinya, biasanya tidak siap
menghadapi orang-orang dengan bahasa dan budaya yang baru. Berdoalah
agar orang-orang Kristen yang sudah dewasa iman bersedia mendampingi
mereka, menjadi kawan dan keluarga baru mereka.
2. Berdoalah agar
Tuhan mengarahkan orang-orang percaya untuk berjumpa orang-orang yang
siap menyambut (Lukas 10:25-37), dan pada gilirannya menjadi alat untuk
memperkenalkan orang-orang Muslim kepada Sang Raja Damai.
3.
Banyak orang Muslim di Amerika Utara merasa tersentak ketika ada orang
Barat menyapa mereka dengan seruan "Hi". Ya, sering kali hanya
dibutuhkan satu kata "Hi" untuk mulai membangun persahabatan seumur
hidup. Cobalah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar