40 HARI MENGASIHI BANGSA DALAM DOA -- MINGGU, 14 JULI 2013
Modernitas bagi Orang Bajau di Pesisir Barat, Malaysia
Masyarakat
 Bajau Pesisir Barat hidup di Sabah, negara bagian Malaysia yang berada 
di Pulau Borneo (Kalimantan). Mereka berjumlah kurang lebih 65.000 
orang. Orang luar menyebut mereka dengan sebutan "Bajau", tetapi di 
kalangan mereka sendiri, mereka menyebut diri "Soma". Bahasa yang mereka
 gunakan serumpun dengan bahasa-bahasa Sama Bajau lainnya, yang dipakai 
di Filipina, Pantai Timur Sabah, dan di Sulawesi (Indonesia).
Masyarakat Bajau dan Identitasnya
Masyarakat
 Bajau Pesisir Timur dahulu adalah manusia perahu yang hidupnya berpusat
 di atas air. Namun, dewasa ini, sebagian besar dari masyarakat yang 
kreatif ini telah menerapkan pola hidup pertanian. Mereka menanam padi 
dan berbagai tanaman pangan lainnya. Mereka juga beternak dan memelihara
 kuda, kadang kala mereka disebut sebagai "Cowboy dari Timur". Mereka 
memiliki tradisi pertunjukan arak-arakan kuda. Dalam arak-arakan 
tersebut, kuda dan penunggangnya dihiasi dengan pakaian berwarna-warni. 
Mereka memiliki kebanggaan akan budaya dan bahasa mereka. Namun, 
perkawinan campur dengan kelompok masyarakat sekitarnya dan anak-anak 
muda yang hijrah ke kota untuk mencari pekerjaan menjadi kendala yang 
menyulitkan bagi pelestarian warisan tradisi, bahasa, dan budaya mereka.
Agama dan Kemasyarakatan
Masyarakat
 Bajau Pesisir Barat pada umumnya adalah Muslim. Agama memainkan peranan
 penting dalam pembentukan identitas kehidupan masyarakat. Banyak 
upacara desa terkait erat dengan kalender dan praktik-praktik agama 
Islam. Banyak keluarga memiliki bacaan doa yang disebut dengan 
"mosodup", yang sering kali disertai dengan persembahan makan bersama. 
Konsep "sedekah" (perbuatan amal) merupakan bagian penting dari 
persembahan makanan ini. Orang yang memberi sedekah akan mendapatkan 
pahala dan manfaat rohani. Puncak perayaan tahunan mereka adalah Hari 
Raya Idul Fitri -- kalau di Malaysia perayaan ini lebih dikenal dengan 
Hari Raya Puasa atau cukup disebut "Hari Raya". Inilah yang menandai 
puncak bulan Ramadan, yaitu bulan suci untuk berpuasa.
Meskipun 
pengaruh Islam cukup kuat, namun masih banyak orang Bajau, dengan 
tingkatan yang berbeda-beda, tetap memegang keyakinan dan 
praktik-praktik animisme. Mereka sangat peka terhadap dunia roh halus, 
yang mereka takuti akan bisa mendatangkan berbagai penyakit dan 
kemalangan. Pembacaan ayat-ayat atau bagian-bagian tertentu dari Alquran
 dipandang sebagai penangkal yang ampuh untuk melawan kuasa-kuasa jahat.
 Namun, beberapa di antara mereka memanfaatkan kekuatan gaib untuk 
menyembuhkan diri sendiri dan orang lain.
POKOK DOA
1. 
Berdoalah agar Tuhan berkenan menyatakan Putra-Nya melalui mimpi dan 
penglihatan kepada kelompok masyarakat yang belum terjangkau ini.
2.
 Berdoalah agar orang-orang Kristen dan kelompok-kelompok etnis di 
sekitar mereka termotivasi untuk menembus rintangan bahasa dan budaya, 
demi menjangkau orang-orang Bajau Pesisir Barat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar