Selasa, 09 Juli 2013

"Arab Spring": Dua Tahun Telah Berlalu

40 HARI MENGASIHI BANGSA DALAM DOA -- SELASA, 9 JULI 2013

"Arab Spring": Dua Tahun Telah Berlalu

Dimulai dengan luapan kegembiraan yang luar biasa, mulailah serangkaian Revolusi menyapu Tunisia hingga ke Mesir dan Libya, dan dengan cepat berubah menjadi apa yang dikenal dengan "Arab Spring". Akankah ini menjadi saat yang mana dunia Arab menggugat pemerintahan-pemerintahan yang korup dan sewenang-wenang, lalu mengikuti jejak Eropa Timur memasuki mimpi besar "Dunia yang Merdeka"? Pengharapan berlari bagaikan air mengalir di jalanan.

Dua tahun telah berjalan, sungai pengharapan itu telah kering, diganti dengan ketidakpastian dan ketakutan. Bukannya perdamaian dan kemajuan, penggulingan kepemimpinan lama justru melanggengkan tekanan yang telah sekian lama menindas, bahkan memunculkan ketidakamanan yang lebih besar. Di negara-negara Arab itu sendiri, para revolusioner muda bertanya, "Siapa yang telah merampok revolusi kami?" Sementara itu, para komentator luar bertanya, "Sesungguhnya, apakah 'Arab Spring' telah berubah menjadi 'Arab Winter'?"

Realitas "Arab Spring" menyatakan bahwa meskipun kelompok-kelompok masyarakat telah disatukan dalam kebulatan tekad untuk meruntuhkan pemerintahan-pemerintahan yang korup, tetapi masing-masing kelompok menggenggam mimpi yang berbeda-beda untuk masa depan mereka. Satu kelompok memandang kemerdekaan dan demokrasi sebagai jawaban, sedangkan kelompok lain melihat komitmen yang lebih besar untuk memperjuangkan hukum syariat dan Islam yang ketat sebagai jalan keluarnya. Agenda-agenda yang berbeda-beda ini meningkat menjadi konflik di rumah-rumah dan di jalan-jalan dunia Arab.

Namun, di tengah-tengah kekacauan suasana seperti itu, ada serangkaian kisah yang telah dituliskan. Banyak kalangan di dalam masyarakat Kristen menyadari komitmen dan kepedulian baru untuk menyaksikan Kerajaan Kristus hadir di tengah-tengah bangsa-bangsa Arab tersebut. Pada bulan November tahun 2012, ada 70.000 orang Kristen dari seluruh denominasi berkumpul di Kairo untuk berdoa bagi bangsa mereka. Sementara itu, kalangan Kristen yang lain merasakan keberanian yang semakin meningkat untuk menjangkau dengan penuh kasih tetangga-tetangga Muslim dengan cara-cara baru selama masa-masa yang tidak menentu tersebut.

Di seluruh kawasan itu, ada banyak sekali kisah tentang orang-orang Muslim yang datang dan menjadi percaya kepada Yesus Kristus, serta mengadakan pertemuan untuk saling mendukung, menguatkan, dan melaksanakan pemuridan. Namun begitu, seiring dengan perkembangannya, gerakan-gerakan ini segera menyadari bahwa mereka adalah sasaran intimidasi dan penganiayaan yang dilakukan oleh penguasa, masyarakat, dan keluarga mereka sendiri.

POKOK DOA

1. Berdoa untuk warga negara dan pemimpin-pemimpin politik di dunia Arab. Biarlah kiranya mata mereka dicelikkan untuk mengenal kebenaran dan berani mengejarnya.

2. Berdoa agar orang-orang percaya di dalam Kristus bisa menjadi kelompok pembawa damai sejati di tengah-tengah suasana yang rusuh tersebut (Mazmur 46).

3. Berdoalah agar orang-orang percaya yang masih baru maupun yang sudah lama berani menyaksikan "pengharapan apa yang ada di dalam diri mereka" sehingga banyak orang mau datang dan percaya kepada Yesus Kristus (1 Petrus 3:15). Berdoa agar orang-orang percaya di dunia Arab mendapatkan ketenangan dan keteguhan hati. Berdoalah pula agar ada hak kebebasan beragama.

Tidak ada komentar: