40 HARI MENGASIHI BANGSA DALAM DOA -- RABU, 31 JULI 2013
Penganiayaan di Kamp Pengungsi Terbesar di Dunia Ha Rajo Dhigin
"JANGAN MENYERAH!"
Angin
padang gurun yang panas mengguncangkan tenda-tenda pengungsi di kamp
UNHCR Dadaab di Kenya. Khadija mencari keselamatan di sana bersama
setengah juta orang lainnya dari Somalia. Setelah terus menderita selama
dua puluh tahun karena perang saudara, Khadija meraih anaknya dan
berlari. Dia tidak pergi jauh. Sebagai pengungsi, seperti kebanyakan
orang lainnya, dia ditempatkan di kamp pengungsian ini. Mereka tidak
bisa kembali pulang di negeri yang di dalamnya perang masih berkecamuk.
Mereka juga tidak bisa berpindah-pindah sebab hanya ada beberapa negara
yang bersedia menerima mereka. Sementara itu, Dadaab merupakan kamp
pengungsi UNHCR terbesar di seluruh dunia. Seluruh generasi yang
dilahirkan dan bertumbuh di sana hanya tahu tentang kerasnya hidup
sebagai seorang pengungsi.
Keamanan menjadi masalah besar di kamp
pengungsian itu. Milisi Al-Shabaab menebar ketakutan dan membuat hidup
menjadi amat sulit, bahkan di dalam kamp itu sendiri. Wanita-wanita
diperkosa, anak-anak kecil dipaksa bergabung dan berjuang bagi
Al-Shabaab, petugas penolong dari PBB diculik, dan kendaraan-kendaraan
diledakkan dengan ranjau darat. Yang tersisa hanyalah keadaan
berkekurangan, nyaris dalam segala hal.
Tak Seorang Pun Dapat Melindunginya
Di
sana-sini masih dapat ditemui orang-orang Kristen di antara orang-orang
Somalia dalam kamp tersebut, dan Khadija ada di antara mereka. Akan
tetapi, situasinya tidaklah mudah. Banyak teman Kristen Khadija telah
dibunuh oleh Al-Shabaab. Mereka akan memotong leher siapa pun yang
kedapatan membawa Alkitab atau siapa pun yang menghadiri pertemuan
gereja bawah tanah. Itulah sebabnya, pada akhirnya Khadija harus
melarikan diri dari kamp pengungsi karena penganiayaan yang dilakukan
kaum fundamentalis Muslim, yang menerapkan hukum Syariat yang ketat, dan
penguasa setempat tak berdaya untuk melindunginya. Segera setelah
meninggalkan Dadaab, Khadija dan anak-anaknya benar-benar sendiri. Pada
akhirnya, dia sampai ke Nairobi.
Kita merindukan campur tangan
Tuhan bagi Somalia, kiranya Tuhan mengaruniakan kedamaian bagi bangsa
yang menderita ini. Biarlah kiranya saatnya tiba, yaitu ketika banyak
orang Somalia memercayakan kehidupan mereka ke dalam tangan kasih Yesus
Kristus, Tuhan dan Juru Selamat kita.
POKOK DOA
1. Berdoalah agar ada keterbukaan bagi Injil, dan orang-orang Kristen bisa bersekutu dalam damai di Dadaab dan di Somalia.
2.
Berdoalah agar kerohanian orang-orang Kristen bertumbuh dan kuat. Hanya
mereka yang berdiri teguh dalam iman yang akan mampu menghadapi tekanan
dan pengasingan.
3. Berdoalah untuk pelayanan penginjilan melalui kontak-kontak pribadi, juga melalui radio, literatur, dan internet.
4. Ha rajo dhigin! "Jangan pernah menyerah!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar