Selasa, 28 Juni 2016

PERJALANANKU: MENCARI HADIRAT TUHAN

PERJALANANKU: MENCARI HADIRAT TUHAN

"Sebuah kesaksian dari orang percaya berlatar belakang Muslim:

Saya terlahir di tengah-tengah keluarga Muslim. Beberapa anggota dalam keluarga kami adalah orang sekuler dan duniawi, sebagian lagi bersifat agamis. Ayah saya yang berpaham Sufi sangatlah religius dan memiliki pengaruh yang sangat kuat di dalam kehidupan saya. Saat menginjak usia sepuluh tahun, saya memulai pencarian akan Tuhan. Saya sangat bertekun untuk mencari hadirat-Nya dan melakukan semuanya dengan sekuat tenaga untuk bisa lebih dekat kepada-Nya."

"Sebagai orang muda, saya terus mencari-cari, bahkan dengan lebih bersungguh-sungguh lagi, melalui doa, puasa, dan rajin ke masjid. Saya bukan saja sekadar melakukan sembahyang rutin harian, tetapi saya berseru kepada Tuhan dengan segenap hati. Setelah bertahun-tahun, ternyata pencarian akan Tuhan di dalam Islam tersebut berakhir dalam kesadaran bahwa Tuhan tidak semakin dekat dengan saya. Sesungguhnya, Ia terasa begitu jauh dari diri saya. Sampai tiba saatnya saya masuk perguruan tinggi, saya telah menyerah dalam pencarian akan Tuhan ini.

"Pada suatu malam ketika berjalan bersama dengan teman-teman, saya mendengar Injil untuk yang pertama kalinya. Seorang Kristen yang sudah lahir baru, yang diperkenalkan kepada saya oleh seorang teman, memberikan kesaksian dan berbagi berita tentang Yesus kepada saya secara terbuka di jalanan Cairo. Satu minggu kemudian, saya hadir di gereja bersama dia, dan hanya dalam empat minggu berikutnya saya menerima Yesus sebagai Juru Selamat! Pengalaman saya tepat seperti yang pernah dikatakan seorang Kristen muda kepada saya: 'Datang dan saksikan sendiri, -- Yesus hidup, la menyembuhkan dan membebaskan manusia'."

"Malam itu, saya berdoa kepada Yesus untuk yang pertama kalinya. Saya bertanya kepada-Nya: Apa jalan itu? Apakah Kristus itu jalan menuju kepada Tuhan? Jawabannya adalah 'Ya'. Saya katakan di dalam hati: 'OK, dan saya segera mengalami hadirat Tuhan, damai, dan sukacita surgawi. Saya menjadi orang Kristen ketika saya katakan OK kepada Yesus!'"

"Di kemudian hari, acap kali saya mengalami penganiayaan keras dari pihak keluarga dan masyarakat setempat, tetapi hadirat dan kemuliaan Tuhan begitu kuat di dalam diri saya sehingga saya tidak peduli dengan kehilangan segala sesuatu dan risiko yang harus saya tanggung karena menjadi pengikut Kristus."

Mari kita berdoa:  

1. Agar orang Muslim memiliki kerinduan dan kesungguhan untuk mencari Tuhan yang sebenarnya, dan bukan sekadar beragama.

2. Bagi orang Muslim yang telah mengikut Kristus di tengah-tengah bangsa yang tidak memiliki kebebasan beragama, agar bisa menjadi kesaksian yang nyata bagi keluarga dan teman-teman mereka.

3. Bagi orang Muslim yang memiliki kerinduan mendalam untuk lebih memahami hadirat Tuhan, agar mereka menemukan Dia melalui berbagai sarana yang mungkin bisa ditemukan.

Tidak ada komentar: