Membangun Penerus Tongkat Estafet Amanat Agung Kristus
Ditulis oleh: Ester Winarsih
Perkenalkan,
nama saya Ester. Saya dipercaya Tuhan untuk melayani sebuah komisi
pemuda di salah satu gereja di Surakarta sejak tahun 2012. Saya
bersyukur karena Tuhan memberikan beban yang cukup besar dalam hati saya
terhadap kaum muda sehingga saya bersedia berlelah-lelah melayani
mereka setiap akhir minggu. Ketika saya melihat mereka, hati saya
berkobar-kobar penuh belas kasihan. Bagi saya, generasi muda adalah
generasi yang menentukan kelangsungan hidup suatu bangsa, juga gereja,
karena merekalah yang akan menjadi generasi penerusnya. Merekalah yang
akan menggantikan posisi penatua-penatua, diaken-diaken, serta
jabatan-jabatan lain di gereja saat ini. Jika generasi muda menjadi
generasi yang "hilang" dan mengikuti arus dunia ini, bagaimana nasib
gereja pada masa depan? Akankah fenomena gereja ditutup karena
kekurangan jemaat seperti di negara-negara Eropa saat ini juga akan
terjadi di negara kita?
Masa remaja adalah masa awal bagi
seseorang untuk mulai mencari jati diri. Pada masa ini, mereka begitu
rindu mengenali siapa diri mereka. Jika dalam masa pencarian jati diri
ini mereka tidak mendapat asupan informasi yang benar, besar kemungkinan
mereka akan menemukan kesimpulan-kesimpulan yang salah. Kesimpulan yang
salah yang mereka buat akan menghasilkan keputusan yang tidak tepat
pula. Hal inilah yang membuat begitu pentingnya "spiritual formation"
dalam tahap mereka. "Spiritual formation" yang telah dimulai dari tahap
bayi dan anak-anak harus berlanjut di tahap remaja maupun pemuda. Jika
generasi muda tidak dibina, kehidupan rohani mereka akan rapuh dan mudah
diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran. Gereja adalah salah
satu institusi yang bertanggung jawab untuk melakukan "spiritual
formation" bagi kaum muda.
Pengaruh buruk dari pergaulan kaum
muda, baik di sekolah, di dunia maya, maupun di dalam keluarga, menjadi
tantangan yang cukup besar bagi saya dalam membimbing mereka. Remaja dan
pemuda yang saya layani saat ini cenderung meniru tren zaman. Tren
"K-Pop" misalnya, membuat hidup mereka konsumtif dan tidak lagi mengejar
pengenalan mereka akan Allah. Hidup yang penuh devosi menjadi sangat
minim. Pengaruh media sosial juga membuat remaja dan pemuda lebih dekat
dengan banyak teman mereka, termasuk teman yang tidak seiman, sehingga
kedekatan antarpersonal dalam persekutuan di gereja menjadi hal yang
tidak terlalu penting bagi mereka. Selain itu, "game culture" juga
menghambat proses pembinaan. Saya harus berpikir keras untuk memilih
pendekatan yang tepat terhadap mereka karena remaja dan pemuda cenderung
menyukai hal-hal yang simpel, asyik, dan penuh hura-hura. Latar
belakang keluarga mereka juga menjadi tantangan tersendiri dalam
melayani mereka. Pola asuh seorang remaja atau pemuda sewaktu kecil
sangat memengaruhi psikologi mereka. Pribadi yang "kacau" akan
menghambat proses pembinaan terhadap pribadi mereka.
Tantangan
yang paling besar dalam melayani remaja dan pemuda sebenarnya berasal
dari diri saya sendiri, apakah saya memiliki kasih yang tulus dan tak
terpadamkan oleh banyaknya rintangan kepada mereka? Apakah saya mulai
mencari kenyamanan diri sendiri dan pujian yang sia-sia dari setiap
pelayanan saya? Seberapa besar pribadi-pribadi itu bernilai bagi diri
saya? Inilah yang akan menggerakkan diri saya untuk mengasihi dan
melayani mereka. Ketika melihat pertumbuhan orang-orang yang saya
layani, hati saya sangat bersukacita walaupun kadang semangat itu bisa
menjadi pudar. Saat tubuh saya lelah, saat ada persoalan pribadi, dan
saat pengajaran yang saya bagi tidak diaplikasikan, kadang membuat hati
saya sedih dan merasa enggan melanjutkan pelayanan ini. Namun, fakta
jika mereka adalah mahkota kemegahan saya kelak saat Kristus datang (1
Tesalonika 2:19), itulah yang memberi penghiburan dalam mengerjakan
tanggung jawab ini.
Dalam melakukan pembinaan, saya memulainya
dari fondasi rohani yang pertama, yaitu memastikan mereka memiliki
hubungan yang "sah" dengan Tuhan Yesus secara pribadi. Hal ini sangat
penting karena Tuhan Yesuslah yang mampu melakukan banyak perubahan
dalam diri seseorang. Bagi saya, seorang pembimbing hanyalah mengarahkan
dan mengajar, tetapi Allahlah yang memberi pertumbuhan dan perubahan
hidup. Karena itu, saya akan menolong seorang remaja ataupun pemuda
untuk berjumpa secara pribadi dengan Kristus supaya mereka boleh
mengalami kelahiran baru. Setelah seorang remaja atau pemuda memiliki
"relationship" secara sah dengan Tuhan Yesus, saya akan melanjutkannya
dengan membangun bangunan selanjutnya, yaitu pengalaman akan
pemeliharaan Allah, baik dalam kehidupan kekal mereka kelak, kehidupan
sekarang, kehidupan masa depan, maupun pemeliharaan Allah terhadap
mereka dalam perjuangan mereka melawan dosa. Setelah mereka mengalami
jaminan-jaminan Allah dan terus mengalami kasih-Nya, saya akan mulai
membangun ketundukan mereka kepada Tuhan. Ketundukan mereka kepada Tuhan
Yesus akan terwujud dalam watak mereka sehari-hari. Ketundukan remaja
atau pemuda kepada Kristus akan menjadikan mereka tunduk untuk
menghasilkan buah berupa jiwa-jiwa lain dalam hidup mereka. Dengan
demikian, gereja akan memiliki generasi penerus yang suka melayani.
Saya
berharap bahwa di semua gereja, kaum remaja dan pemuda dilayani dengan
sebaik-baiknya. Saya berdoa supaya Tuhan Yesus mengirimkan banyak
pengajar yang menjadi saluran kuasa dan kasih Kristus untuk mengubah
hidup kaum muda. Mari kita siapkan dengan sungguh-sungguh generasi muda
ini menjadi generasi yang tangguh, yang akan melanjutkan tongkat estafet
Amanat Agung Kristus di dunia ini.
Nama situs: Remaja.sabda.org
Alamat URL: http://remaja.sabda.org/membangun-penerus-tongkat-estafet-amanat-agung-kristus
Judul artikel: Membangun Penerus Tongkat Estafet Amanat Agung Kristus
Penulis artikel: Ester Winarsih
Tanggal akses: 28 Januari 2016POKOK DOA
1. Marilah kita berdoa untuk Ester Winarsih supaya
tetap memiliki semangat melayani walaupun banyak permasalahan yang ia
hadapi di dalam pelayanan remaja.
2. Marilah kita berdoa supaya
remaja dan pemuda mempunyai hati yang rindu untuk memiliki hubungan yang
intim dengan Tuhan. Dengan demikian, hidup mereka menjadi berkat dan
menghasilkan buah yang berkenan bagi-Nya.
3. Marilah kita berdoa
supaya gereja mempunyai kepedulian akan remaja dan pemuda sehingga
gereja lebih memerhatikan pelayanan generasi muda.
"Karena
setiap orang telah menerima karunia, pergunakanlah itu untuk melayani
satu dengan lainnya sebagai pelayan yang baik atas berbagai karunia dari
Allah:" (1 Petrus 4:10, AYT)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar