TURKI: SEBUAH PERSIMPANGAN BAGI PENGUNGSI
Terletak di
persimpangan Eropa dan Asia, Turki memiliki sejarah yang rumit dengan
peran pentingnya di kedua benua itu. Turki telah terdesak pada garis
terdepan dalam menghadapi masalah pengungsi Eropa, di mana para
pengungsi Syria yang melarikan diri dari kehancuran bangsanya kini telah
mencapai lebih dari 1,7 juta jiwa.
Turki mulai menerima
pengungsi dari Syria di awal perang sipil lebih dari lima tahun yang
lalu, dengan harapan pertikaian akan segera terselesaikan. Dengan
meluasnya perang dalam situasi itu, maka muncullah di Turki ketegangan
dengan para pengungsi yang tertangkap di Limbo; tidak bisa kembali
pulang, tidak bisa mendapat izin kerja ataupun tinggal menetap di Turki.
Pihak Turki terus meningkatkan kepedulian dengan terus mendirikan
tenda-tenda karena semakin bertambah banyak populasinya dan
mempertimbangkan risiko kekuatan IS (gerakan pendirian Negara Islam)
yang dapat menimbulkan pertikaian di Turki. Kelompok teroris itu
dicurigai sebagai pelaku pengeboman di Ankara, Oktober 2015 lalu, yang
menewaskan 102 orang dan mencederai banyak orang lainnya.
Posisi
Turki dalam krisis pengungsi Syria telah membawanya kepada upaya
kesepakatan dengan Uni Eropa dan Dewan Keamanan PBB, berkenaan dengan
peran jangka panjang mereka dalam menyiapkan tempat bagi pengungsi di
Eropa. Hasil dari kesepakatan ini akan memiliki dampak penting, baik
bagi Turki maupun Syria. Kedua-duanya tetap berada di sebuah
persimpangan, menyimpan pertanyaan tentang apa yang akan terjadi di masa
depan atas mereka yang adalah penduduk asli negeri itu maupun atas
mereka yang terpaksa berdiam di sana.
Mari kita berdoa:
1.
Untuk sikap toleran dan kesabaran dari pihak orang-orang Turki yang
menawarkan tempat pengungsian dan keramahtamahan bagi pengungsi Syria.
2. Untuk perdamaian di Turki dan untuk gereja-gereja di Turki agar bisa menjadi contoh dalam kesatuan dan kasih.
3.
Bagi para pengungsi di Turki yang sudah berada di sana selama
bertahun-tahun dan yang telah rindu pulang. Meskipun tampaknya mustahil,
teruslah berdoa untuk perdamaian di Syria. Menurut Mazmur 46:9, "Dia
menghentikan peperangan sampai ke ujung bumi. Ia mematahkan busur panah,
menumpulkan tombak, dan membakar kereta-kereta perang dengan api".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar