Kamis, 16 Juni 2016

TURKI: SEBUAH PERSIMPANGAN BAGI PENGUNGSI

TURKI: SEBUAH PERSIMPANGAN BAGI PENGUNGSI

Terletak di persimpangan Eropa dan Asia, Turki memiliki sejarah yang rumit dengan peran pentingnya di kedua benua itu. Turki telah terdesak pada garis terdepan dalam menghadapi masalah pengungsi Eropa, di mana para pengungsi Syria yang melarikan diri dari kehancuran bangsanya kini telah mencapai lebih dari 1,7 juta jiwa.

Turki mulai menerima pengungsi dari Syria di awal perang sipil lebih dari lima tahun yang lalu, dengan harapan pertikaian akan segera terselesaikan. Dengan meluasnya perang dalam situasi itu, maka muncullah di Turki ketegangan dengan para pengungsi yang tertangkap di Limbo; tidak bisa kembali pulang, tidak bisa mendapat izin kerja ataupun tinggal menetap di Turki. Pihak Turki terus meningkatkan kepedulian dengan terus mendirikan tenda-tenda karena semakin bertambah banyak populasinya dan mempertimbangkan risiko kekuatan IS (gerakan pendirian Negara Islam) yang dapat menimbulkan pertikaian di Turki. Kelompok teroris itu dicurigai sebagai pelaku pengeboman di Ankara, Oktober 2015 lalu, yang menewaskan 102 orang dan mencederai banyak orang lainnya.

Posisi Turki dalam krisis pengungsi Syria telah membawanya kepada upaya kesepakatan dengan Uni Eropa dan Dewan Keamanan PBB, berkenaan dengan peran jangka panjang mereka dalam menyiapkan tempat bagi pengungsi di Eropa. Hasil dari kesepakatan ini akan memiliki dampak penting, baik bagi Turki maupun Syria. Kedua-duanya tetap berada di sebuah persimpangan, menyimpan pertanyaan tentang apa yang akan terjadi di masa depan atas mereka yang adalah penduduk asli negeri itu maupun atas mereka yang terpaksa berdiam di sana.

Mari kita berdoa:

1. Untuk sikap toleran dan kesabaran dari pihak orang-orang Turki yang menawarkan tempat pengungsian dan keramahtamahan bagi pengungsi Syria.

2. Untuk perdamaian di Turki dan untuk gereja-gereja di Turki agar bisa menjadi contoh dalam kesatuan dan kasih.

3. Bagi para pengungsi di Turki yang sudah berada di sana selama bertahun-tahun dan yang telah rindu pulang. Meskipun tampaknya mustahil, teruslah berdoa untuk perdamaian di Syria. Menurut Mazmur 46:9, "Dia menghentikan peperangan sampai ke ujung bumi. Ia mematahkan busur panah, menumpulkan tombak, dan membakar kereta-kereta perang dengan api".

Tidak ada komentar: