SURIAH DALAM PERJALANAN YANG TAK MENENTU
Hingga sampai masa-masa
terakhir, Suriah adalah negara yang makmur dan stabil. Anak-anak
mengenyam pendidikan, orang muda melanjutkan ke jenjang yang lebih
tinggi. Di bawah pemerintahan Assad, kelompok-kelompok minoritas etnis
dan agama hidup damai dengan mayoritas masyarakat yang Muslim Suni.
Dengan
munculnya Arab Spring, situasi berubah secara dramatis. Tahun 2011,
meletus perang sipil, yang berlarut-larut menjadi semakin buruk dari
tahun ke tahun. Lebih dari separuh penduduk telah meninggalkan kampung
halaman mereka dan mulai menempuh perjalanan yang tidak pasti. Lebih
dari 4 juta orang kini tinggal di negara-negara tetangga, yang bersusah
payah untuk menampung mereka. Tak seorang pun tahu apa yang akan terjadi
pada masa mendatang.
Tetapi kemudian, perjalanan yang tak
menentu ini juga memungkinkan umat Muslim untuk melepaskan diri dari
lingkungan sosial yang diawasi dengan ketat. Hal itu juga memungkinkan
mereka untuk menyatakan ketertarikan mereka terhadap iman Kristen secara
lebih terbuka. Dan lagi, hal-hal mengerikan yang dilakukan oleh
ekstremis gerakan Negara Islam (IS) telah menantang umat Muslim untuk
mempertanyakan nilai-nilai yang diajarkan agama mereka. Banyak orang
Muslim kini terbuka terhadap undangan atau ajakan untuk ke gereja, yang
menyatakan kepada mereka kasih yang nyata melalui pembagian paket bahan
makanan, selimut, bahan-bahan penghangat, dan bimbingan konseling. Di
beberapa wilayah, gereja-gereja penuh dengan orang-orang yang baru
percaya, sementara di tempat-tempat lainnya ada keterbukaan dan banyak
peluang untuk berbicara tentang iman.
Sebuah keluarga di Beirut
menceritakan bagaimana mereka melarikan diri dari Suriah menuju Lebanon
dan meninggalkan segala sesuatunya. Mereka tinggal di sebuah apartemen
kecil. Mereka mengalami kesulitan untuk memberi makan seluruh anggota
keluarga, dan anak-anak tidak bisa ke sekolah setiap hari. Akan tetapi,
di tengah-tengah situasi yang seperti ini, mereka berkata, "Kami telah
kehilangan rumah kami, tetapi di dalam Yesus kami menemukan sesuatu yang
jauh lebih berharga."
Mari kita berdoa:
1. Untuk berakhirnya konflik di Suriah. Mungkin, secara manusia ini terasa mustahil, tetapi Tuhan sanggup.
2. Bagi jutaan pengungsi dan terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan lahiriah dan batiniah mereka.
3.
Agar pihak gereja menanggapi dengan sepenuh hati kasih dalam menolong
dan mendukung para pengungsi, baik dengan kebutuhan sesaat maupun yang
berkesinambungan, sementara para pengungsi itu membaur di tanah airnya
yang baru.
"Banyak Muslim yang terbuka sekarang untuk undangan ke gereja-gereja."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar