Rabu, 02 Juli 2014

MENGAPA KITA HARUS MENGUTAMAKAN SUKU-SUKU TERABAIKAN?

MENGAPA KITA HARUS MENGUTAMAKAN SUKU-SUKU TERABAIKAN?

Dasar alkitabiah tentang kehadiran suku bangsa di dunia diambil dari firman Tuhan yang terdapat dalam Mazmur 86:9, "Segala bangsa yang Kaujadikan akan datang sujud menyembah di hadapan-Mu, ya Tuhan, dan akan memuliakan nama-Mu." Dari ayat ini, kita mengerti bahwa Tuhan menciptakan beragam suku bangsa demi satu tujuan, yaitu agar mereka memuliakan nama-Nya dan menyembah hanya kepada-Nya. Itulah sebabnya, kita tidak layak mengeluhkan besarnya jumlah suku bangsa di dunia ini.

Bila memandang Indonesia, kita menemukan ratusan suku bangsa dengan beragam budaya dan bahasa masing-masing. Sayangnya, sebagian di antara mereka belum mengenal nama-Nya, apalagi menyembah Dia. Malahan, mereka tidak memedulikan Pencipta mereka. Keadaan ini tentu mendukakan Tuhan karena Ia ingin segala suku bangsa datang dan menyembah Dia dalam keberagaman mereka masing-masing. Ratusan suku bangsa di Indonesia -- sekitar 6.900 suku di seluruh dunia -- masih termasuk dalam kategori terabaikan, suatu jumlah yang sangat besar.

Untuk itu, mari kita sehati berdoa kepada Tuhan Yesus agar suku-suku di Indonesia yang belum menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat mendapatkan kemurahan Tuhan dan mendapatkan kesempatan untuk diselamatkan di dalam Kristus.

Sejak semula, Tuhan kita adalah Allah yang berwawasan ujung bumi. Kejadian 1:28 merupakan perintah bagi Adam dan Hawa untuk memenuhi bumi dan menaklukkannya. Perintah ini kembali diulang kepada Nuh dalam Kejadian 9:1, tatkala ia keluar dari bahteranya. Kemudian, ketika memanggil Abraham, Tuhan berfirman, "Olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat." (Kejadian 12:3) Demikianlah segala bangsa di atas bumi turut mendapat berkat (Kejadian 18:18). Tentu saja, berkat ini bukan sesuatu yang didapat secara gaib. Paulus menjelaskan dalam Galatia 3:8-9 bahwa melalui iman Abraham, suku-suku bangsa non-Yahudi akan turut diselamatkan. Dan, inilah berkat yang dimaksudkan dalam kitab Kejadian. Akan tetapi, sebelum suku-suku bangsa lainnya dapat menggabungkan diri dalam koor raksasa para penyembah, sebagaimana dilihat oleh Rasul Yohanes sebagai nubuat (Wahyu 7:9,10), mereka harus berbalik dan bertobat kepada Tuhan terlebih dahulu.

Saat ini, kita telah menjadi anak-anak Abraham. Dengan demikian, janji-janji yang diberikan kepada Abraham dalam Kejadian 12:3 dan 18:18 juga diwariskan dan diamanatkan kepada kita. Oleh karena itu, kita pun harus menjadi berkat bagi segenap suku bangsa tersebut.

Ada banyak ayat dalam PL yang melukiskan bagaimana suku bangsa akan memuliakan nama Tuhan. Beberapa di antara ayat-ayat tersebut adalah seperti di bawah ini:

"Aku mau memasyurkan namamu turun-temurun; sebab itu bangsa-bangsa akan bersyukur kepadamu untuk seterusnya dan selamanya." (Mazmur 45:17)

"... Hai segala bangsa, bertepuktanganlah, elu-elukanlah Allah dengan sorak-sorai!" (Mazmur 47:1)

"Pujilah Allah kami, hai bangsa-bangsa, dan perdengarkanlah puji-pujian kepada-Nya!" (Mazmur 66:8)

Dengan kata lain, Tuhan kita tidak puas kalau hanya satu golongan saja yang memuliakan dan menyembah Dia. Sebaliknya, Ia ingin supaya semua suku bangsa dan ras masuk dalam koor yang menyembah Dia.

Anda dapat membaca artikel ini selengkapnya di situs e-Misi: < http://misi.sabda.org/mengapa_kita_harus_mengutamakan_suku_suku_terabaikan >.

POKOK DOA

1. Mari naikkan ucapan syukur kita kepada Tuhan Allah kita karena Ia tidak mengabaikan suku-suku yang terabaikan. Ia rindu agar mereka semua memuliakan nama-Nya dan menyembah hanya kepada-Nya.

2. Mari kita berdoa kepada Bapa di surga bagi para penginjil yang telah memberitakan Injil kepada suku-suku yang terabaikan di Indonesia. Kiranya mereka senantiasa dipelihara dan dilindungi Tuhan Allah untuk melaksanakan tugas mulia mereka: mewartakan Injil Kristus.

3. Mari kita bersatu hati memohon kepada Bapa di surga agar segala jenis Alkitab, baik teks maupun audio, dalam bahasa-bahasa suku dapat digunakan untuk menjangkau suku-suku terabaikan di Indonesia.

Tidak ada komentar: