Rabu, 02 Juli 2014

DOA: SENJATA STRATEGIS DALAM MENCAPAI SUKU-SUKU BELUM TERJANGKAU


DOA: SENJATA STRATEGIS DALAM MENCAPAI SUKU-SUKU BELUM TERJANGKAU (1)

Yesus mengajarkan kita berdoa, "Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga." Abraham bersyafaat bagi Lot di Sodom, Musa berdoa agar Allah mengalihkan murka-Nya terhadap Israel, Daniel berdoa bagi pengembalian bangsa Israel dari Babel. Mengapa Allah menginginkan dan memerlukan doa syafaat umat-Nya? Pada mulanya, Allah memberi manusia wewenang untuk memerintah bumi, sedangkan wewenang untuk memerintah yang dimiliki Setan, yang dicapai melalui pemberontakan melawan Sang Pencipta, merupakan wewenang palsu, yang tidak sah dan yang direbut (dari manusia). Melalui kebangkitan-Nya, kita dapat mendayagunakan hak yang diberikan Allah kepada kita -- doa syafaat, agar kehendak-Nya terlaksana dan kerajaan-Nya datang di bumi. Berdoa dalam kuasa Roh Kudus menerobos wewenang musuh, meratakan jalan bagi Dia untuk menyelamatkan semua orang, dan ikut ambil bagian dalam pelaksanaan maksud penebusan-Nya.

Awal tahun 1998, Allah menuntun Dick Eastman membentuk satu tim doa syafaat di setiap bagian Eropa Timur. Tugas mereka ialah "menghadapi benteng-benteng Komunisme". Mereka "berjalan sambil berdoa" di seputar bangunan Politbiro di Bukarest. Dua tahun kemudian, Ceaucescu, yang sebelumnya dengan bangga mengatakan rezimnya akan bertahan seribu tahun lagi, akhirnya runtuh. Di Berlin, pada tengah malam, Allah menuntun Dick dan seorang teman Jermannya berdoa untuk tembok Berlin. Mereka berdua meletakkan tangan di tembok lalu berdoa, "Dalam nama Yesus, runtuhlah!" Dalam peristiwa-peristiwa dramatis tahun lalu di Eropa Timur, Allah telah menggunakan doa umat-Nya untuk mengguncangkan bangsa-bangsa. Dia juga dapat berbuat hal yang sama untuk dunia yang belum terjangkau. Ia sedang mencari mereka yang akan berdiri di hadapan-Nya untuk 2000 kelompok suku yang belum terjangkau, 1000 kota, dan 30 negara yang belum terinjili (Yehezkiel 22:30).

Kewenangan dalam Alam Rohani Diraih Melalui Doa

Ingat doa syafaat yang disampaikan Musa ketika ia mengangkat tangannya di hadapan Allah, sementara Yosua dan tentara Israel berperang melawan orang Amalek? Setiap kali tangan Musa menjadi lelah dan lunglai, tentara Israel dipukul mundur. Akan tetapi, ketika ia menopang pendiriannya dalam doa dan dengan tangan yang terangkat, orang-orang Israel mengalami kemenangan. Dalam sejarah Israel, Raja Yosafat mengandalkan doa, puasa, pujian, dan penyembahan sebagai senjata untuk melawan musuh-musuh yang menyerang Israel. Kemenangan dalam alam rohani merupakan hal yang penting sekali. Kemenangan tersebut harus diperoleh dengan menggunakan senjata-senjata rohani. Dua babak dalam sejarah Alkitab ini secara gamblang menggambarkan doa syafaat sebagai faktor pembawa kemenangan.

Sebagai orang percaya, kita yakin bahwa doa adalah senjata yang ampuh untuk menopang dan memperluas jangkauan pengutusan (Kisah Para Rasul 1:14; 2:42-44; 4:31). Doa juga merupakan gerakan yang hebat bagi terjadinya kebangunan rohani. Bahkan, dengan adanya persekutuan-persekutuan doa, visi tentang Kristus dan gereja-Nya serta pelayanan-pelayanan yang sudah ada mengalami pembaruan, jemaat dipulihkan dalam kesatuan dan tekad untuk menaati ketuhanan Kristus, dan orang-orang yang belum terjangkau dapat dijangkau. Doa menuntun pada perluasan Injil di antara mereka yang belum tersentuh, apalagi jika dilakukan bersama-sama oleh anggota tubuh Kristus.

Dengan menyadari penting dan berkuasanya doa, mari kita menjadi bagian dari jaringan-jaringan doa untuk penjangkauan di Indonesia, terutama memusatkan perhatian pada suku-suku yang belum terjangkau Injil sehingga kita boleh melihat Allah membangkitkan laskar-laskar pekerja baru untuk menuai suku-suku yang ada di Indonesia.

Artikel tentang "Doa Senjata Strategis dalam Mencapai Suku-Suku Belum Terjangkau" dapat Anda baca secara lengkap di situs e-Misi: < http://misi.sabda.org/doa-senjata-strategis-dalam-mencapai-suku-suku-belum-terjangkau-1 >. Silakan membacanya.

POKOK DOA

1. Mari kita berdoa kepada Tuhan Allah agar Ia, yang empunya tuaian, menggerakkan anak-anak-Nya untuk membentuk jaringan-jaringan doa dan bersedia menjangkau suku-suku di Indonesia yang belum terjangkau.

2. Berdoalah kepada Bapa di surga untuk kelompok-kelompok suku di Indonesia yang masih hidup dalam kuasa gelap. Berdoalah agar kuasa Allah menghancurkan mata rantai kegelapan atas suku-suku di Indonesia.

3. Doakanlah para pendoa pekerjaan misi yang sedang memusatkan perhatian pada penginjilan di seluruh pelosok Indonesia, agar Allah memberi kemenangan dalam menghadapi setiap peperangan rohani dan kehidupan mereka terus dipenuhi dengan api yang menyala untuk mendoakan setiap pekerjaan misi.

Tidak ada komentar: