Selasa, 26 November 2013

GELOMBANG BADAI HAIYAN DI FILIPINA

DOA BAGI DUNIA: GELOMBANG BADAI HAIYAN DI FILIPINA

Filipina -- Sudah dua minggu semenjak Topan Haiyan meluluhlantakkan Filipina. Dari Cebu City, Mark Lewis, Direktur EFCA ReachGlobal, menuturkan bahwa timnya kini sudah mendapat akses untuk masuk ke beberapa pulau yang terkena bencana tersebut.

Meskipun Filipina dilanda lusinan badai tropis setiap tahunnya, seorang pendeta dari gereja lokal mengatakan bahwa Topan Haiyan adalah sesuatu yang berbeda.

"Pendeta Sam mengatakan bahwa selama beberapa hari, penduduk di wilayah mereka harus berjuang untuk bertahan hidup," ujar Lewis. "Orang-orang hanya bisa menangis. Mereka tidak memiliki makanan selama tiga hari dan hanya memakan buah kelapa yang berserakan akibat badai itu."

Pastor Sam juga berkata kepada Lewis, "Banyak orang yang mengalami trauma, terutama anak-anak. Dan, banyak orang yang mengalami pengalaman berhadapan dengan maut. Kami tidak tahu apa itu gelombang badai, kami tidak pernah mengalami ini sebelumnya."

Pada hari Jumat yang lalu, Dewan Penanggulangan dan Manajemen Bencana Nasional Filipina (NDRRMC) memperbarui data korban tewas akibat bencana alam ini menjadi 5.209 jiwa.

Dalam keadaan yang genting ini, Lewis bersyukur atas perlindungan Allah bagi sebagian besar jemaat gereja EFC (Evangelical Free Chruch) di Samar bagian barat; hanya ada sedikit korban yang jatuh dari antara orang percaya yang ada di sana.

"Mereka memuji Tuhan atas perlindungan-Nya, sebab mereka sudah berdoa tentang hal ini sebelum badai itu melanda Filipina. Dan, atas kemurahan Allah, tidak satu pun dari jemaat mereka yang menjadi korban tewas," ujar Lewis.

Namun demikian, masa depan para korban yang selamat pun tampak suram.

"Pohon-pohon kelapa yang menjadi mesin penggerak kegiatan ekonomi di wilayah ini tumbang atau rusak," ujar Lewis mengenai wilayah Guiuan.

Pendeta Sam menjelaskan pernyataan Lewis, "Rusaknya pohon-pohon kelapa di daerah ini berarti hilangnya harapan hidup bagi masyarakatnya, sebab hidup mereka bergantung pada kelapa dan pertanian."

Hal yang sama juga terjadi di wilayah Hernani. Hati kami tenggelam dalam duka; sebagian besar penduduk Hernani hilang sebab wilayah itu dihantam gelombang badai setinggi 9 meter," tambah Lewis.

"Banyak pemberitaan yang mengangkat wilayah Tacloban karena parahnya kerusakan di sana, tetapi ada banyak kota kecil yang habis sama sekali karena tersapu gelombang badai ini."

Pendeta Sam juga menyatakan kekhawatirannya terkait perdagangan manusia. Hal itu akan menjadi masalah ketika harapan dan sumber daya yang ada semakin menipis. Karena bencana ini, Samar telah menjadi pulau termiskin di Filipina sebab pariwisata, perikanan, dan perkebunan kelapa adalah penghasil ekonomi mereka yang terbesar.

Oleh karena rumah-rumah, tempat usaha, dan sekolah-sekolah mengalami kerusakan berat, keputusasaan akan semakin meningkat setiap saat. Doakanlah gereja-gereja di Samar Timur agar dapat menemukan solusi pengembangan secepatnya.

"Orang-orang muda akan dipaksa untuk membuat keputusan tentang bagaimana dapat menghidupi keluarga mereka. Tanpa adanya harapan, jelas tidak ada pula masa depan di tempat ini," ungkap Lewis. Berdoalah agar orang-orang muda ini tidak menjual tubuh mereka sebagai solusi atas kebutuhan keluarga mereka.

Lewis menghabiskan satu minggu bersama pendeta Sam untuk menaksir kerusakan dan memberi komunitas di tempat itu harapan bagi masa depan mereka, dalam bentuk bahan bakar dan makanan. Doakan gereja-gereja lokal di Hernani dan Guiuan dalam upaya mereka merespons kebutuhan masyarakat setempat atas nama Kristus.

Ini semua adalah tantangan dan tanggung jawab yang besar," ujar pendeta Sam. "Tetapi, saya rasa kami dapat melakukan sesuatu bagi provinsi ini. Kami terbatas, tetapi paling tidak kami dapat melakukan sesuatu."

"Kami membutuhkan doa bagi gereja-gereja lokal untuk mampu membawa pelayanan dan pengharapan bagi orang-orang yang terluka dan terhilang," tambah Lewis.

Berdoalah juga agar "meskipun ada banyak hal yang terjadi di seluruh dunia, tempat ini tidak dilupakan." (t/Yudo)

Pokok Doa:

1. Berdoalah agar Allah Bapa berkenan mencukupi kebutuhan para korban bencana yang tersebar di seluruh Filipina.

2. Mintalah kepada Tuhan agar setiap lembaga dan personel mereka yang menangani para korban bencana ini diberi kekuatan dan perlindungan ketika menjalankan pelayanan mereka.

3. Berdoalah bagi gereja-gereja Tuhan yang berada di seluruh Filipina supaya dipakai Allah untuk menjadi saluran berkat bagi orang-orang yang membutuhkan. Doakan juga para pendeta dan jemaat agar hidup mereka memancarkan kasih Kristus di tengah-tengah masa yang sulit ini.

Diterjemahkan dan disunting dari:
Nama situs: MNN Online
Alamat URL: http://mnnonline.org/article/19246
Penulis: Tidak dicantumkan.
Tanggal akses: 26 November 2013

Tidak ada komentar: