Rabu, 07 Juni 2017

ORANG-ORANG AFGANISTAN DI AMERIKA UTARA

40 HARI MENGASIHI BANGSA DALAM DOA -- MINGGU, 4 JUNI 2017

ORANG-ORANG AFGANISTAN DI AMERIKA UTARA

Sejak 1970-an, warga Afganistan telah meninggalkan Afganistan untuk mencari keamanan, stabilitas, dan kesempatan hidup bagi keluarga mereka. Salah satu wilayah di Amerika Utara menjadi tempat kediaman bagi lebih dari 60.000 imigran dan pengungsi Afganistan. Kebutuhan dalam komunitas ini sangat luas: mulai dari akses pada perumahan, belajar bahasa, dan keterampilan kerja, keamanan bagi perempuan dari kekerasan dalam rumah tangga, dan penyembuhan dari trauma perang bagi seluruh generasi ini.

Keluarga-keluarga Afganistan pertama kali berdatangan ke daerah ini pada akhir tahun 1970 selama perang dengan Rusia. Keluarga-keluarga ini adalah orang-orang yang terdidik, Muslim yang sekuler, dan banyak di antara mereka adalah para pemimpin di bidangnya masing-masing. Anak-anak mereka dibesarkan di Amerika Serikat dan banyak bersekolah ke universitas dan telah berbaur dengan budaya Barat. Gelombang pengungsi yang kedua datang setelah serangan 9-11, dan terutama terdiri dari para janda dan anak-anak. Mereka menghadapi banyak tantangan karena sering kali mereka kurang bisa berbahasa Inggris dengan baik, berbekal sedikit atau bahkan tanpa pendidikan formal, dan memiliki sumber keuangan yang minim sekali. Gelombang ketiga warga Afganistan, yang masih berlanjut hingga saat ini, terdiri dari penerjemah yang membantu pemerintah AS pascaserangan 9-11 di Afganistan dan sekarang sedang mencari suaka. Mereka membutuhkan pelatihan kerja yang sesuai, beberapa di antaranya memerlukan perawatan kesehatan mental untuk mengatasi trauma yang mereka derita.

Keluarga-keluarga ini semua memiliki kebutuhan yang sama, baik kebutuhan akan komunitas yang ramah (yang sering mereka temukan di masjid atau di pasar tempat belanja orang Afganistan), maupun kebutuhan untuk penerimaan dan pembauran dengan masyarakat luas. Karena selama puluhan tahun didera perang dan kesukuan, keluarga~keluarga ini semua memiliki kebutuhan umum yang sama, baik kebutuhan akan komunitas yang ramah (yang sering mereka temukan di masjid atau di pasar belanja orang Afganistan) maupun kebutuhan untuk penerimaan dan pembauran/penyatuan dengan masyarakat luas. "Saling percaya” (trust) merupakan hal yang besar di kalangan masyarakat Afganistan; ironisnya hal tersebut justru mendorong beberapa orang untuk menjalin hubungan dengan tetangga mereka yang adalah orang Barat.

Salah satu cara supaya beberapa kebutuhan tersebut bisa ditangani adalah melalui kemitraan gereja dengan lembaga-lembaga perwakilan Afganistan setempat. Miriam bekerja di salah satu lembaga ini dan sangat peduli dengan masyarakat sebangsanya. Dia tak kenal lelah dalam berusaha untuk bermitra dengan siapa pun demi mendukung visinya untuk menawarkan kepada komunitasnya: bimbingan, pelatihan keterampilan kerja, dan kelompok-kelompok pendukung korban kekerasan rumah tangga. Saat ini, dia sedang bekerja sama dengan seorang Kristen membuat proyek-proyek untuk membantu kaum wanita Afganistan sembuh dari trauma dan pelecehan. Bersama-sama mereka mencari kesembuhan dari Tuhan Yesus dalam kehidupan kaum wanita ini.

Inilah harapan mereka bahwa sebagaimana pola-pola kekerasan generasi diubahkan, demikian pula perdamaian dan penyembuhan akan terjadi pada keluarga-keluarga Afganistan. Cari tahu lebih lanjut di: northamericanafghans@gmail.com.

Mari kita berdoa:

- Bagi para korban perang Afganistan supaya mereka sembuh dari trauma.

- Untuk gereja-gereja lokal untuk mengembangkan sikap penerimaan dan meningkatkan sumber daya untuk masyarakat Afganistan.

- Untuk transformasi dalam pernikahan dan dukungan bagi mereka yang merindukan kebebasan dari kekerasan.

Tidak ada komentar: