40 HARI MENGASIHI BANGSA DALAM DOA -- RABU, 17 MEI 2017
SUKU BAMBAM
Pendahuluan/Sejarah
Nenek
moyang orang Bambam berasal dari ketujuh keturunan Pongkapadang dan
Torije'ne', yang telah membentuk suatu kelompok sosial masyarakat yang
disebut Pitu Ulunna Salu (tujuh kepala sungai), dan membentuk suatu
front bersama untuk menghadapi pihak luar, yakni kelompok-kelompok musuh
dari luar. Pemerintah Kolonial Belanda datang pada permulaan tahun
1900-an dan mendirikan sekolah-sekolah, menghapus perbudakan,
memperkenalkan pajak, dan menyebarkan agama Kristen. Selama Perang Dunia
II, Jepang mengirim tentaranya untuk mengawasi wilayah ini meskipun
wilayah ini sangat terpencil dan tidak menguntungkan secara ekonomi.
Wilayah
Bambam mengalami masa sukar berikutnya sejak 1950 hingga 1965 sampai
masa penyerangan-penyerangan dan pemberontakan. Sekelompok pemberontak
Muslim fanatik mengambil alih kota Mambi dan mulai memaksa orang-orang
di desa-desa lain untuk memeluk agama Islam. Sebagai respons,
orang-orang Bambam membentuk Organisasi Pertahanan Rakyat (OPR). Dengan
bantuan Batalion 710 yang nasionalis, OPR menyerang Mambi dan menghalau
kembali para pemberontak hingga ke pantai dekat Mamuju. Sesudah
peristiwa ini, Batalion 710 mulai bersikap sewenang-wenang terhadap
orang-orang Bambam sehingga OPR mendesak mundur Batalion 710. OPR
memutus semua jejak menuju daerah itu dan terus mempertahankannya hingga
pemerintahan sipil dipulihkan pada tahun 1964.
Di Manakah Lokasi Mereka?
Mayoritas
orang Bambam tinggal di kabupaten Mamasa, di dataran tinggi provinsi
Sulawesi Barat, Indonesia. Desa-desa terbentang sepanjang tepian aliran
anak sungai Salu Mambi, Salu Dengen, dan sungai-sungai Salu Mokanam.
Tempat ini berupa wilayah pegunungan, dengan puncak-puncaknya yang
memiliki ketinggian mencapai 3000 meter.
Seperti Apakah Kehidupan Mereka?
Rumah
dan keluarga merupakan prioritas utama bagi orang-orang Bambam pada
umumnya. Keluarga inti terdiri dari orangtua dan anak-anak yang belum
menikah, tetapi sering kali dalam sebuah rumah tangga ada juga lansia
atau anak-anak yang baru menikah. Di permukaan, hubungan mereka tampak
sangat harmonis. Orang Bambam jarang sekali mengekspresikan
kemarahannya. Menyesuaikan diri, menjaga kedamaian, dan memelihara
status quo merupakan nilai-nilai budaya. Pada umumnya, mereka senang
bekerja sama dan bersosialisasi, yang disertai dengan cara hidup
gotong-royong, baik mempersiapkan lahan, menanam, menyiangi, memanen,
memperbaiki jalan, maupun membangun rumah, dikerjakan secara
berkelompok. Kadang-kadang upah diberikan, tetapi sering kali bantuan
diberikan oleh orang lain sebagai bentuk timbal balik atas bantuan yang
diberikan kepadanya pada lain waktu. Mengerjakan sawah secara bergiliran
menjadi inti gaya hidup orang-orang Bambam. Aktivitas harian dan
perencanaan didasarkan pada giliran merawat, menanam, menyiangi, dan
memanen padi. Pesta rakyat dan upacara juga terikat pada siklus kegiatan
ini. Tugas-tugas dibagi berdasarkan jenis kelamin.
Sementara
mengerjakan lahan sawah secara bergilir menjadi inti gaya hidup, pada
tahun-tahun terakhir ini ekonominya lebih banyak dipengaruhi oleh
budidaya kopi dan kakao. Kedua komoditi ini menghasilkan uang untuk
pembelian barang-barang dari luar daerah.
Apakah Kepercayaan Mereka?
Ada
tiga kelompok pemeluk agama di kalangan orang Bambam: umat Kristen
(Protestan dan Katolik), Muslim (Islam), dan Mappuhondo (animisme).
Kepercayaan tradisional Mappuhondo memengaruhi kepercayaan-kepercayaan
mereka yang menyebut dirinya umat Kristen atau kaum Muslim.
Secara
turun-temurun, seseorang memuja para dewa dengan menjalankan "panaba
sambulo-bulo" (napas yang lurus). Hal ini dilakukan dengan berlaku baik,
yang artinya memedulikan orang lain, tidak berbohong, dan melakukan apa
yang dikatakan. Para dewa tidak senang apabila Anda berusaha
menghancurkan rencana-rencana orang lain. Anda perlu mengerjakan apa
yang baik bagi orang lain.
"Tometampa"
adalah dewa pencipta manusia, binatang, tumbuhan, dan segala sesuatu
yang ada di dunia ini. Dialah sang dewa pencipta, tetapi bukan pemimpin
para dewa. Setiap dewa mengawasi wilayah kekuasaan mereka masing-masing
(sungai, bukit, desa, jenis tugas atau pekerjaan, dll.). Orang-orang
Kristen percaya kepada Allah Sang Pencipta dan bahwa Dialah yang
mengatur segala-galanya.
Ketika
seorang Bambam meninggal, ia mengalami "sau'anitu" (turun ke dalam
sungai, ke dunia roh), yaitu dunia orang mati. Mereka tidak yakin di
mana tempat itu, "mungkin saja di tepi dunia". Sungai tersebut harus
diseberangi (salu sidilambam), dan mereka tidak bisa menyeberang jika
mereka tidak memiliki kerbau air untuk menarik dan menyeberangkan semua
harta milik mereka. Itulah sebabnya, keluarga harus menyembelih seekor
kerbau untuk upacara penguburan.
Orang-orang
Kristen masih memotong kerbau untuk upacara penguburan. Mereka
mengatakan bahwa mereka akan dipermalukan jika mereka tidak
melakukannya.
Apakah Kebutuhan-Kebutuhan Mereka?
Sebagai
petani, perhatian mereka adalah pada hasil panen: pada serangga dan
tikus yang dapat merusaknya, dan tanah longsor yang akan menggilas
tanaman mereka dan merusaknya. Kebanyakan wilayah orang Bambam sulit
dijangkau dan daerahnya terpencil, yang dipandang oleh orang Bambam
sebagai suatu kekurangan besar. Mereka merasa bahwa akibat sukarnya
daerah mereka untuk dijangkau, para pejabat pemerintah tidak begitu
mengenal daerah Bambam, termasuk orang-orang dan situasinya. Beberapa
orang Bambam percaya bahwa mereka berada di luar jangkauan bantuan yang
dapat diberikan oleh pemerintah karena mereka tinggal di daerah yang
sangat terpencil. Karena sulitnya transportasi, harga-harga kopi dan
kakao yang diusahakan di Bambam rendah. Dan, harga-harga barang yang
dibawa masuk ke daerah ini tinggi. Fasilitas medis juga jarang, baik
tenaga medis maupun ketersediaan obat-obatan. Masalah-masalah ini
muncul, menurut orang Bambam, sebagian karena daerahnya yang
berbukit-bukit dan sukar dijangkau.
Untuk menjangkau suku Bambam bagi Tuhan, beberapa bahan berikut ini dapat membantu memperlengkapi Anda:
1. Alkitab audio kitab Yohanes, pesan-pesan penginjilan dalam bentuk audio, dan pelajaran-pelajaran Alkitab audio-visual: https://globalrecordings.net/en/language/4685
2. Alkitab audio Perjanjian Baru dalam bahasa Bambam: http://audio.sabda.org/download_audio_alkitab_bahasa_bambam_full
Pokok Doa
1.
Alkitab Perjanjian Baru dan kitab Kejadian dalam bahasa Bambam sudah
diterjemahkan ke dalam bahasa Bambam tahun 2004. Doakanlah agar
kitab-kitab Suci ini dibaca dan diaplikasikan dalam kehidupan mereka.
2.
Gospel Recording of Indonesia telah mempersiapkan kaset-kaset rekaman
dari Injil Yohanes dan program "Kabar Baik" dalam bahasa Bambam.
Doakanlah agar rekaman-rekaman ini dapat diterima dengan baik dan
menyentuh kehidupan mereka yang mendengarkannya.
3.
Tekanan-tekanan politik dan agama telah mengganggu kehidupan di daerah
orang Bambam. Doakanlah agar tekanan-tekanan itu membuat mereka yang
menyebut dirinya Kristen sungguh-sungguh mendekatkan diri kepada
Kristus, dan agar orang lain akan datang kepada Kristus melalui masa
yang sukar ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar