DARI REDAKSI: PERSIAPKAN DIRI ANDA | ||
Shalom,
Ketika Nabi Yesaya menjawab pertanyaan Tuhan dalam Yesaya pasal 6,
"Siapakah yang mau pergi untuk Aku?" saya yakin, dengan penuh kesiapan,
Yesaya menjawab, "Ini aku, utuslah aku!" Yesaya mengetahui bahwa
panggilan yang diterimanya berasal dari TUHAN yang hidup. Yesaya telah
dipersiapkan oleh Tuhan sejak lama sebagai seorang yang hidup beriman
kepada TUHAN, sampai pada suatu ketika Tuhan memberi panggilan melalui
penglihatan khusus kepadanya. Ia merespons dengan ketidaksiapan yang
melanda dirinya, "Celakalah aku! Aku binasa! Sebab aku seorang yang
najis bibir dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir."
Yesaya menyadari keadaan rohaninya yang najis, padahal ia adalah seorang
yang saleh dan hidup dalam ketaatan agamawi. Namun, jika diamati, Tuhan
sendirilah yang menyadarkan Yesaya akan keadaannya sehingga ia boleh
mengakui kelemahannya di hadapan Tuhan. Tuhan menyucikannya dengan
menyentuhkan bara ke mulut Yesaya melalui utusannya, Serafim, sebagai tanda bahwa Yesaya dikuduskan dan siap untuk diutus sebagai seorang nabi bagi umat Israel.
Persiapan diri untuk
diutus sebagai seorang pembawa Kabar Baik adalah hal yang sangat
dibutuhkan. Pergerakan gereja tidak bisa dibatasi oleh empat tembok yang
mengurungnya. Setiap orang percaya dipersiapkan untuk membawa Kabar
Baik. Jika Anda merasa tidak siap, hal itu sangatlah wajar karena yang
akan mempersiapkan Anda adalah Dia sendiri sebagai Sang Pengutus Agung.
Sediakan diri Anda untuk mengenal Dia melalui firman-Nya, mengenal isi
hati-Nya, dan menggumulkan bagian yang akan Anda kerjakan. Dalam edisi
berikut, Redaksi e-JEMMi menyajikan sebuah artikel dan sebuah renungan
yang bertema persiapan dalam pelaksanaan misi bagi Tuhan. Kiranya boleh
memberkati dan menolong kita sekalian guna mempersiapkan diri menjadi
utusan-utusan Tuhan bagi dunia. Selamat membaca, Tuhan Yesus memberkati.
|
ARTIKEL: PERSIAPAN SPIRITUAL | ||||||||||||||||||
Persiapan spiritual
Anda telah
memperbarui paspor Anda, mengemas barang bawaan dengan sempurna, dan
bahkan sudah membuang sampah ke luar rumah. Apa lagi yang masih perlu
dilakukan? Persiapkan pikiran dan hati Anda.
Jika semua yang
perlu Anda lakukan adalah mempersiapkan diri menghadapi kondisi
lingkungan di tempat yang Anda tuju, Anda kehilangan sisi "misi" dalam
perjalanan misi Anda. Anda tidak hanya perlu mempersiapkan perjalanan
Anda, tetapi juga misi Anda, dan itu berarti memastikan bahwa jiwa Anda
berada di tempat yang tepat.
Seperti halnya Anda
tidak ingin melakukan perjalanan tanpa lebih dulu menyiapkan peralatan
yang tepat, Anda pun sebaiknya tidak melakukan perjalanan misi tanpa
lebih dulu mempersiapkan pikiran dan hati Anda.
Selaraskan hati dengan tujuan Anda.
Jika kita jujur dengan diri kita sendiri, kadang kala kita punya motif-motif tersembunyi ketika melakukan sebuah perjalanan misi.
Kita ingin bepergian. Kita ingin mengenal pria atau wanita tertentu.
Kita ingin merasa nyaman dengan diri kita sendiri. Kita ingin terlihat
sebagai orang Kristen yang lebih baik ketika kita kembali.
Namun, perjalanan
Anda memiliki tujuan yang lebih besar. Ajukan kepada diri Anda
pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan jujur, dan usahakan jangan
hanya membaca sepintas. Pertanyaan-pertanyaan ini adalah
pertanyaan-pertanyaan sederhana, tetapi akan membantu memfokuskan
pikiran dan hati Anda pada tujuan perjalanan Anda.
Apa saja alasan saya
mengikuti perjalanan ini? Apakah saya punya motif-motif tersembunyi
dengan mengikuti perjalanan misi ini? Apa saja itu? Berdasarkan
motif-motif saya sekarang ini, jika saya pergi hari ini, apakah yang
menjadi fokus utama perjalanan saya? Kira-kira apa yang penduduk lokal
rasakan tentang motif-motif saya ini? Kira-kira apa yang Tuhan rasakan
tentang motif-motif tersebut? Apa tujuan utama perjalanan saya? Apa yang
seharusnya menjadi fokus saya? Mengapa saya perlu sungguh-sungguh
menyelaraskan fokus saya dengan tujuan utama perjalanan ini?
Sambutlah anugerah dalam segala situasi.
Allah telah memilih
Anda untuk pergi. Ia ingin menggunakan Anda sebagai alat-Nya. Mengapa?
Apakah karena Anda rajin membaca Alkitab setiap hari pada bulan ini?
Atau, karena Anda punya pengetahuan yang luar biasa tentang kebudayaan
Afrika? Mungkin tidak. Itu semata karena anugerah-Nya. Mungkin saja ada
orang-orang yang lebih pintar, lebih bijaksana, dan lebih memahami
Alkitab di luar sana, tetapi Ia memilih Anda. Allah, melalui
anugerah-Nya, telah memilih Anda untuk pergi, jadi Anda harus pergi
dengan rasa syukur. Apa artinya? Itu berarti mempraktikkan sifat-sifat
yang sering kali tidak sesuai dengan keinginan kita. Ini soal merespons
ketimbang bereaksi.
Jika penerbangan
Anda mengalami penundaan, jika mereka kehabisan menu vegetarian di dalam
pesawat, jika makanannya terasa aneh, jika Anda tidak bisa tidur
nyenyak, jika Anda diigigit serangga, terimalah ....
Ubahlah kekeraskepalaan menjadi fleksibilitas; ubahlah keluhan menjadi rasa syukur; ubahlah pergunjingan menjadi kebesaran hati; ubahlah sarkasme menjadi kebaikan; dan ubahlah penghakiman menjadi rasa syukur.
Anda memang tidak
bisa begitu saja menjadi seseorang yang penuh dengan rasa syukur. Ini
adalah sebuah pola pikir yang harus dengan sengaja selalu Anda lakukan
dan latih. Ajukan kepada diri Anda pertanyaan-pertanyaan sederhana ini
guna mulai mempersiapkan pikiran dan hati Anda merespons situasi-situasi
sulit dengan rahmat.
Dapatkah saya
mengantisipasi situasi apa pun dalam perjalanan misi saya mengingat saya
mungkin saja mengalami kesulitan untuk menerima anugerah? Seperti apa
"merespons dengan rasa syukur" situasi-situasi sulit seperti itu? Apa
yang dapat saya lakukan sekarang untuk mempersiapkan pikiran dan hati
agar saya menerima anugerah dengan sungguh-sungguh sepanjang perjalanan misi saya?
Mempersiapkan diri untuk melayani orang lain.
Terkadang, kita
begitu fokus pada pengumpulan dana dan persiapan yang tepat sehingga
kita lupa mempersiapkan diri untuk melayani orang-orang baru yang akan
kita temui sepanjang perjalanan misi. Mempersiapkan pikiran dan hati
Anda untuk orang lain berarti memasuki komunitas mereka dengan kerangka
berpikir yang benar. Ajukan kepada diri Anda pertanyaan-pertanyaan di
bawah ini untuk membantu menyiapkan diri Anda melayani komunitas baru
dengan efektif.
Pikirkan tentang
orang-orang yang akan Anda layani. Menurut Anda, seperti apa kehidupan
sehari-hari mereka? Apakah kebutuhan terbesar mereka menurut Anda?
Apakah itu kebutuhan spiritual (untuk belajar lebih jauh tentang Yesus)
atau kebutuhan fisik (untuk menerima dukungan nyata dan fisik)? Apa
masalah-masalah yang menyebabkan mereka membutuhkan hal-hal tersebut?
Apa yang akan mencegah penduduk setempat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
tersebut? Bagaimana Anda akan mencoba melayani dan memenuhi
kebutuhan-kebutuhan itu? Apa yang bisa Anda lakukan ketika Anda sudah
kembali pulang untuk membantu para penduduk lokal terus memiliki
kemajuan dalam pemenuhan kebutuhan spiritual dan fisik mereka?
Setelah Anda kembali.
Wah! Sebuah
perjalanan yang melelahkan. Sekarang, karena Anda sudah di rumah, Anda
mungkin melihat dunia sekitar dengan cara yang baru. Beberapa orang
menyebut hal ini sebagai "guncangan budaya arus balik". Beberapa yang
lain menyebutnya sebagai bagian dari pengalaman "puncak spiritualitas".
Apa pun itu, hidup Anda sudah berubah. Namun, tidak untuk waktu yang
lama.
Anda akan
menceritakan perjalanan Anda kepada orang lain dan mereka tidak
mengerti. Anda akan menunjukkan kepada mereka foto-foto perjalanan Anda
dan mereka akan mengatakan, "Oh ya, itu bagus." Namun, ikatan antara
Anda dan tim Anda luntur. Anda akan kembali ke sekolah. Kembali bekerja.
Pikiran dan hati Anda akan kembali seperti sebelum Anda pergi ... jika
Anda tidak membuat perubahan-perubahan yang sengaja Anda upayakan.
Apakah Anda tahu
bahwa Allah yang memberi Anda pengalaman luar biasa dalam perjalanan ke
luar sana adalah sama dengan Allah ketika Anda berada di negara Anda?
Allah adalah sama, baik itu di Uganda, Argentina, maupun di Amerika
Serikat. Andalah yang berubah dan mata Andalah yang terbuka ketika Anda
pergi ke luar negeri. Sekarang, karena Anda tahu apa yang bisa Ia
lakukan, waktunya untuk membawa pengalaman itu pulang.
Ajukan kepada diri
Anda pertanyaan-pertanyaan berikut ini beberapa hari setelah Anda
kembali dari perjalanan Anda. Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini akan
membantu memastikan bahwa perubahan hidup yang sudah Anda alami akan
terus berkelanjutan.
Apa yang saya
pelajari tentang diri saya selama perjalanan? Apa yang saya pelajari
tentang Allah selama perjalanan? Apa yang mengubah diri saya selama
perjalanan? Apa yang memicu perubahan itu? Apa yang bisa saya lakukan
sekarang sehingga perubahan itu tetap melekat pada diri saya? Apa yang
sudah saya pelajari tentang tujuan Allah bagi hidup saya?
Langkah-langkah apa yang bisa saya ambil selama satu bulan ke depan
untuk menyelaraskan hidup saya dengan apa yang sudah saya pelajari
tentang tujuan Allah bagi hidup saya?
Jangan berhenti sekarang.
Jika Anda jujur
menjawab semua pertanyaan itu, selamat. Anda memanfaatkan hampir semua
kesempatan yang Tuhan berikan untuk Anda. Jangan berhenti sekarang!
Tetaplah fokus dan mulailah mengambil langkah-langkah yang diperlukan
untuk menyelaraskan apa yang sudah Anda pelajari dengan tujuan Allah
bagi hidup Anda. Anda bisa melakukannya. (t/Aji)
|
RENUNGAN: PERSIAPAN MELAYANI (1): MEMPERSILAKAN DIPERIKSA OLEH FIRMAN ALLAH | |||||||||||||||||||||
"Sebab itu,
jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau
teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,
tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai
dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan
persembahanmu itu."
(Matius 5:23-24)
Mudah membayangkan
bahwa tiba-tiba kita akan mencapai suatu tahap dalam hidup ketika kita
benar-benar siap melayani. Namun, kesiapan bukanlah sesuatu yang dicapai
secara mendadak. Malah, pada kenyataannya, itu berupa proses yang harus
tetap dipelihara.
Adalah berbahaya merasa mapan atau settled
dan puas dengan tahap pengalaman kita sekarang. Kehidupan Kristen
menuntut adanya persiapan dan lebih banyak persiapan. Rasa ingin
berkorban dalam kehidupan Kristen dengan cepat memikat seorang Kristen
baru. Dari sudut pandang manusia, satu hal yang menarik kita kepada Yesus Kristus
adalah semangat berkorban atau heroik kita. Namun, pemeriksaan cermat
atas diri kita dengan kata-kata Tuhan ini tiba-tiba menguji semangat
kita. ".... pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu ...." Kata
"pergilah" dalam konteks persiapan ini berarti mempersilakan firman
Allah memeriksa Anda dengan cermat.
Hanya semangat
berkorban tidaklah cukup. Ada hal yang ingin Roh Kudus periksa dalam
diri Anda, yakni sifat Anda yang tidak akan dapat dipakai dalam
pelayanan-Nya. Tidak seorang pun, kecuali Allah, yang dapat menemukan
sifat itu dalam diri Anda. Adakah sesuatu dalam diri Anda yang
disembunyikan dari Allah? Jika ada, biarkan Allah menyelidiki Anda
dengan terang-Nya. Jika terdapat dosa dalam hidup Anda, akuilah itu
dengan sungguh. Bersediakah Anda mematuhi Tuhan dan Tuan Anda meskipun
mungkin ada hal-hal yang merendahkan hak Anda, yang mungkin akan Anda
terima?
Jangan sekali-kali mengabaikan penginsafan yang dinyatakan oleh Roh Kudus
kepada Anda. Jika ada sesuatu yang cukup penting bagi Roh Allah untuk
digugah dari pikiran Anda, memang itulah hal yang sedang ditemukan-Nya
dalam diri Anda. Mungkin Anda sedang mencari suatu hal besar untuk Anda
lepaskan, padahal Allah sedang memberi tahu Anda suatu hal kecil yang
harus Anda lepaskan. Akan tetapi, di balik hal kecil itu terletak
benteng kekerasan hati, dan Anda berkata, "Aku takkan melepaskan hakku
atas diriku sendiri" -- hal yang justru Allah ingin agar Anda lepaskan
jika Anda ingin menjadi seorang murid Yesus Kristus.
|
Anda terdaftar dengan alamat: davebroos@yahoo.co.uk. Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi e-JEMMi. |
||||
|
||||
Redaksi: Ayub. T, Elizabeth N., dan N. Risanti Berlangganan|Berhenti|Arsip BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati © 2017 -- Yayasan Lembaga SABDA |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar