40 HARI MENGASIHI BANGSA DALAM DOA -- SELASA, 13 JUNI 2017
SUKU MINANGKABAU DI SUMATRA BARAT
"Ya
Tuhan, biarlah kiranya anak ini lahir sebagai seorang gadis!" Setelah
memiliki empat anak laki-laki, Dedi dan Putri berdoa dengan
sungguh-sungguh, memohon agar anak kelima mereka adalah seorang gadis.
Meskipun
merupakan kelompok masyarakat Muslim yang kuat, orang Minangkabau di
Sumatra Barat lebih menginginkan anak perempuan daripada anak laki-laki
-- dalam kebudayaan Islam di tempat lain, umumnya anak laki-lakilah yang
lebih diinginkan. Hal ini dikarenakan Islam di Sumatra Barat telah
terikat dengan budaya matrilineal yang kuat, dengan warisan diteruskan
kepada putri tertua. Saat anak laki-laki bertumbuh dewasa dan pergi jauh
untuk menemukan keberuntungan mereka, anak-anak perempuan tetap tinggal
bersama orang tua mereka, dan ketika mereka menikah, suami mereka
pindah ke rumah keluarga. Sering kali, kerabat yang ada hubungan darah
dianggap lebih penting daripada suami baru, yang sering dipandang
sebagai tamu di rumah keluarga.
Meskipun
ikatan keluarga di kota-kota besar melemah, namun setiap anggota dalam
keseluruhan rumpun-suku masih diperlukan persetujuannya jika akan
menjual sebidang tanah milik keluarga. Ikatan keluarga ini bisa menjadi
jalan masuk untuk Kabar Baik dapat diberitakan secara luas, tetapi itu
sekaligus juga dapat menjadi satu hambatan terbesar bagi umat Islam
untuk percaya Injil. Takut berbeda pemikiran dan takut dikucilkan
menghambat banyak orang untuk menjelajah/meneliti keyakinan mereka.
Ketika
orang Minangkabau menjadi pengikut Kristus, biasanya mereka segera
ditolak oleh keluarga mereka. Jika suami bertobat, bisa jadi istrinya
akan menceraikan dia. Jika seorang wanita menjadi percaya, dia akan
kehilangan warisannya.
Di
antara lebih dari 8 juta orang Minangkabau, terdapat orang Kristen yang
jumlahnya tidak lebih dari 1.000 jiwa. Banyak di antara orang Kristen
itu adalah wanita Minangkabau yang menikah dengan pria Kristen dari
kelompok masyarakat lainnya, dan dengan demikian, ia menjadi Kristen.
Mari kita berdoa:
-
Perempuan menikmati peran penting dalam masyarakat Minangkabau. Berdoa
agar para wanita yang memiliki pengaruh ini akan menjadi panutan yang
baik.
-
Untuk inti kebudayaan Minangkabau yang ditarik ke berbagai arah yang
berlainan: ke arah tradisi masa lalu, ke arah tradisi Islam Arab yang
lebih ortodoks, dan ke arah yang menuju globalisasi dan budaya Barat.
- Untuk seluruh anggota keluarga, bukan hanya satu-dua yang terpisah, agar mereka mengalami hidup baru di dalam Yesus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar