Minggu, 01 Maret 2009

Kuasa Doa Seorang Wanita


Kuasa Doa Seorang Wanita

Pdt David Yonggi Cho dari Korea mengklaim dirinya sebagai pendeta dari gereja terbesar di dunia hingga saat ini. Mayoritas anggota gereja beliau adalah “wanita”. Beliau memiliki gereja terbesar salah satu alasannya adalah sebab ia memperlngkapi dan memobilisasi para wanita ini untuk berdoa dan bersaksi bagi Kristus.
Wanita (woman) diciptakan setara dengan pria (man). Wanita adalah alat Tuhan dan diurapi untuk menyatakan kemuliaan Tuhan.
Salah satu aspek yang hendak saya bahas pada kesempatan ini adalah “doa seorang wanita/istri/ibu dapat mengubah atmosfir keluarga”.

Pertama-tama, jadikanlah Tuhan prioritas dalam kehidupanmu. Ingatlah bahwa memprioritaskan Tuhan itu “bukan” sibuk mengikuti semua aktivitas/ program gereja/persekutuan meski itu hal yang baik. Apa yang saya maksudkan disini adalah memulai kehidupanmu di dalam doa. Doa pertama-tama akan mengubah kita, saat bertemu Tuhan kita sadar bahwa segala kekurangan dan dosa yang masih melekat dalam diri. Doa disini bukanlah doa yang dihafalkan seperti Doa Bapa Kami, bukan pula doa satu arah yang penuh dengan permohonan kita. Doa disini adalah doa dua arah, kita berbicara pada Tuhan dan lalu berdiam diri mengizinkan Dia menyampaikan isi hataNya.

Kedua, milikilah disiplin di dalam “bersaat teduh”/ meditasi Firman. Bacalah Firman Tuhan setiap hari, renungkanlah setiap kebenaran dan taati/lakukanlah. Sering saya temukan, banyak anak Tuhan baca Alkitab tetapi tidak benar-benar merenungkannya hanya sekedar membaca saja. Atau mereka menghafalkannya, bagus namun akan percuma bila hafal tetapi tidak melakukannya. Itu tidak ada bedanya dengan burung beo yang kita ajar untuk berbicara, namun beo itu tidak pernah mengerti apa yang diucapkannya. Bacalah Firman Tuhan, renungkan, mintalah hikmat (Yak1:5) dan lakukan apa yang Firman tersebut perintahkan.

Ketiga, Jadilah pelaku Firman Tuhan atau teladan (1 Tim 4:12). Saat kita menghadapi masalah tanggapilah secara positif sesuai Firman Tuhan. Jangan melihat problem sebagai musuh tetapi kawan untuk bertumbuh di dalam Tuhan. Sebab saat masalah datang ini merupakan ksempatan emas bagi kita untuk menanggapinya sesuai apa yang Tuhan firmankan. Pasangan hidup atau anak-anak yang belum takut akan Tuhan perlu teladan hidup. Tuhan menghendaki anda untuk jadi teladan dalam kehidupan seutuhnya, ingat teladan hidup berbicara lebih keras daripada “perkataan rohani” kita.

Keempat, bergaullah dengan orang-orang yang dapat menjadi teladan yang hidup. Dengan siapa anda banyak bergaul seperti itu pulalah nilai-nilai anda. Lois and Eunike telah menjadi teladan bagi Timotius. Pr Christopher K & Vijaya sejak 1995 telah menjadi orangtua rohani saya, yang telah memberikan teladan dalam berbagai aspek kehidupan dan pelayanan. Begitu pula Inban Caldwell & Rozanne, yang telah membagi hidup dan mengajarkan banyak hal sejak 1998, bagi kami sekeluarga.

Tidak ada komentar: