SUKU BIMA (DOU MBOJO)
Dirangkum oleh: Odysius
Suku Mbojo,
atau yang juga dikenal dengan suku Bima atau Dompu, tinggal di daerah
dataran rendah Kabupaten Bima dan Dompu di provinsi Nusa Tenggara Barat.
Kedua kabupaten ini terletak di sebelah timur Pulau Sumbawa. Terdapat
juga beberapa orang suku Mbojo yang tinggal di Pulau Sangeang. Meskipun
wilayah ini memiliki pantai yang panjang dengan banyak teluk, kebanyakan
dari populasi suku tersebut tidak pergi ke laut untuk mencari mata
pencaharian. Bahkan, sebagian besar komunitas mereka dibangun dengan
jarak sekitar 5 km dari tepi pantai. Bagian utara Pulau Sumbawa
merupakan daerah yang subur, tetapi bagian selatannya tandus. Suku Mbojo
juga disebut Oma ("berpindah") karena mereka sering berpindah dari satu
tempat ke tempat lain. Bahasa Bima, terkadang disebut Nggahi Mbojo,
memiliki beberapa dialek, termasuk Bima, Bima Donggo, dan Sangeang.
Kehidupan Masyarakat Suku Mbojo
Mata
pencaharian utama suku Mbojo adalah bercocok tanam di ladang, tetapi
mereka juga menanam padi di sawah dengan menggunakan sistem irigasi
khusus yang disebut panggawa. Mereka juga adalah penjual kuda yang
terkenal. Perempuan Bima biasanya terampil membuat anyaman dari bambu
dan daun palem, serta menenun kain "tembe nggoli" yang sangat terkenal.
Banyak orang Mbojo tinggal di luar wilayah rumah mereka, dan pada saat
yang sama banyak orang luar yang masuk ke dalam wilayah Mbojo. Desa-desa
orang Mbojo disebut "kampo" atau "kampe", dan dipimpin oleh seorang
kepala desa yang disebut "ncuhi". Ncuhi dibantu oleh golongan kerabat
yang tua dan dihormati. Kepemimpinan diwariskan turun-temurun di antara
keturunan nenek moyang pendiri desa.
Suku Mbojo tidak tertutup
terhadap pengaruh dari luar. Pada masa lampau, mereka memandang
pendidikan sebagai suatu ancaman terhadap tradisi budaya mereka, tetapi
sekarang mereka mendukungnya mulai dari sekolah dasar hingga ke
perguruan tinggi. Mereka melihat pengaruh dari luar yang positif dalam
bidang kebudayaan dan teknologi. Bentuk transportasi termasuk kereta
atau gerobak yang ditarik oleh kerbau dan kereta kuda yang disebut
"benhurs" setelah film Amerika yang berjudul "Ben Hur" diluncurkan. Pada
tahun 1969, wilayah Nangameru di Dompu ditetapkan sebagai lokasi
transmigrasi. Alhasil, banyak orang dari suku Jawa dan suku-suku lain
dari wilayah yang padat populasinya datang sebagai transmigran. Hal ini
menimbulkan banyak kesalahpahaman antara penghuni asli dan para
transmigran, juga kesenjangan sosial yang terjadi semakin memperlebar
jarak antara mereka.
Kepercayaan Suku Mbojo
Meskipun
kebanyakan orang Mbojo adalah orang-orang Muslim yang taat, mereka masih
memercayai roh-roh dan mempraktikkan berbagai bentuk animisme, bahkan
mereka masih datang ke dukun -- yang jumlahnya cukup banyak di wilayah
tersebut. Mereka meminta nasihat dan bantuan dari para dukun, khususnya
ketika masa-masa sulit dan krisis sedang terjadi. Suku Mbojo takut
kepada dewa-dewa setempat seperti Batara Gangga (pemimpin para dewa),
Batara Guru, Idadari Sakti, dan Jeneng, juga kepada jenis-jenis roh lain
yang disebut Bake dan Jin, yang menghuni pepohonan dan gunung-gunung
tinggi. Mereka percaya bahwa roh-roh ini sanggup mendatangkan
sakit-penyakit dan musibah. Mereka juga memercayai pohon-pohon suci di
Kalate dan Murmas, di mana dewa Batara dan dewa-dewa dari Gunung Rinjani
berdiam di sana. Kepercayaan para leluhur disebut dengan "Pare No
Bongi" oleh orang-orang Mbojo -- kepercayaan terhadap roh-roh leluhur.
Pada tahun 1930-an, ratusan orang Mbojo di daerah pegunungan di sekitar
Dompu mendengar Injil dan menerimanya. Hari ini, terdapat empat desa di
pegunungan dengan populasi Kristen 90 persen, tetapi mereka tidak
benar-benar memahami Injil. Mereka sangat terpencil dan miskin.
Apa Kebutuhan Mereka?
Bantuan
medis sangat diperlukan, khususnya bagi orang-orang Mbojo yang hanya
mengandalkan dukun-dukun. Mereka juga memerlukan pelatihan tentang
pertanian dan berbagai perlengkapan pertanian. Membantu meningkatkan
kesadaran penduduk akan manfaat yang bisa mereka dapatkan dari hasil
laut akan membantu meningkatkan status ekonomi mereka.
Untuk mengenal lebih jauh tentang suku Mbojo dan menjangkau mereka bagi Tuhan, referensi berikut ini semoga dapat menolong Anda:
- Profil lengkap suku Mbojo: https://joshuaproject.net/people_groups/20293/ID
- Audio Words of Life dalam bahasa Bima: http://globalrecordings.net/en/program/C22450
POKOK DOA
1.
Berdoalah kepada Bapa di surga supaya Roh Kudus turut bekerja dalam
setiap upaya penginjilan yang dilakukan bagi suku Mbojo. Berdoalah bagi
setiap tenaga misionaris yang pergi ke sana agar mereka bisa memenangkan
lebih banyak jiwa dari anggota suku ini demi nama Kristus.
2.
Doakan untuk orang-orang Kristen yang berasal dari suku Mbojo ini agar
Roh Kudus semakin mempertajam pemahaman mereka akan Injil, serta semakin
memperlengkapi mereka untuk menjangkau saudara-saudara sesuku mereka.
3.
Doakan untuk peningkatan taraf kesejahteraan masyarakat suku Bima, dan
secara khusus masyarakat suku Mbojo, baik dalam bidang ekonomi, sosial,
maupun pendidikan. Kiranya Allah, yang adalah sumber dari segala
sesuatu, mencukupkan segala apa yang menjadi kebutuhan mereka melalui
pemerintah setempat, institusi-institusi, terlebih gereja-gereja yang
Dia pakai untuk mengabarkan berita keselamatan.
Dirangkum dari:
1. Fahrurizki. "Mengenal Agama Asli Suku Mbojo". Dalam http://www.mbojoklopedia.com/2015/11/mengenal-agama-asli-suku-mbojo.html
2. Melalatoa, M. Junus. "Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia Jilid L-Z". Dalam https://books.google.co.id/books?id=FbGECgAAQBAJ
3. _____. "Mbojo in Indonesia". Dalam https://joshuaproject.net/people_groups/20293/ID
4. _____. "Suku Bima (Dou Mbojo)". Dalam http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1118/suku-bima-dou-mbojo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar