Selasa, 14 Juli 2015

PENGUNGSI SURIAH: TIDAK BERBEDA DENGAN SAYA

Hasil gambar untuk pengungsi suriah
PENGUNGSI SURIAH: TIDAK BERBEDA DENGAN SAYA

Yusra adalah seorang wanita Suriah Muslim berusia 39 tahun. Sama seperti kebanyakan rumah tangga para pengungsi, rumah tangganya merupakan rumah tangga tiga generasi. Ketujuh anaknya, semuanya sedang berada di satu ruangan, mengarahkan mata menatap kami, dan ibunya terlentang di lantai di atas bantal. Pada suatu kesempatan, wanita tua itu berkisah tentang kengerian yang ia lihat dan rasa sakit yang menyiksa tubuh dan jiwanya. Saya bangkit dari alas duduk saya, meraih tangannya, dan menawarkan untuk mendoakannya dalam nama Yesus, Pribadi yang sanggup menyembuhkan. Air mata mengalir turun di wajahnya saat ia menceritakan kepada kami tentang anak-anak laki-lakinya yang hilang.

Kemudian, kami mengunjungi keluarga lainnya di lantai bawah. Jake mengobrol dengan bapak-bapak tentang politik dan perang, sementara ibu-ibu berbicara tentang keluarga, penderitaan, dan keterhilangan. Saat kami bangkit untuk beranjak pergi, sang nenek, Umm Ahmad, mencium saya, dan meletakkan tangannya di perut saya. Ia berseru, "Kiranya Allah memberkati kamu dengan anak kembar! Biarlah kiranya Ia memberikan kepadamu kelimpahan yang berlipat ganda karena hatimu tulus dan kamu sudah berdoa untuk keluarga kami!" Saya pernah mengandung, tetapi keguguran. Kata-katanya menyentuh hati saya seolah-olah satu busur panah kasih dilepaskan langsung dari hati Tuhan. Saya berlinang air mata dan meletakkan kedua tangan saya di dada, seolah saya hendak menahan nubuat wanita terkasih ini di dalam tubuh saya dan tak pernah keluar lagi.

Ketika saya menceritakan kepadanya bahwa baru-baru ini kami kehilangan anak kami, ia meraih tangan saya dan memegangnya untuk beberapa lama. "Untuk sesaat lamanya, ia keluar dari lautan penderitaannya dan masuk dunia kecil kami untuk menghibur kami."

Kemudian, ia menunjuk kepada menantunya dan membisikkan, "Ia telah mengalami kehilangan pada hari yang sama seperti kamu. Kiranya Allah mengembalikan kepadamu apa yang telah diambil."

Yusra kemudian menuruni tangga. Dan, Umm Ahmad mulai memberkati kami kembali, kali ini ia berkata, "Kiranya Allah memberikan kepadamu dua pasang anak kembar!" Saya tersenyum dan memandang kepada Yusra, yang memiliki anak kembar. Ia bercerita kepada kami, bahwa sesungguhnya ia memiliki dua pasang anak kembar, tetapi ia juga keguguran pada tahun yang lalu. Kami membiarkan keheningan berlangsung beberapa saat sambil menikmati teh panas sedikit demi sedikit, dan sekaligus pada saat yang sama, kami saling berbagi kesedihan yang dialami.

Yusra tiba-tiba memecah keheningan dengan menuturkan kisah jenaka untuk menghalau kesedihan dalam ruangan itu. Kami semua tertawa; kami semua yang berada di satu ruangan kecil, penuh dengan orang-orang yang pada dasarnya terpisah oleh budaya, negara, dan batasan-batasan lain, pada saat itu kami merasa bahwa kita semua sama.

POKOK DOA

1. Berdoalah kepada Tuhan Yesus agar orang-orang percaya di dalam Yesus menjadi kesaksian tentang kasih yang nyata ketika mereka mengulurkan tangan bagi para pengungsi.

2. Berdoalah kepada Tuhan Yesus bagi pengungsi Suriah agar dikuatkan dengan pengharapan dan dengan pertolongan praktis agar mampu bangkit dan membangun kembali kehidupan mereka.

3. Doakanlah kepada Tuhan Yesus agar muncul kegerakan penanaman gereja yang berlipat ganda dengan pesat dan menyebar di kalangan pengungsi Suriah.

Tidak ada komentar: