SUKU BALANTAK
Suku Balantak hidup di kabupaten Banggai, provinsi
Sulawesi Tengah, Indonesia, dan tersebar di empat kecamatan, yaitu
Balantak, Balantak Selatan, Lamala, Masama, dan sedikit di kecamatan
Bualemo. Asal nenek moyang mereka berawal di suatu tempat bernama
Tompotika Pokokbondolong. Wilayah tersebut pertama kali dihuni oleh suku
Gombe di Tononda yang tinggal di sekitar kaki gunung Tompotika. Suku
Gombe diperkirakan ada di wilayah itu sejak beberapa ribu tahun yang
lalu. Suku Gombe saat ini tidak diketahui keberadaannya secara pasti.
Namun, jejak keturunannya hadir pada suku Balantak saat ini. Bahasa
Gombe tetap terpelihara hingga saat ini dan digunakan oleh suku
Balantak. Karena itu, sekarang bahasa ini lebih dikenal sebagai bahasa
Balantak.
Dahulu, di wilayah ini terdapat tujuh kelompok
masyarakat yang bersatu dalam rumpun Pitu Bense Tompotika
Pokokbondolong. Mereka berbicara dalam bahasa yang sama dengan keturunan
bahasa Gombe, yaitu bahasa Gombe yang adalah bahasa nenek moyang
mereka. Menurut dugaan, pada masa penjajahan Belanda, ketujuh kelompok
ini, bersatu melawan pasukan kolonial Belanda. Setelah sekian lama
mereka berbaur, terjadi proses kawin campur di antara kelompok ini
sehingga terbentuklah suatu komunitas suku yang disebut sebagai suku
Balantak.
Sebagian besar warga suku Balantak memiliki kepercayaan
etnis (ethnic religion), sementara 20 persen warganya sudah memeluk
agama Kristen (sebagian besar Protestan), dan 10 persen beragama Muslim.
Adat istiadat di tengah masyarakat suku Balantak masih sangat
dipelihara oleh para tokoh adat sebagai warisan budaya. Sumawi adalah
salah satunya. Sumawi adalah bagian dari ritual Mimbolion yang
dilaksanakan oleh lima subsuku Balantak, yakni Lo’on, Bula, Ruurna, Batu
Biring, dan Nggoube. Ritual tersebut dilakukan di dalam rumah dalam
bentuk nyanyian dan tarian semalaman untuk melepaskan diri dari segala
bencana yang mungkin terjadi akibat dosa, bertanya kepada para dewa dan
arwah leluhur, serta meramal masa depan.
Kehidupan suku Balantak
ditopang oleh lingkungan wilayah yang masih alami dengan kekayaan alam
yang subur sehingga tidak pernah ada bencana kelaparan di daerah itu.
Menangkap ikan, bertani, dan beternak merupakan mata pencaharian
orang-orang suku Balantak. Namun, yang paling pokok dan terbesar adalah
bercocok tanam atau bertani. Hal ini disebabkan orang Balantak sudah
mengenal dan menggarap tanah untuk diolah, baik di lahan basah maupun
kering. Bertani merupakan warisan nenek moyang turun-temurun. Tanaman
utama mereka adalah padi, dan beberapa jenis tanaman lain seperti
jagung, ubi, dll.. Di samping itu, orang Balantak sudah mengenal
kerajinan tangan berupa anyaman (anaman). Mereka membuat peralatan rumah
tangga sendiri dengan memanfaatkan alam (kayu, dll.) untuk berbagai
macam keperluan hidup. Akan tetapi, kerajinan-kerajinan tersebut hanya
dapat dilakukan musiman atau sejauh diperlukan. Oleh karena itu, tidak
mengherankan jika rasa cipta akan kerajinan ini sudah mulai berkurang.
Hal ini disebabkan karena kurangnya pengembangan dan perhatian dari
pemerintah setempat untuk melestarikan keterampilan mereka.
Mengingat
masih banyak anggota masyarakat suku Balantak yang belum mendengar
Injil dan mengenal Kristus, berikut bahan-bahan berbahasa Balantak yang
dapat Anda gunakan untuk melayani suku Balantak:
- Modul Alkitab suku Balantak: http://download.sabda.org/mobile/pdf/part/s_BALANTAK_PB.pdf
- Aplikasi Alkitab suku Balantak untuk mobile: http://alkitab.mobi/download/gobible/balantak/
POKOK DOA
1.
Mengingat mayoritas suku Balantak masih menganut kepercayaan etnis dan
menyembah dewa-dewa melalui tradisi yang mereka jalankan, mari kita
berdoa kepada Allah Bapa agar Roh Kudus dicurahkan di tengah-tengah suku
Balantak. Berdoalah agar mereka mengenal kasih Allah dan mau datang
kepada Tuhan, serta mengetahui bahwa keselamatan hanya ada di dalam
Yesus Kristus.
2. Berdoalah kepada Allah Bapa agar Ia memakai
para misionaris dan setiap orang Kristen untuk menjangkau suku Balantak.
Doakan pula agar Tuhan menggerakkan gereja untuk bersatu hati dan
bekerja sama melayani dan memberkati suku Balantak dengan menyediakan:
pendoa syafaat, penerjemah Alkitab, kaum profesional, dan
pekerja-pekerja-Nya.
3. Untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat suku Balantak, mari kita panjatkan doa kepada Bapa di surga
supaya Dia memakai pemerintah setempat, institusi-institusi, terutama
gereja, yang bersedia memberikan pembinaan kepada masyarakat suku
Balantak.
4. Mari kita juga berdoa kepada Tuhan Allah supaya
lembaga-lembaga pelayanan dapat memberikan bahan-bahan kekristenan
(termasuk literatur, CD Alkitab audio, dan lain-lain) yang berbahasa
Balantak sehingga semakin banyak masyarakat suku Balantak yang mengenal
Allah melalui firman-Nya.
Dirangkum dari:
1. _____. "Suku Pedalaman di Sulawesi Tengah". Dalam http://dwirenandaputra.blogspot.com/2013/11/suku-pedalaman-di-sulawesi-tengahv.html
2. _____. "Suku Balantak". Dalam http://sukubalantak.blogspot.com/2014/01/suku-balantak.html
3. _____. "Wisata Balantak, Kab Banggai, Sulawesi Tengah". Dalam http://pangeransulawesi.blogspot.com/2012/01/wisata-balantak-kab-banggai-sulawesi.html
4.
_____. "SUMAWI: Ritual Mimbolian dalam Tradisi Suku Balantak". Dalam
sulubombongharlymua.blogspot.com/2014/01/suku-balantak-sumawi.html
5. _____. "Balantak in Indonesia". Dalam http://joshuaproject.net/people_groups/10602/ID
Tidak ada komentar:
Posting Komentar