TOKOH DOA: JOHN HYDE
Diringkas oleh: S. Setyawati
John Hyde (1865 -- 1912) adalah pendoa yang luar biasa. Di India, ladang misinya, dan dunia, ia disebut "Hyde si pendoa". "Roh Kudus membuatnya menjadi objek pelajaran kepada kita sehingga kita bisa mendapatkan gambaran yang lebih baik tentang kehidupan doa Kristus,"
kata J. Pengwern Jones (Carre 1971). Dalam hidupnya, John menghabiskan
waktu berjam-jam bersama Tuhannya, bahkan sampai lupa makan dan tidur,
untuk bersyafaat bagi orang-orang percaya dan jiwa-jiwa yang harus
diselamatkan. Salah satu doa John yang terkenal berbunyi, "Oh Tuhan,
berikanku semangat atau aku mati!"
John berasal dari Illinois. Ayahnya adalah seorang pendeta Presbiterian, dan ibunya adalah wanita yang saleh. Ayah John sering berdoa agar Tuhan mengirim para pekerja untuk memanen "tuaian", dan tiga dari keenam anaknya menjadi jawaban doa tersebut. Setelah kematian saudaranya, Edmund, ketika mengikuti misi, membuat John bertanya-tanya apakah ia perlu masuk ke ladang misi. Setelah bergumul dengan Tuhan, ia memutuskan untuk pergi ke ladang misi. Pada saat itulah, fondasi kehidupan doa John ditanam.
Dalam
perjalanan di atas kapal, John menemukan selembar surat dari seorang
teman yang sangat ia kasihi dan kagumi yang berbunyi: "Aku tidak akan
berhenti berdoa untukmu, John, sampai kamu dipenuhi oleh Roh Kudus"
(Miller 1943:17). Surat ini menyentil kesombongannya dan membuatnya
marah karena seolah ia tidak dipenuhi Roh Kudus. Namun, keyakinan ini
bertambah besar dan setelah beberapa hari, ia berserah. "Akhirnya, dalam
keputusasaan, aku memohon kepada Tuhan untuk memenuhiku dengan Roh
Kudus. Ketika saya melakukannya, seluruh atmosfer kelihatan jelas. Saya
mulai melihat diri saya sendiri, dan betapa besar ambisi pribadi yang
saya miliki. [...] saya bertekad [...] bahwa apa pun harganya, saya
benar-benar akan dipenuhi dengan Roh. [...] saya bersedia sekalipun saya
gagal dalam ujian bahasa saya di India, dan menjadi seorang misioner
yang bekerja dengan tidak terlihat, [...] saya akan melakukan apa pun
dan menjadi apa pun, tetapi Roh Kudus harus saya miliki bagaimanapun
caranya" (Carre 1973).
Beberapa pelajaran yang kita peroleh dari John adalah kekudusan
merupakan salah satu karakter mulianya, doa adalah karya hidupnya, dan
kekuatannya sebagai pemenang jiwa hanya karena keserupaan-Nya dengan
Kristus (McGaw 1970:67).
Sebagai orang biasa, John pernah merasa putus asa dalam pendidikan bahasa
karena pendengarannya terganggu. Karena itu, ia sempat mengirimkan
surat pengunduran diri. Akan tetapi, orang-orang di desanya membalas,
"Jika ia tidak pernah berbicara dengan bahasa kita, ia berbicara dengan
bahasa hati kita" (Miller 1943:23). Setelah itu, ia tetap tinggal.
John mendedikasikan banyak waktu untuk mempelajari Alkitab
dan doa, tetapi keduanya tidak diterima dengan baik oleh rekan-rekan
kerjanya. Ia "dianggap fanatik dan ekstrem, tetapi bersedia disebut
sinting dan menghadapi oposisi religius ini" (Clark 2000). Ia menyadari
bahwa hidup jemaat jauh di bawah standar Alkitab dan ia pun mengucapkan doa Yabes.
Menurut kesaksian
dari teman yang pernah tinggal bersama John, John adalah pendoa yang
militan. Ia bersedia bangun dan berdoa pada pukul 12, 2, 4, dan 5.
Bahkan, sekalipun dia terjaga dan sakit pada waktu malam, ia tetap
bangun pada pukul 5 (McGaw 1970:55). Karena John menghabiskan seluruh
pagi dan malam dengan doa, ia disebut "pria yang tidak pernah tidur",
sampai lupa makan, seperti Yesus yang bergaul akrab dengan Tuan-Nya.
Francis McGaw
berkata, "Terkadang, saya menyangka Hyde akan benar-benar terkapar.
Namun, setelah semalam-malaman berdoa dan memuji Tuhan, ia tampak segar
dan tersenyum pada pagi harinya" (37f). Tuhan akan selalu menopang John
sehingga jarang merasa lelah walaupun ia hanya memiliki waktu sedikit
untuk tidur selama berminggu-minggu. Menurutnya, tidak ada seorang pun
yang terkapar karena kelelahan dalam pelayanan syafaat (McGaw 1970:38).
Setelah beberapa hari bersyafaat bagi kebaktian kebangunan di Shewsbury,
Inggris, ia sakit parah dan hampir tidak dapat berbicara, tetapi ia
tersenyum dan berbisik: "Beban Shewsbury sangat berat, tetapi beban Juru
Selamatku membuat-Nya turun ke liang kubur" (McGaw 1970:64). Inilah
bukti bahwa ia bersujud dengan penderitaan jiwa yang mendalam.
Berkali-kali ia tidak sempat makan dan ketika ia pergi ke kamarnya, ia
terbaring seperti orang yang sedang sekarat atau berjalan
terjungkit-jungkit seakan-akan api membakar tulang-tulangnya" (McGaw
1970:39). Api Allah sedang membakar hati John. Beban doa-doanya untuk
jiwa-jiwa sudah dijawab (McGaw 1970:43).
Meskipun
John menghabiskan waktunya begitu banyak dengan berdoa, ia juga seorang
yang pintar berelasi, riang, dan penyayang, selalu peduli dengan orang
lain. Ia akan menggunakan setiap kesempatan untuk memberitakan Yesus
kepada orang lain. John Hyde tahu dengan tepat bahwa ia tidak memiliki
kuasa di dalam dirinya sendiri dan bahwa ada harga yang harus dibayar.
"Ketika
kita tetap dekat dengan Yesus, Dialah yang menarik jiwa-jiwa datang
kepada-Nya sendiri melalui kita, tetapi Ia harus ditinggikan di atas
hidup kita, bahkan kita harus disalibkan bersama Dia. Seseorang dalam
beberapa rupa yang hadir antara kita dan Dia adalah seorang pribadi,
sehingga ia harus kita perlakukan sama seperti kita memperlakukan Dia.
Seseorang harus disalibkan. Selanjutnya, Kristus benar-benar ditinggikan
dalam hidup kita dan Ia tidak dapat berhenti menarik jiwa-jiwa kepada
diri-Nya sendiri. Semua ini adalah hasil dari kesatuan dan persahabatan
yang dekat, yaitu persekutuan dengan Dia dalam penderitaan-Nya" (McGaw
1970:49f).
John
sangat sensitif secara rohani, sadar akan kelemahannya dan kekuatan
pribadi dan kedagingan. Ia diingatkan bahwa Tuhan Allah yang menyentuh
hati, menyentuh biji mata-Nya. John pun berseru dengan sedih, "Ampuniku,
Bapa, karena aku telah menjadi penuduh sesamaku di hadapan-Mu!" (McGaw
1970:52).
Kehidupan
doa John menginspirasi banyak orang yang mendapatkan kehormatan datang
ke dalam hadirat Allah bersamanya dan mengubah kehidupan mereka. Selain
doanya, John juga dikenal sebagai orang yang terlibat dalam Sialkot
Conventions yang dimulai pada tahun 1904. Saat itu, kuasa kebangunan
Tuhan menjamah banyak kehidupan para misionaris
dan para pribumi selamanya, dan mengubah pemandangan spiritual India.
Allah memanggilnya bersyafaat untuk gereja dan jiwa yang terhilang. John
mulai berdoa untuk satu orang diselamatkan dalam sehari, kemudian dua
dan empat orang.
Ketika
bersyafaat dan merasakan beban yang menyakitkan dalam hatinya, ia
datang kepada Bapa dalam doa. Dan, ketika ia memuji Allah, jiwa-jiwa
datang kepada-Nya dan jumlah orang yang diselamatkan terus bertambah
(McGaw 1970:53f).
John mengetahui kuasa pujian,
ucapan syukur, dan sukacita. Ia sering dipenuhi dengan karunia tertawa
dan menari serta bersorak-sorai di hadapan Allahnya. Ia benar-benar
mengetahui kedalaman dan ketinggian persekutuannya dengan Allah,
membayar harga keselamatan bagi orang banyak. Wajah yang tertunduk hingga ke tanah adalah sikap yang paling disukai John ketika berdoa.
Pada tahun 1911, ia meninggalkan India karena jantungnya melemah, dan meninggal dunia pada tahun berikutnya.
Sumber asli: | ||
Nama situs | : | healing2thenations.net |
Alamat URL | : | http://healing2thenations.net/papers/prayinghyde.htm |
Judul asli artikel | : | The Prayer Life of John Hyde |
Penulis artikel | : | Mag. Claudia R. Wintoch |
Tanggal akses | : | 15 April 2016 |
Diambil dari: | ||
Nama situs | : | Doa |
Alamat URL | : | http://doa.sabda.org/kehidupan_doa_john_hyde |
Penerjemah | : | 26 April 2016 |
Tanggal akses | : | 30 Juli 2015 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar