Kita dipanggil untuk berdoa untuk membina hubungan yang intim dengan Tuhan dan berdoa bagi sesama kita sebagai bukti kasih kita pada sesama terutama yang terhilang dan tengah berbeban berat
Jumat, 17 Oktober 2014
Manusia Perahu
Jonah menceritakan kembali kisahnya:
Ketika melarikan diri dari Eritrea dalam rangka mencari suaka politik, saya tidak menghiraukan bahwa saya harus memohon pertolongan Tuhan. Sebaliknya, saya bersandar pada keberuntungan diri saya. Pada bagian yang paling berisiko dari perjalanan ini, -- perjalanan yang tak berujung, dengan mengendarai sebuah truk melintasi gurun Sahara -- saya mulai menjalin pertemanan dengan seorang Muslim yang masih muda, namanya Said. Kami saling menguatkan dan saling memberi nasihat bagaimana supaya kami bisa sampai ke Eropa ... di depan kami ada sebuah kapal kecil dengan daya muat 40 orang mengapung-apung di atas ombak.
Dari 500 lebih orang yang ada di pantai itu, banyak di antaranya telah menyerahkan uang mereka untuk tahap selanjutnya. Semuanya berjuang untuk mendapatkan tempat di kapal itu. Ini sungguh mencekam karena menyangkut masalah hidup dan mati. Tiba-tiba, mereka menyebut nama kami. Itulah saat penyelamatan tiba.
Bahkan, saya tidak ingin mengingat jam-jam pertama ketika berdesakkan di antara lebih dari 300 pengungsi di laut lepas. Ketika kami melihat pantai Italia di kejauhan setelah dua hari perjalanan, kami semua berteriak lega. Namun, malam itu badai yang menakutkan datang. Ombak setinggi 7-8 meter (2326 kaki) menerpa kami. Maka, setiap orang berseru kepada allahnya, sama seperti kisah Yunus dalam Alkitab. Dari sinilah, nama saya berasal.
Kemudian, terjadilah mukjizat! Di tengah badai, pada saat-saat paling buruk itu, ada sebuah pesawat udara melintas di atas kami. Mereka segera memberi tahu penjaga pantai. Jika penyelamatan datang dua jam kemudian, para penjaga pantai hanya akan memancing mayat keluar dari air.
Itu adalah perjumpaan pribadi saya yang pertama dengan Tuhan yang begitu nyata. Sekarang, saya tinggal di Swiss dan telah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Sering kali, saya mengenang kembali perjalanan yang gila ini. Entah di mana teman saya, Said, sekarang ini, saya tidak tahu. Namun, saya berdoa secara teratur untuk dia dan semua umat Muslim di seluruh dunia.
Doa Jonah
"Bapa surgawi, berkenanlah kiranya Engkau saat ini menjumpai orang-orang seperti Said! Nyatakanlah siapa diri-Mu kepadanya dan kepada orang-orang yang seperti dia, agar mereka dapat mengenal Yesus sebagai Mesias! Amin!"
Saya tidak percaya pada kekuatan doa! Akan tetapi, saya percaya kepada Tuhan yang berkuasa, yang berkenan menjawab doa (Markus 11:24).
POKOK DOA
1. Berdoalah kepada Allah Bapa bagi seluruh pengungsi di dunia, yang terpaksa harus meninggalkan negaranya karena masalah keamanan dan ekonomi. Biarlah Tuhan senantiasa menyertai dan menguatkan mereka, dan memberi bantuan yang mereka butuhkan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
2. Mari kita bersama-sama berdoa kepada Yesus Kristus bagi para pengungsi yang beragama Muslim agar kabar baik dari Injil dapat menjangkau mereka melalui pribadi-pribadi yang peduli, yang membantu mereka di dalam kamp-kamp pengungsian.
3. Doakanlah agar lebih banyak orang Kristen yang rindu dan tergerak untuk membagikan cinta kasih Tuhan kepada sesama, terlebih kepada para pengungsi. Biarlah keberadaan mereka dapat menjadi bukti kehadiran Tuhan di tengah-tengah kehidupan para pengungsi di negara yang baru.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar