40 HARI MENGASIHI BANGSA DALAM DOA -- JUMAT, 26 MEI 2017
GEREJA, MAUKAH SEKALI LAGI ENGKAU MELANGKAH?
Ditulis oleh: Ayub A.T.
Tuhan
mengutus Anak-Nya yang tunggal untuk melakukan penebusan bagi manusia.
Dia pergi meninggalkan takhta kudus-Nya untuk turun ke bumi dan
melakukan penebusan melalui kematian-Nya. Dasar misi Kristen adalah
berita baik ini, yaitu pengampunan Tuhan bagi manusia berdosa melalui
pengorbanan Sang Anak Manusia, Yesus Kristus. Berita baik ini
disampaikan melalui berbagai gerakan, organisasi, dan komunitas misi
Kristen di dunia sepanjang zaman. Berita baik ini bersifat kekal dan
membawa kekekalan bagi manusia.
Hari
ini, kita masih melihat gerakan misi di berbagai belahan bumi bertujuan
untuk membawa kabar baik bagi suku-suku bangsa. Beberapa negara di
Asia, seperti China, Korea, India, Filipina, memiliki misionaris yang
tersebar di seluruh dunia untuk mengerjakan ladang misi. Sebagai contoh,
Christianity Today, dalam edisi 21 September 2007 melaporkan bahwa
sebuah hasil penelitian yang dibacakan pada pertemuan pemerintah
baru-baru ini mengindikasikan bahwa terdapat setidaknya 130 juta orang
Kristen di China saat ini, dan diperkirakan sekitar 100.000 orang China
menyerahkan diri sebagai misionaris dan meninggalkan tempat mereka,
tanpa berpikir untuk pulang. Korea Selatan menjadi negara kedua setelah
China yang menjadi pengutus misionaris terbesar, dengan 16.200
misionarisnya yang sedang bekerja di 180 negara. Yang lain memperkirakan
angka-angka tersebut bisa mendekati sampai jumlah 19.000 misionaris
Menurut artikel "The Future Of The World Christian Mission" dalam situs
Restore Hope Today, gereja-gereja di Korea mengirimkan 1.100 misionaris
baru setiap tahun. Ini adalah suatu pencapaian yang baik di tengah
krisis kekristenan yang terjadi di berbagai tempat.
Dalam
beberapa tahun terakhir, gerakan misi dilakukan oleh banyak gereja di
berbagai belahan bumi melalui para utusan misi yang masuk ke dalam
berbagai suku dan kelompok masyarakat. Para misionaris ini tinggal dalam
jangka waktu relatif lama bersama mereka, hidup seperti mereka dalam
kehidupan yang menanamkan benih Kabar Baik hingga menghasilkan buah.
Sekarang, metode ini sepertinya sudah mulai tidak populer, pelan-pelan
mulai mengalami enigma yang besar dalam menghadapi arus zaman yang
berubah drastis. Definisi tentang "misi" pun sepertinya perlu dipikirkan
ulang setelah melihat hari ini dan waktu ke depan. Dunia telah
mengalami perubahan secara komprehensif dalam aspek informasi yang
mendatangkan bentuk masyarakat baru dan budaya baru, yaitu masyarakat
digital dan budaya digital.
Beberapa
gereja lokal di Indonesia menggemari kegiatan misi jangka pendek dengan
berkunjung ke suatu daerah terpencil selama beberapa waktu dan kemudian
melakukan kegiatan penjangkauan jiwa melalui kegiatan sosial, KKR, atau
kegiatan pendidikan. Akan tetapi, langkah ini belumlah cukup untuk
mengusahakan penyampaian Kabar Baik dalam suatu masyarakat dan masih
sedikit sekali peminatnya. Gereja harus mulai mau mendengar kembali
teriakan jiwa-jiwa yang sedang menunggu Kabar Baik, dan sesegera mungkin
melangkahkan kaki menjangkau mereka dalam bentuk dan konteks zaman ini.
Di
sisi lain, saat ini, kita melihat fakta miris jika banyak gereja
mengalami krisis iman, jumlah jemaat gereja lokal mulai berkurang, dan
jelas pergumulan gereja-gereja tentang misi mulai pudar. Iman dan
gerakan misi Kristen mulai ditantang zaman, gereja kembali mengalami
seleksi alam untuk memurnikan iman gereja. Saya pernah membaca satu
cerita menyedihkan, yaitu ada seorang utusan misi di salah satu daerah
Indonesia bagian timur akhirnya memilih untuk menghabiskan separuh
waktunya untuk berjualan balon gas. Alasan utamanya bukan karena ingin
memakai kesempatan menjual balon tersebut untuk strategi penjangkauan,
tetapi karena sang utusan memerlukan uang untuk menghidupi keluarganya.
Ketika membaca cerita seperti ini, ada kontradiksi yang terlihat sangat
jelas. Banyak gereja menghabiskan dana hanya untuk memperlebar ruang
tembok gedung dan memanjakan jemaat, sedang masih ada banyak para utusan
misi yang saat ini berjuang di lapangan membutuhkan kerja sama dan
kepedulian dari gereja. Bukankah kita satu tubuh dalam Kristus? Jika
kaki Anda kesakitan karena ada luka menganga, apakah tangan Anda akan
diam saja? Tentu tidak.
Gereja
ada untuk menjadi Pewarta Kabar Baik bagi dunia, sebenarnya secara
eksplisit tidak akan ada orang percaya yang tidak terlibat, tidak akan
ada gereja yang hanya diam saja makan kenyang dan kemudian menutup mata
atas keberadaan misi Tuhan. Apakah kita akan menunggu hingga Tuhan
mengguncang gereja? Apakah kita akan menunggu kekristenan hancur? Jelas
tidak! Sudah waktunya misi surgawi kembali dikerjakan oleh tubuh
Kristus. Gereja-gereja di Indonesia perlu bekerja sama untuk menggarap
ladang Tuhan, yaitu Tanah air Indonesia, serta meninggalkan kebanggaan
akan denominasi dan mulai membuka mata mengusahakan pekerjaan misi bagi
Indonesia. Gereja-gereja harus mulai bersinergi dan melihat peluang
besar yang muncul dalam era digital ini. Tuhan memberi anugerah
teknologi dan kekayaan intelektualitas bagi gereja untuk menjadi alat
misi-Nya. Hari ini, akses manusia kepada informasi begitu mudah.
Seharusnya, kita perlu memiliki strategi untuk membagikan Kabar Baik
melalui kemudahan ini. Penjangkauan harus dilakukan hingga Kristus
datang untuk kedua kalinya. Tidak banyak waktu lagi untuk menyambut
kedatangan Hari Tuhan, mari setiap kita, orang yang telah dipanggil
menjadi murid-Nya, ambillah bagian untuk melakukan pekerjaan misi
melalui apa yang Tuhan percayakan. Melangkahlah kembali gereja-gereja
Tuhan. Jerih payahmu dalam mengerjakan misi Tuhan adalah bukti bahwa
hati Kristus ada besertamu.
Sebagai langkah awal, kita dapat bersama-sama berdoa secara bersungguh-sungguh untuk beberapa pokok doa berikut ini:
1.
Berdoalah untuk gereja-gereja di Indonesia, gereja-gereja yang berada
di kawasan terpencil yang melakukan penjangkauan kepada suku-suku
daerah. Doakan supaya mereka beroleh kekuatan dalam menghadapi
tekanan-tekanan yang berasal dari dalam maupun tekanan yang berasal dari
luar.
2. Berdoalah
untuk para pekerja misi yang turun ke lapangan dan secara langsung
melakukan proses penjangkauan. Doakan supaya mereka tetap setia beriman
kepada Tuhan.
3.
Doakan supaya gereja-gereja di Indonesia bisa membuka mata dan hati
untuk berkolaborasi dan mengerjakan pekerjaan misi di Indonesia. Doakan
supaya pekerjaan setan untuk memecah belah gereja-gereja di Indonesia
dihancurkan oleh Tuhan melalui orang-orang percaya.
4.
Doakan untuk penjangkauan Generasi Z yang belum banyak disadari
keberadaannya oleh gereja. Mereka adalah suku baru pada abad 21,
memiliki budaya dan bahasa sendiri. Mereka adalah generasi digital yang
perlu dijangkau melalui alat-alat digital. Doakan supaya bangkit
misionaris-misionaris muda yang akan menjangkau mereka. Doakan supaya
gereja memakai media digital untuk mewartakan Firman dan Kabar Baik bagi
mereka.
5.
Berdoalah untuk diri masing-masing dan setiap pembaca buletin ini.
Kiranya Tuhan membuka hati dan berbicara secara pribadi kepada Anda dan
rekan-rekan lain untuk menyatakan panggilan-Nya bagi kita secara
pribadi.
Sumber Referensi:
1. Bavinck, J.H. "Dasar-Dasar pekerjaan Misi". Dalam http://misi.sabda.org/dasar-dasar-pekerjaan-misi
2. O’Brien, Wiliam R. "The Future of World Christian Mission". Dalam http://www.restorehopetoday.org/news/the-future-of-the-world-christian-mission/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar