ARTIKEL DOA: KUASA DOA YANG TEKUN (LUKAS 18:1-8)
Kita tidak dapat
mengerti dengan mudah mengapa Tuhan yang begitu penyayang dan yang
rindu untuk memberkati kita, harus dimohon-mohon dalam suatu jangka
waktu tertentu, kadang bertahun-tahun, sebelum jawaban doa itu datang.
Hal ini juga menjadi salah satu kesulitan terbesar untuk bertekun dalam
doa. Ketika doa kita yang terus-menerus dinaikkan tidak mendapat
jawaban, daging kita yang lemah ini berpikir bahwa kita harus berhenti
berdoa karena Allah mungkin memiliki alasan tersembunyi dengan menahan
jawaban-Nya terhadap doa kita. Hanya iman yang dapat mengalahkan
kesulitan. Pada saat iman menemukan pijakan di atas firman Allah dan
nama Yesus, serta menyerahkan dirinya ke dalam pimpinan Roh Kudus untuk
mencari kehendak Allah dan kemuliaan-Nya di dalam doa, iman tidak akan
menjadi putus asa karena penundaan jawaban. Iman mengetahui dari Alkitab
bahwa kuasa doa yang didoakan dengan tekun sangatlah besar; iman sejati
tidak akan pernah kecewa. Iman tahu bahwa untuk menggunakan kuasanya,
maka ia harus dihimpunkan terlebih dahulu, seperti air, hingga sebuah
aliran dapat mengalir dengan deras darinya. Sering kali, iman harus
"ditumpuk" terlebih dahulu sampai Tuhan melihat takarannya penuh baru
kemudian jawaban doa itu datang. Setiap doa yang dengan yakin dinaikkan
memiliki pengaruhnya masing-masing. Doa-doa itu disimpan untuk sebuah
jawaban yang akan datang, sesuai waktunya bagi orang yang bertekun
sampai akhir. Pikiran manusia dan segala kemungkinannya tidak memiliki
kaitan dengan hal ini; hanya firman Allah yang hiduplah yang berarti.
Ketika
jawaban doa kita tidak datang dalam waktu yang singkat, kita harus
mengombinasikan kesabaran yang tenang dengan keyakinan yang penuh
sukacita di dalam doa kita yang tekun. Untuk dapat melakukan hal ini,
kita harus mengerti dua kata yang dikatakan oleh Tuhan kepada mereka
yang berseru siang-malam kepada-Nya: "Ia tidak mengulur-ulur waktu
terhadap mereka; Ia akan segera membenarkan diri mereka."
Sang
Guru menggunakan kata "segera". Berkat itu sudah dipersiapkan. Bapa
tidak hanya berkenan untuk memberkati, tetapi juga ingin memberi mereka
apa pun yang mereka minta. Kasih-Nya yang abadi membara bersama-sama
dengan keinginan untuk menyatakan diri-Nya secara sempurna kepada
orang-orang yang dicintai-Nya dan untuk memuaskan kebutuhan mereka.
Tuhan tidak akan menunda sedetik pun waktu yang seharusnya. Dia akan
melakukan apa pun dalam kuasa-Nya untuk mempercepat kedatangan jawaban
doa itu.
Namun, bila hal itu benar dan kuasa Allah memang tidak
terbatas, mengapa kadang-kadang dibutuhkan waktu yang lama untuk
mendapatkan sebuah jawaban doa? "Sesungguhnya petani menantikan hasil
yang berharga dari tanahnya, dan ia sabar sampai telah turun hujan musim
gugur dan hujan musim semi." (Yakobus 5:7) Tentu saja, petani itu
menginginkan tuaiannya, tetapi ia mengetahui bahwa untuk mendapatkan hal
tersebut dibutuhkan waktu selama semusim penuh. Jadi, ia mempunyai
banyak kesabaran. Seorang bocah sering kali sudah ingin memetik buah
yang baru setengah matang, tetapi seorang petani menunggu sampai waktu
yang tepat untuk menuai.
Dalam kehidupan rohani, manusia juga
terikat pada hukum pertumbuhan yang menguasai kehidupan segala ciptaan.
Ia dapat mencapai takdir ilahinya hanya jika ia berada di dalam jalur
perkembangan. Hanya Bapa yang menentukan waktu dan masa, yang mengetahui
kapan sebuah jiwa atau gereja berada dalam kematangannya, dalam
kepenuhan iman, dan dengan itu benar-benar dapat mengambil sebuah berkat
dan menjadikan itu sebagai miliknya. Seperti seorang ayah yang sedang
menanti anak tunggalnya pulang dari sekolah dan dengan sabar menanti
sampai waktu pelatihan anaknya itu selesai, begitu pula hubungan antara
Allah dengan anak-anak-Nya.
Pengertian akan kebenaran ini dapat
menuntun orang-orang percaya untuk menyiapkan sifat-sifat yang berkaitan
dengan ketekunan doa, yaitu kesabaran, iman, penantian, dan pujian yang
merupakan rahasia untuk bertekun. Oleh iman kepada janji Allah, kita
mengetahui bahwa kita sudah memiliki jawaban dari permohonan yang kita
naikkan kepada-Nya. Iman memiliki jawaban akan janji itu sebagai milik
yang tidak kelihatan. Iman bersukacita di dalam keyakinan itu dan
bersyukur kepada Allah mengenainya, tetapi ada perbedaan mengenai iman
yang sejenis itu dengan iman yang lebih jelas, penuh, dan lebih matang
yang memandang janji tersebut sebagai suatu pengalaman kekinian. Di
dalam ketekunan, keyakinan, dan doa penyembahanlah jiwa bertumbuh dalam
suatu kesatuan dengan Tuhannya dan melalui itu memiliki berkat di
dalam-Nya.
Mungkin, ada beberapa hal di sekitar kita yang harus
dibereskan terlebih dahulu melalui doa sebelum jawaban itu benar-benar
terjadi. Iman yang mempercayai bahwa ia telah menerima jawaban doa,
memiliki kemampuan untuk mengizinkan Tuhan menggunakan waktu-Nya. Iman
itu tahu bahwa ia sudah memiliki jawaban itu sekaligus merasa harus
mendapatkannya. Dalam ketekunan yang tenang, gigih, dan teguh, iman itu
terus berdoa serta mengucap syukur sampai berkat itu tiba. Demikianlah
kita dapat melihat kombinasi dari apa yang awalnya terlihat sebagai hal
yang saling berlawanan; iman yang bersukacita dalam jawaban Allah yang
dianggap sebagai sesuatu yang telah diterima, bertemu dengan kesabaran
yang berseru-seru siang dan malam sampai jawaban itu tiba. Seorang anak
yang menanti-nanti dengan iman yang sabar akan bertemu dengan Tuhan
dalam kemenangan.
Bahaya besar dalam pelajaran ini adalah godaan
untuk berpikir, bahwa mungkin sudah menjadi kehendak Allah untuk tidak
memberikan kepada kita apa yang kita inginkan. Jika doa-doa kita sejalan
dengan firman Allah dan dipimpin oleh Roh Kudus, jangan berikan
kesempatan untuk rasa takut ini menyerang Anda. Belajarlah untuk memberi
Tuhan waktu. Ia membutuhkan waktu untuk bersama-sama dengan kita dalam
persekutuan dengan-Nya, kita harus memberi-Nya waktu untuk menggunakan
kuasa hadirat-Nya di dalam diri kita. Hari demi hari, selama kita
menanti-nanti jawaban doa itu, kita perlu memberi waktu kepada iman
untuk membuktikan realitasnya dan mengisi seluruh keberadaan kita. Tuhan
akan menuntun kita dari iman menuju sebuah penglihatan; bahwa kita akan
melihat kemuliaan-Nya.
Jangan biarkan penundaan mengguncangkan
iman Anda, sebab iman akan menyediakan jawaban doa itu tepat waktu.
Setiap doa yang berkeyakinan merupakan sebuah langkah yang mendekati
kemenangan! Penundaan itu akan mematangkan iman, mengalahkan rintangan
dunia yang tidak kelihatan, dan mempercepat kedatangan akhir penantian
itu.
Berkat yang didapatkan dari doa yang bertekun tidak dapat
dilukiskan. Tidak ada yang dapat menguji hati dengan lebih sempurna dari
doa yang berdasarkan iman, doa itu akan mengajar Anda untuk menemukan,
mengakui, dan menyerahkan segala hal yang menghalangi datangnya berkat
-- segala hal yang tidak sejalan dengan kehendak Bapa. Doa semacam itu
juga menuntun Anda ke dalam persekutuan yang lebih akrab dengan Dia,
satu-satunya Pribadi yang dapat mengajar Anda berdoa. Penyerahan secara
total hanya dimungkinkan ketika kita berada dalam darah dan Roh.
Biarlah
sikap Anda tetap sama, baik ketika berdoa untuk diri Anda sendiri
ataupun untuk orang lain. Setiap pekerja, secara jasmaniah atau secara
mental, membutuhkan waktu dan usaha. Kita harus menyerahkan segala upaya
kita untuk hal ini. Alam menunjukkan segala kekayaannya hanya kepada
pekerja yang tekun dan bijaksana. Benih yang kita tabur di surga, usaha
yang kita kerahkan, dan pengaruh yang kita harapkan dapat terjadi di
dunia, membutuhkan sebuah penyerahan total di dalam doa (Galatia 6:9).
Biarlah
kita secara khusus mempelajari pelajaran ini sambil mendoakan Gereja
Kristus. Mempelai wanita ini benar-benar seperti seorang janda tanpa
kehadiran Tuannya, sebab kini ia berada di bawah belas kasihan
musuh-musuhnya dan tidak mampu memperbaiki situasi yang ada. Ketika kita
berdoa bagi gereja-Nya ataupun bagi bagian mana pun dari gereja itu
yang berada di bawah kuasa dunia ini, baiklah kita meminta-Nya untuk
melawat mempelai-Nya ini dengan karya-karya Roh yang besar untuk
mempersiapkannya demi kedatangan-Nya. Berdoalah di dalam iman yang teguh
bahwa doa-doa itu sungguh membantu dan doa yang bertekun akan mendapat
jawabannya.
Tuhan, Ajarlah Kami Berdoa
Ya Tuhan, Allah
kami! Biarlah kami mengenal jalan-Mu dan dengan iman mempercayai apa
yang sudah diajarkan Putera-Mu: "Ia akan segera membenarkan mereka."
Biarlah kelembutan kasih-Mu dan kesukaanmu dalam mendengar dan
memberkati anak-anak-Mu menuntunku untuk menerima janji, bahwa kami akan
menerima apa pun yang kami minta, bahwa jawaban itu akan diberikan
tepat pada waktunya. Tuhan, kami mengenal musim-musim di alam; kami tahu
bagaimana kami harus menunggu buah yang kami harap-harapkan. Penuhilah
kami dengan keyakinan bahwa Engkau tidak akan menunda sedetik pun dari
yang seharusnya, dan bahwa iman kami akan mempercepat datangnya jawaban
itu.
Ya Tuhan kami! Engkau berkata bahwa orang-orang pilihan
Allah menyenangkan-Mu siang dan malam. Ajarlah kami untuk memahami hal
ini, Engkau mengetahui bahwa kami begitu cepat lelah. Mungkin kami
merasa bahwa keilahian Bapa berada di luar jangkauan doa-doa kami yang
tidak selaras dengan-Nya ketika kami memohon dengan sangat kepada-Nya.
Ya Tuhan! Ajarlah aku mengetahui betapa nyatanya hasil doa itu! Aku tahu
ketika aku gagal dalam sesuatu di dunia ini, aku dapat berhasil dengan
upaya yang diperbarui dan dilakukan terus-menerus serta dengan
menyediakan waktu dan pikiran. Tunjukkanlah kepadaku bagaimana
menyerahkan diriku sepenuhnya ke dalam doa -- dengan hidup sepenuhnya di
dalamnya -- bahwa aku dapat menerima apa pun yang aku minta.
Di
atas segalanya itu, ya Guru, Pencipta dan Penyempurna imanku, biarlah
seluruh hidupku berada di dalam iman kepada Anak Allah yang mengasihiku
dan yang memberikan hidup-Nya demi aku. Di dalam-Mu doaku menemukan
penerimaan dan memiliki kepastian jawaban. Tuhan Yesus, dalam iman
seperti itulah aku akan selalu berdoa tanpa henti. Amin. (t/Yudo)
Diterjemahkan dari:
Judul buku: With Christ in the School of Prayer
Judul asli artikel: The Power of Persevering Prayer
Penulis: Andrew Murray
Penerbit: Whitaker House
Halaman: 118 -- 125
Tidak ada komentar:
Posting Komentar