Keluaran 8:12-14 (AYT),
"Lalu Musa dan Harun meninggalkan Firaun. Musa berdoa kepada TUHAN
mengenai katak-katak yang dikirimkan-Nya untuk menghukum Firaun. (13)
Dan, TUHAN melakukan yang diminta Musa. Katak-katak itu mati di dalam
rumah, di halaman, dan di ladang. (14) Mereka mengumpulkan katak-katak
dan seluruh negeri menjadi berbau busuk."
Keluaran 8:30-31 (AYT),
"Lalu, Musa meninggalkan Firaun dan berdoa kepada TUHAN. (31) Dan,
TUHAN melakukan yang diminta Musa. Ia mengusir lalat-lalat dari Firaun,
dari para pejabatnya, dan dari rakyatnya. Tidak ada lalat yang tinggal."
Keluaran 9:22-33 (AYT),
"TUHAN berkata kepada Musa, 'Tengadahkan tanganmu ke langit dan hujan
es akan mulai turun ke seluruh Mesir. Hujan batu akan jatuh ke atas
semua orang, binatang, dan tumbuh-tumbuhan di seluruh ladang Mesir.'
(23) Maka, Musa mengangkat tongkatnya ke langit dan TUHAN menurunkan
hujan es yang disertai guntur dan kilat ke bumi. (27) Firaun memanggil
Musa dan Harun dan berkata kepada mereka, 'Kali ini, aku telah berdosa.
Tuhanlah yang benar, dan aku serta rakyatku salah. (28) Hujan es dan
guntur dari Allah ini sudah cukup! Berdoalah kepada TUHAN untuk
menghentikan hujan ini. Aku akan membiarkan kamu pergi; kalian tidak
perlu tinggal di sini lagi.' (29) Musa berkata kepada Firaun, 'Segera
setelah aku meninggalkan kota, aku akan mengangkat tanganku dan berdoa
kepada TUHAN. Guntur akan berhenti dan tidak akan ada lagi hujan es
sehingga kamu akan mengetahui bahwa bumi ini adalah milik TUHAN ....'
(33) Musa meninggalkan Firaun dan pergi ke luar kota. Ia mengangkat
tangannya dan berdoa kepada TUHAN. Maka, guntur dan hujan es itu
berhenti, bahkan hujan itu tidak lagi turun ke bumi."
Dalam tiga ayat ini,
kita melihat jawaban atas doa Musa yang spektakuler dan seketika. Dalam
dua ayat di antaranya, kita melihat kalimat "dan TUHAN melakukan apa
yang diminta Musa ...", ini adalah contoh yang jelas tentang doa sebagai
otoritas yang didelegasikan dari Allah.
Allah memberikan
sejumlah otoritas spiritual kepada Musa. Dalam hal ini adalah apa yang
dikatakan Musa -- Allah akan mendukungnya. Sama halnya dalam suatu
perusahaan besar, jika seorang manajer tepercaya memecat seseorang
karena berperilaku buruk, "bos besar" akan sepenuhnya mendukung
keputusan sang manajer. Tuhan berdiri di belakang keputusan-keputusan
Musa dan mendukungnya.
Kita melihat
keberanian yang meningkat dalam diri Musa, ketika ia menyadari bahwa ia
memiliki dukungan dari Allah. Pada awalnya, ia memohon dan berseru (Keluaran 8:12-14), selanjutnya ia berdoa (Keluaran 8:30-31), akhirnya ia hanya mengambil tongkatnya dan merentangkan tangannya dan hal-hal berhenti (Keluaran 9:33). Musa bukan lagi pemohon belaka, justru ia sebenarnya menjadi penegak kehendak Allah.
Orang Kristen
kadang-kadang terlalu suka meminta izin dari Allah. Kadang-kadang, Tuhan
hanya ingin kita bertindak tegas dalam kuasa yang telah
didelegasikan-Nya. Tuhan telah memberi kita otoritas untuk menyembuhkan,
mengusir setan, dan mempraktikkan kuasa dalam nama-Nya. Kita tidak
harus "meminta izin" sebelum kita mengusir setan. Kita hanya perlu
menegurnya dalam nama Yesus! Kita memiliki kuasa dan Tuhan akan selalu
mendukung kita ketika kita menggunakannya. Faktanya, banyak dari doa-doa
di Perjanjian Baru diajukan dalam bentuk perintah, misal: "Dalam nama
Yesus Kristus dari Nazaret, bangkit dan berjalanlah ..." (Kisah Para Rasul 3:6, AYT), dan bentuk ini menunjukkan bahwa para rasul menggunakan otoritas spiritual yang didelegasikan atas nama Allah.
Hal itu segera
menimbulkan pertanyaan tentang seberapa banyak kuasa yang diberikan
Allah kepada kita dan kapan kita bisa menggunakannya? Yesus tampaknya
ingin sekali menunjukkan bahwa otoritas kita adalah sesuai dengan iman
kita:
Matius 17:20 (AYT),
"Kata-Nya kepada mereka, 'Karena imanmu yang kecil. Aku mengatakan yang
sebenarnya kepadamu, kalau kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi
saja, maka kamu dapat berkata kepada gunung ini, 'Pindahlah dari tempat
ini ke sana!' dan gunung ini akan pindah. Tidak ada yang mustahil
bagimu.'"
Matius 21:21-22 (AYT),
"Dan, Yesus menjawab mereka, 'Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, jika
kamu memiliki iman dan tidak bimbang, kamu bukan hanya akan melakukan
apa yang dilakukan terhadap pohon ara ini, bahkan jika kamu berkata
kepada gunung ini, 'Terangkatlah dan tercampaklah ke dalam laut,' hal
itu akan terjadi. (22) Dan, segala sesuatu yang kamu minta dalam doa,
percayalah, kamu akan menerimanya.'"
(Perhatikan bahwa
kita tidak meminta Tuhan untuk memindahkan gunung, kita menggunakan
otoritas yang didelegasikan untuk menyuruh gunung berpindah "berkata
kepada gunung ini".)
Musa memiliki
hubungan yang dekat dengan Tuhan, yang menyebabkan ia dengan rendah hati
memercayai Tuhan dan memiliki iman yang besar. Hal itu memberikannya
otoritas spiritual yang besar. Kita cenderung berpikir bahwa kita harus
entah sangat saleh dan suci atau sangat terpelajar dan menguasai teologi sebelum kita dapat memiliki iman seperti itu. Namun, baik Kitab Suci dan juga sejarah gereja menunjukkan bahwa kadang kala orang percaya biasa yang tidak terpelajar juga dapat memiliki iman yang besar.
Iman
datang dari menanggapi Allah dengan serius dan mengindahkan firman-Nya
yang ditanamkan dalam jiwa kita. Iman timbul dari pendengaran dan
mendengar dari firman Kristus. Iman bukanlah emosi (meskipun mungkin
menghasilkan emosi atau berhubungan dengan emosi). Iman adalah sebuah
ketetapan untuk benar-benar yakin dan percaya kepada Tuhan.
Musa melaksanakan
amanat Allah untuk membebaskan bangsa Israel dari Mesir dan menggunakan
tongkat khusus yang telah Allah berikan kepadanya untuk tujuan ini. Musa
tahu bahwa ini adalah semata-mata inisiatif Allah sehingga apa yang
perlu dilakukan untuk keberhasilannya adalah persetujuan Allah. Hal ini
seperti yang dikatakan oleh Hudson Taylor,
"Pekerjaan Allah yang dilakukan dengan cara Allah tidak akan pernah
kekurangan dukungan Allah." Panggilan Allah adalah persetujuan dan
pemberian kuasa oleh Allah.
Jika Allah telah
memanggil Anda untuk pelayanan tertentu, Anda dapat bertindak dalam
kuasa yang telah didelegasikan-Nya untuk menyelesaikan pekerjaan yang
telah diamanatkan. Jika tugas Anda adalah mengadakan penginjilan untuk satu kota, Tuhan akan menyertai Anda dan menguatkan Anda dalam melakukan semua yang diperlukan untuk membuatnya berhasil.
Tentu saja ada "garis tipis antara iman dan kebodohan" yang dapat disimpulkan sebagai berikut:
- Iman adalah percaya apa yang dikatakan Allah.
- Ketidakpercayaan adalah menolak untuk percaya apa yang dikatakan Allah.
- Kebodohan dan praduga adalah percaya bahwa Allah telah mengatakan sesuatu, ketika Ia tidak mengatakan hal semacam itu.
Sebagai contoh, saya tidak percaya bahwa siapa pun bisa "memiliki iman" untuk memenangkan lotre Powerball -- itu akan menjadi contoh yang jelas dari kebodohan dan praduga..
Bagaimanapun,
pelajaran dari ayat-ayat hari ini adalah bahwa Allah menyertai kita dan
memberi kita otoritas spiritual yang didelegasikan untuk melaksanakan
kehendak-Nya, dan bahwa Dia akan mendukung keputusan kita, menjawab
doa-doa kita, dan memindahkan gunung sesuai perintah kita. (t/Jing-Jing)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Global Christians |
Alamat URL | : | https://www.aibi.ph/htm/prayer_ot.htm#prayersandplagues |
Judul renungan | : | Prayers and Plagues |
Penulis renungan | : | Tidak dicantumkan |
Tanggal akses | : | 16 Januari 2017 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar