Edisi November 2016, Vol. 08 No. 129 |
Shalom,
Kekristenan
selalu mendapat tantangan zaman, kekristenan selalu mendapat tantangan
zaman, kekristenan selalu mengalami tekanan. Kekristenan dinyatakan
melalui keberadaan gereja di seluruh bangsa. Bukan suatu hal yang baru bila kita mendengar kabar di banyak tempat terdapat gereja yang teraniaya,
baik oleh suatu kelompok masyarakat atau suatu kelompok ekstremis yang
mengatasnamakan agama untuk menghancurkan gereja. Bumi ini penuh dengan
kegelapan, Alkitab menyatakan bahwa gereja akan selalu mengalami
penderitaan dan aniaya karena Kristus (Matius 5:11).
Tekanan yang dialami gereja, mulai dari tekanan mental hingga kepada
tekanan fisik, telah menimpa mereka dari zaman ke zaman. Beberapa gereja
hancur dengan tak menyisakan suatu apa pun meski yang lainnya justru
semakin menjadi dewasa di dalam iman dan semakin berapi-api dalam
pemberitaan Injil. Saya setuju dengan perkataan ini: "Tekanan yang
diberikan akan membawa dua hal. Yang pertama, tekanan itu akan
membunuhmu. Namun, di sisi lain, tekanan itu akan membuatmu bangkit dan
maju." Gereja pun memiliki potensi untuk mengalami kedua hal tersebut.
Memang, tidak semua gereja akan mengalami aniaya, tetapi tidak dapat
dimungkiri bahwa tidak sedikit gereja yang mengalami siksaan saat ini.
Gereja saat ini harus saling bersatu untuk menolong gereja-gereja
teraniaya melalui doa dan segala upaya yang bisa dikerjakan.
Bertepatan dengan IDOP (International Day of Prayer for persecuted churchs) pada tanggal 6 November ini maka redaksi e-Doa menyajikan sebuah artikel yang mengajak kita memikirkan kembali alasan mengapa kita harus berdoa untuk gereja yang teraniaya.
Apakah kita melakukannya? Saya yakin, kebanyakan dari kita tidak
melakukannya. Dalam akhir edisi kita juga akan bersama-sama mendoakan
beberapa pokok doa bagi gereja. Kiranya kita boleh semakin melihat pekerjaan Tuhan yang harus kita doakan. Selamat membaca. Tuhan memberkati.
|
ARTIKEL: MENGAPA KITA PERLU MEMPERHATIKAN HARI DOA SEDUNIA?
"Penganiayaan mungkin tidak saya alami secara langsung. Namun, dialami oleh sangat banyak orang."
Karena penganiayaan bukan hanya tentang orang yang dianiaya dan penganiaya -- ini adalah tentang kita. Yesus berkata dalam Yohanes: 15:20, "Seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu."
Hanya
saja, beberapa dari kita saat ini dihindarkan dari penganiayaan. Bagi
beberapa orang, membaptiskan anak-anak kita adalah "hal yang baik untuk
dilakukan", sedangkan bagi orang lain itu berarti hukuman mati.
Baru-baru ini, Pendeta Andrew White, seorang pemimpin gereja di Baghdad,
mengatakan ada seorang anak yang dibaptisnya, yang pada usia 5 tahun,
dibunuh oleh Negara I.
Sama mengerikannya dengan hal ini adalah itu memperkuat paradoks
gereja: tubuh Kristus merdeka sekaligus dipenjarakan; berkembang
sekaligus sedang dilenyapkan. Saya menulis ini dari kondisi yang aman di
rumah saya dengan sangat sedikit rasa takut atau risiko yang
membahayakan kehidupan keluarga saya. Namun, di banyak tempat di seluruh
dunia saat ini, ada orang-orang Kristen yang beribadah secara rahasia,
tanpa suara, melarikan diri demi bertahan hidup, yang dijual sebagai
budak, menyaksikan orang yang dicintai dibunuh sementara merasakan
ketakutan karena hal yang sama akan mereka alami.
Penganiayaan
mungkin tidak saya alami secara langsung. Namun, dialami oleh sangat
banyak orang. Itu sebabnya, kita menandai IDOP sebagai kelompok pemuda,
bagi gereja.
Pada hari Minggu, 9 November, kami mengenang mereka yang sudah tiada demi kemerdekaan.
Sebagai pekerja muda, saya merasa sulit membuat orang-orang muda untuk
ingat membawa pemikiran yang serius. Gagasan bahwa mereka harus
mengenang orang yang belum pernah mereka temui, yang meninggal dalam
perang melawan ancaman yang tidak pernah mereka rasakan, adalah hal
lainnya. Dan, jika kita mau jujur, bukan hanya orang-orang muda, kita
juga melupakan hal-hal yang penting. Kita semua melakukannya. Seperti
kata Doctor Who, "Melupakan adalah kekuatan super dari manusia. Jika
Anda ingat bagaimana hal-hal dirasakan, Anda pasti akan berhenti
berperang ... dan berhenti memiliki bayi."
Sebagai
pekerja pemuda, kita perlu menciptakan ruang bagi orang-orang muda
untuk melangkah pada kehidupan orang-orang yang dianiaya, bahkan jika
hanya sesaat, untuk melihat dunia mereka. Salah satu cara yang kami
lakukan adalah dengan membuat sebuah "gua doa". Ini didirikan di gereja
untuk Minggu Peringatan, dan sekarang memiliki tempat permanen di ruang
pemuda kami. Dalam "gua" itu, kami memasang kisah-kisah dan pengaturan
pos doa interaktif di dinding, menggunakan materi dan strategi dari Barnabas Trust dan Open Doors Youth untuk membantu kami berdoa sesuai dengan keadaan sebenarnya dari gereja yang teraniaya.
Salah
satu postingan yang disukai adalah "hati orang-orang yang teraniaya"
sehingga dengannya Anda dapat memasukkannya ke dalam doa-doa. Itu
merupakan simbolisme bahwa ketika kita berdoa, kita sedang menenun
doa-doa kita dengan isu-isu yang penting bagi Allah. Dalam Alkitab, kita
membaca bagaimana Yesus mengajar pengikut-Nya untuk berdoa -- meminta
Tuhan untuk mengungkapkan apa yang menjadi kepedulian-Nya. Di sini, kami
menolong Anda untuk berdoa bagi hal-hal yang Allah pedulikan: kasih-Nya
karena belas kasihan dan kemarahan-Nya karena ketidakadilan.
Orang
yang diubahkan dapat mengubah dunia; kita dapat menjadi bagian dari
solusi. Akankah kita benar-benar melihat semua orang yang dianiaya
dibebaskan? Suatu hari nanti; Yesaya memercayainya, Yesus menyatakannya.
Ketika kita berkonsentrasi pada hal-hal yang Tuhan pedulikan ini, kita
akan melihat bahwa kita harus bertindak supaya masalah ini teratasi.
Sebagai
kelompok pemuda, kami sedang mengembangkan suatu budaya: "Jika Anda
bersemangat dengan hal tersebut, lakukan sesuatu". Kami memberikan
orang-orang muda sebuah platform untuk memberi informasi kepada orang
lain, ikut membuat petisi, menggalang dana untuk menarik perhatian
publik -- secara aktif menjadikan doa-doa kami sebagai landasan tindakan
kami. Mulai dengan berdoa secara berlutut, dan kemudian berdiri dengan
kaki kami, kami menantang pemerintahan kami dan membawa permohonan kami
bagi mereka yang tidak didengar, untuk memberikan bantuan bagi mereka di
tengah-tengah penganiayaan melalui perbuatan amal, tepat di sana, di
garis depan. Jadi, bukan hanya berdoa sebagai satu tubuh bagi
orang-orang yang dianiaya, tetapi kami juga bertindak, kami memberi dan
kami mengasihi, menunjukkan kepada keluarga kami yang teraniaya bahwa
mereka tidak dilupakan, bahwa kami ada bersama dengan mereka dalam doa
dan tindakan.
|
POKOK DOA: GEREJA SAAT INI
Oleh: Illene Victoria
Gereja adalah tempat di mana kita sebagai umat Kristen beribadah. Namun, tidak sekadar tempat, lebih dari itu gereja adalah persekutuan
orang-orang percaya kepada Yesus. Gereja merupakan sebuah tempat yang
sangat penting dan harus dijaga dengan baik karena dengan gerejalah kita
bisa beribadah kepada Tuhan. Dalam bacaan Matius 21:12-13; Markus 11:15-17; Lukas 19:45-48; dan Yohanes 2:13-22
dengan perikop "Yesus Menyucikan Bait Allah" disebutkan bahwa Bait
Allah atau gereja sangatlah penting. Harus dijaga karena tempat untuk beribadah kepada Allah adalah suci, kudus,
atau sakral. Dan karena, tempat itu suci, maka kita tidak boleh
mengotorinya. Mengotori di sini berarti dengan sembarangan menjadikan gereja
sebagai tempat dengan nilai dan kegunaan yang sama dengan tempat-tempat
lain. Seperti pada bacaan tersebut, bait Allah dijadikan tempat seperti
pasar.
Berbicara tentang sucinya Bait Allah,
masih ada gereja-gereja di dunia saat ini yang menganggap remeh serta
kehilangan makna dan fungsi asli dari gereja itu sendiri. Banyak orang
yang lebih menomorsatukan jemaat dan keramaiannya daripada hidup atau
matinya gereja karena sudah tidak ada lagi hadirat Allah di dalamnya. Padahal, kita mengetahui bahwa Injil,
pelayanan, komunitas persekutuan, pemuridan, dll. adalah hal-hal yang
bisa kita dapatkan di dalamnya. Lewat hal-hal tersebut, kita juga dapat
berkenan di hadapan Tuhan dan akhirnya dapat menjadi sesuatu yang
berdampak nyata bagi hidup saat kita melangkah di luar gereja. Oleh
karena itu, mari kita kembali memegang makna asli dari gereja. Dan,
sebagai orang-orang percaya, mari kita berdoa bagi beberapa gereja yang
saat ini sedang keluar dari jalur mereka.
1. Turki
Dikabarkan
bahwa Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyita enam gereja dan
menjadikan bangunan-bangunan tersebut menjadi aset negara. Pemerintah
mengambil alih bangunan tersebut dengan alasan ingin mengganti kerusakan
yang terjadi akibat perang, tetapi jemaat-jemaat gereja menyadari bahwa
mereka tidak melakukan hal itu, melainkan mengambil alih kekuasaan.
Konflik yang dihadapi banyak gereja di Turki ini menghalangi jemaat
untuk beribadah. Oleh karena itu, mari kita sebagai umat Tuhan mendukung
mereka di dalam doa supaya kiranya pemerintah Turki dapat berlaku adil
dan para jemaat dapat bebas beribadah dan kembali memakai gedung
gerejanya.
Pemerintah Turki Sita 6 Gereja untuk Dijadikan Aset Negara. Tempo.co. April 22, 2016.
https://m.tempo.co/read/news/2016/04/22/117765147/pemerintah-turki-sita-6-gereja-untuk-dijadikan-aset-negara
https://m.tempo.co/read/news/2016/04/22/117765147/pemerintah-turki-sita-6-gereja-untuk-dijadikan-aset-negara
2. Australia
Ada
puluhan gereja di Australia yang dijual dan kemudian dijadikan tempat
ibadah agama lain. Selain menjadi rumah ibadah agama non-Kristen,
beberapa dari gereja tersebut ada yang berubah fungsi menjadi rumah,
kantor, dan tempat untuk bisnis. Alasan dilakukan hal seperti ini karena
anak-anak muda tidak mau ke gereja, jadi hanya orang-orang tua yang
sudah sepuh. Selain itu, kepengurusan gereja juga dipegang oleh
orang-orang tua sehingga tidak banyak jemaat yang hadir untuk beribadah.
Dengan mendengar berita ini, kita tahu bahwa umat Kristen banyak yang
mengalami konflik tentang gereja. Karena tidak hanya di Australia, di
Amerika pun ada banyak gereja yang dijadikan tempat ibadah non-Kristen
hanya karena berkurangnya jemaat yang hadir. Oleh sebab itu, mari kita
juga dukung di dalam doa agar ada pemulihan bagi gereja-gereja supaya
ada lagi gairah yang baru untuk bersekutu di dalam Tuhan.
Puluhan Gereja di Australia Dijual, Dijadikan Rumah. Okezone. Nov 7, 2012.
http://economy.okezone.com/read/2012/11/06/476/714442/puluhan-gereja-di-australia-dijual-dijadikan-rumah
http://economy.okezone.com/read/2012/11/06/476/714442/puluhan-gereja-di-australia-dijual-dijadikan-rumah
3. India
Perusakan gereja dan gangguan pelayanan
peribadatan adalah salah satu bentuk serangan kekerasan yang dilakukan
terhadap umat Kristen di India sejak tahun 2015 silam. Pembunuhan dan
pemerkosaan juga terjadi dimana-mana disebabkan adanya kelompok Hindu
sayap kanan yang lebih berkuasa. Di samping itu, hal-hal tersebut
terjadi karena mereka menginginkan agar hanya ada satu kepercayaan Hindu
di India, dan meningkatkan aktivitas anti-Kristen di India. Keadaan ini
tentu saja membuat kepedihan bagi umat Kristen. Marilah kita sebagai
saudara seiman mendukung saudara-saudara kita di India supaya Tuhan
menjaga dan melindungi mereka dari kejahatan-kejahatan yang ada. Kita
juga berdoa terlebih bagi keamanan gereja-gereja di sana supaya mereka
masih tetap bisa beribadah dan berdoa serta agar kasus-kasus seperti itu
cepat menurun.
Kekerasan terhadap orang Kristen di India meningkat. UCAN Indonesia. Jan 20, 2016.
http://indonesia.ucanews.com/2016/01/20/kekerasan-terhadap-orang-kristen-di-india-meningkat/
http://indonesia.ucanews.com/2016/01/20/kekerasan-terhadap-orang-kristen-di-india-meningkat/
Beberapa
pokok doa di atas adalah sedikit dari sekian banyak kejadian yang telah
menimpa gereja saat ini. Gereja dijual, gereja dibakar, gereja
dirobohkan, gereja dianiaya, dan lain sebagainya. Alkitab jelas memberikan peringatan kepada orang percaya dan gereja bila gereja akan mengalami ujian penderitaan dan turut menanggung salib Kristus.
Mungkin saat ini, gereja kita menjalani kehidupan dengan baik-baik saja
dan tidak ada masalah apa pun dan dengan siapa pun. Inilah kesempatan
bagi kita untuk berlutut bersama kepada Tuhan dan memohon belas kasih-Nya
agar menolong, menguatkan, dan meneguhkan setiap gereja yang saat ini
mengalami penindasan dan penganiayaan. Apabila banyak gereja yang hari
ini sedang menangis karena tengah menanggung penderitaan, seharusnya
semua gereja di bumi juga turut menanggung dukacita yang sama sebagai
satu tubuh di dalam Kristus. Bila tidak ada hal besar yang dapat Anda
kerjakan, maka berdoalah dengan hati yang begitu mengasihi. Carilah
informasi mengenai keadaan gereja-gereja di beberapa tempat hari ini dan
bawalah itu di dalam jam-jam doa Anda. Apakah Anda bersedia? Kiranya
hati kita semua boleh terbuka untuk mulai berdoa bagi banyak gereja.
Tuhan Yesus memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar