Bagaimana Menjadi Seorang Mobilisator Doa Syafaat Suku-suku Terabaikan
Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur. Berdoa jugalah untuk kami, supaya Allah membuka pintu untuk pemberitaan kami, sehingga kami dapat berbicara tentang rahasia Kristus, yang karenanya aku dipenjarakan. Dengan demikian aku dapat menyatakannya, sebagaimana seharusnya. Kolose 4:2-4
Persyaratan utama: Seorang Mobilisator doa syafaat hidup dalam visi dan doa bagi suku terabaikan.
Kalau si mobilisator belum mendapat gaya hidup berdoa untuk suku-suku, ia tidak bisa mengerahkan orang lain. Seorang pendoa syafaat yang dengan penuh belas kasihan dan keprihatinan berseru kepada TUHAN dan menangisi suku-suku terabaikan menjadi seorang mobilisator (lihat juga Yehezkiel 9:4), karena ia tidak bisa tinggal seorang diri, tetapi dalam hatinya ada satu kerinduan untuk melibatkan orang Kristen lain dalam tugas yang mulia ini.
Mobilisasi doa syafaat terdiri dari empat aspek utama:
1. Menyadarkan - 2. Mencari informasi - 3. Menginspirasikan - 4. Melibatkan umat TUHAN secara praktis
1. Menyadarkan Umat Pendoa
a) Menjelaskan kepada umat Kristen lewat Firman-Nya tentang agenda TUHAN dan kerinduan TUHAN bahwa dalam Kerajaan-Nya akan semua suku bangsa dalam dunia ini terwakilkan.
b) Kalau suku-suku terabaikan tidak pernah mendengar Firman TUHAN bagaimana mereka bisa bertobat.
c) Setiap orang percaya sudah dipanggil menjadi imam dan berjuang sebagai seorang pendoa syafaat.
d) Kita sebagai orang Kristen memerlukan sasaran dan visi yang besar dan luas, yaitu bahwa akan ada gereja hidup dan misioner di mana saja di antara semua suku-suku terabaikan, wawasan ujung bumi.
e) Memberi keyakinan kepada orang Kristen bahwa dalam doa syafaat ada satu khasiat yang luar biasa.
2. Mencari informasi tentang realitas dari suku-suku terabaikan
a) Kumpulkan informasi tentang kehidupan, agama, adat, ekonomi, filsafat hidup mereka! Bagaimana jumlah populasi suku-suku terabaikan: ada yang terjangkau ada yang belum. Kristen dan gereja ada atau tidak di daerah tinggal mereka?
b) Banyak informasi tentang keberadaan suku-suku ada di terbitan-terbitan PJRN, karena itu seorang mobilisator ada cukup persediaan di rumahnya, supaya bisa diberikan kepada yang lain.
c) Si mobilisator membaca surat kabar dan majalah dengan peka, karena sering ada artikel tentang suku-suku di Indonesia, juga di TV ada seri daerah. Perlu kliping. Informasi ini langsung bisa menjadi pokok doa.
d) Malah ada buku-buku umum yang menceritakan tentang keadaan suku-suku, karena itu seorang mobilisator mencari buku-buku di toko dan di perpustakaan. Yang mempunyai hubungan dalam bidang akademis bisa mendapat skripsi, tesis dsbg. yang ditulis tentang suku tertentu.
e) Di INTERNET juga ada banyak informasi tentang suku-suku.
f) Surat-menyurat dengan hamba TUHAN yang melayani di lokasi.
g) Mencari berita tentang kemajuan dalam penginjilan di antara suku-suku terabaikan.
3. Menginspirasikan rekan sekerja Allah
a) Si mobilisator menceritakan tentang tantangan suku-suku terabaikan di mana saja ada kesempatan.
b) Ia memasukkan berita tentang suku-suku dalam pembicaraan pribadi, PA, khotbah, dan penulisan artikel.
c) Ia mengirim berita hangat tentang suku-suku lewat surat dan e-mail, termasuk kemajuan dalam penginjilan.
d) Ia menyiapkan cetakan/photocopy tentang keadaan suku dan pokok doa dan doa syukur dari mereka.
e) Visi dan inspirasi ini bisa dibagikan di berbagai seminar, pelatihan, atau pertemuan khusus.
f) Ia mempunyai kreativitas untuk meneruskan beban buat suku-suku terabaikan, sampai orang Kristen lain tertarik oleh tantangan ilahi ini. Kalau hati kita penuh, mulut kita akan meluap!
4. Melibatkan Umat Allah secara praktis
Sesudah seorang mobilisator sudah menyadarkan umat Kristen, mencari informasi dan menginspirasikan rekan sekerja TUHAN, sekarang ini perlu langkah-langkah secara praktis.
a) Memobilisasi doa dimulai dalam bentuk yang paling kecil, yaitu keluarga sendiri dan sanak saudara.
b) Sesudah itu di sel-sel dan persekutuan doa selain doa pergumulan peserta/keluarga dan gereja dimasukkan juga pokok-pokok doa suku-suku.
c) Informasi tentang suku-suku terabaikan diedarkan di antara anggota gereja lewat warta gereja atau bahan photocopy, agar seluruh jemaat menjadi pendoa syafaat suku-suku.
d) Menyelenggarakan satu hari doa dan puasa buat suku-suku terabaikan.
e) Hari Minggu dalam kebaktian bagus kalau suku-suku terabaikan juga ikut didoakan.
f) Secara kongkrit diadopsi satu suku/rumpun atau lebih: Memulai dengan mendoakan, mempeduli, melayani, memelihara, merawat mereka.
g) Kita tidak bisa mengerjakan seluruhnya sendiri, karena itu barisan pendoa syafaat harus diperlebar. Untuk itu sangat diperlukan satu usaha dari pihak kita yang kongkret:
aa. Membagikan/mengedarkan buku, brosur dan leaflet tentang pentingnya berdoa syafaat ke mana-mana, supaya Kristen yang lain digerakkan berdoa syafaat buat suku-suku. Membagikan juga ceramah-ceramah tentang doa syafaat STA. Masalah sering orang Kristen tidak sadar tentang tugas yang belum terselesaikan.
bb. Profil doa PJRN, buku doa, peta suku-suku dan bahan pokok doa lain, termasuk video dan power point, diedarkan seluas-luasnya antara orang Kristen di Indonesia, lewat ini jauh lebih banyak orang akan ikut berdoa syafaat. Perlu kreativitas, bagaimana cara, supaya lebih banyak orang Kristen mendapat bahan ini. Perlu juga membuat bahan sendiri, atau photocopy bahan pokok doa.
cc. Mengadakan Kebaktian/Seminar/Retreat/Lokakarya/Ceramah khusus tentang doa syafaat berdasarkan Alkitab secara jemaat, kota, dan regional, supaya orang Kristen ditantang dan juga lewat ini mendapat petunjuk tentang doa syafaat, khusus untuk suku-suku terabaikan.
dd. Mengadakan acara khusus: hari doa STA, malam doa STA, santapan pagi dengan doa syafaat STA.
ee. Ajak orang Kristen lain, lalu berdoa bersama dengan mereka. Cara ini paling efektif untuk merekrut orang lain menjadi pejuang doa, karena lewat berdoa bersama dengan orang Kristen lain, mereka akan belajar berdoa dan mendapat semangat dan inspirasi untuk terjun ke ladang doa syafaat.
ff. Mobilisasi: Sesuai kemampuan: memobilisasi dan merekrut pendoa baru sekota, sedaerah, seyayasan, seperguruan tinggi, atau sesinode gereja (misalnya: anggota Baptis dengan gereja Baptis di tempat lain) atau di antara kawan-kawan yang sudah tersebar di Indonesia.
gg. Mendirikan kelompok doa rumpun suku sebanyak mungkin. Supaya suku bangsa akan bisa bertemu dengan TUHAN diperlukan banyak Persekutuan Doa yang dengan orang setiawan mau mendoakan penginjilan antara mereka-mereka yang masih terabaikan. Karena itu, dirikan persekutuan-persekutuan doa khusus yang memfokuskan terhadap rumpun suku. Jangan ragu tentang hal ini. Yesus mau dimintakan dalam iman, berulang kali IA berkata, "Jadilah kepadamu menurut imanmu." (Matius 9:29) (Lihat juga Filipi 4:6).
Perencanaan Seorang Mobilisator Doa Syafaat
Mendirikan satu Persekutuan Doa Suku-suku Terabaikan (STA)
a) Persekutuan doa STA, mau memusatkan PD ini dalam gereja sendiri atau antargereja? Apakah Persekutuan doa STA khusus untuk anak muda, orang dewasa atau hamba TUHAN, ataukah untuk siapa saja?
b) Berapa sering diadakan persekutuan doa STA? Sekali seminggu, sekali dua minggu, sekali sebulan?
c) Mau diadakan di mana? Di rumah sendiri? di gereja? di tempat khusus lain?
d) Undangan: Harus dipikirkan siapa diundang - dari gereja sendiri, dari keluarga dan kawan sendiri, mau menjalankan undangan sekota/sedaerah?
e) Undangan: Cara mana mau dipakai: undangan secara tertulis dan dialamatkan kepada perorangan, undangan cetakan yang dibagi-bagikan, lewat telpon, e-mail, fax, kunjungan, warta gereja, iklan di majalah gereja, poster?
f) Mau mendoakan satu rumpun saja, atau satu daerah tertentu (seperti Kalimantan, Sulawesi, Sumatra), atau semua STA di Indonesia, malah dunia?
g) Pokok-pokok doa: Dari mana dapat pokok doa yang akan didoakan dalam persekutuan doa STA? Mau menulis setiap kali pokok doa sendiri, ataukah mau memakai bahan dari PJRN dan badan lain? Pokok doa perlu dipergandakan, agar semua peserta diberikan secara tertulis.
h) Mau surat-menyurat dengan tenaga di lapangan, dengan PJRN untuk minta tambahan pokok doa, dengan badan P.I.? Siapa akan menjalankan surat-menyurat ini?
i) Fasilitas yang ada atau akan dicari: Peta Indonesia, peta rumpun, peta dunia, buku-buku tentang STA, OHP, power point, video tentang STA dll.
j) Kreativitas: Membuat kalender, kartu Natal, gambar, brosur, kipas angin dll., semua dengan nama suku-suku dan pokok doa singkat secara umum di dalamnya.
Tantangan kita:
Apakah kita mendengar teriakan 127 suku yang masih terabaikan? Mereka mencari dengan berbagai cara kekudusan dan jalan masuk surga, tetapi mereka tidak ketemu, karena tidak mengetahui pintu dan jalan!
( Apa lagi kita harapkan? Mengapa kita masih menunggu? Lewat doa syafaat kita dan lewat mereka yang kita merekrut kita melibatkan diri dalam penginjilan di antara suku-suku di Indonesia dan kita akan melihat buah kekal! Mari kita menjadi orang yang mau mengasingkan sebagian dari waktu kita yang berharga khusus untuk mendoakan dan menggumuli penginjilan ini, supaya lebih banyak orang di antara suku-suku terabaikan akan mengerti keselamatan dalam Kristus dan masuk ke dalam KERAJAAN TUHAN.
Mazmur 126:5.6, Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar